Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Bentuk Edukasi saat Anak Diberi Uang, Cegah Jadi Materialistis

ilustrasi mengedukasi anak saat memberikan uang (pexels.com/RODNAE Productions)

Saat acara kumpul keluarga, biasanya ada saja yang memberi uang pada anak. Seperti kakek dan neneknya, juga paman dan tantenya. Terlepas orangtua sendiri menyetujui atau tidak pemberian uang seperti itu, wajib buat kamu tetap menghargainya.

Orangtua juga harus menularkan sikap tersebut pada anak. Tentu, tanpa mengabaikan adanya potensi bahaya di balik kebiasaan menerima pemberian uang dari keluarga. Lebih jelasnya, inilah enam bentuk edukasi yang wajib disampaikan orangtua, ketika anak mendapatkan atau diberi uang.

1. Ucapkan terima kasih berapa pun nilai uangnya

ilustrasi memberi uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mau anak diberi uang puluhan atau ratusan ribu rupiah, ia wajib berterima kasih. Jangan sampai anak senang bukan kepalang ketika memperoleh uang bernilai besar, lalu cemberut bila uangnya kecil. Untuk anak yang sudah mengerti nilai uang, hal ini harus ditekankan.

Beri penjelasan pada anak bahwa pemberian orang tak perlu dibandingkan dan disikapi secara berbeda. Baik kakek, nenek, om, maupun tantenya sama-sama memberi dengan dasar kasih sayang. Besaran pemberiannya sepenuhnya hak mereka, tapi berterima kasih adalah kewajiban anak.

2. Anjurkan uangnya untuk ditabung atau dipakai buat hal-hal yang bermanfaat

ilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/Anete Lusina)

Pengarahan dari orangtua penting untuk membangun sikap bijaksana anak terkait uang. Apa yang kalian ajarkan pada anak sejak ia kecil bakal membekas hingga masa dewasanya. Kalau kalian ingin anak kelak tidak menjadi pribadi yang boros, inilah saatnya.

Anjurkan ia supaya menabung seluruh uang yang diperoleh. Kalaupun anak ingin memakainya, pastikan tidak seluruhnya dan hanya digunakan untuk kebutuhan yang penting. Beri tahu anak, bahwa menghamburkan uang pemberian orang lain sama dengan tak menghargai kerja keras mereka dalam mendapatkannya.

3. Menghargai kepemilikan anak atas uang tersebut

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ketika di rumah kakek dan nenek, anak mengantongi sendiri uangnya. Akan tetapi, sampai di rumah sendiri kenapa orangtua memintanya dari anak seolah-olah uang itu milik kalian? Bisa jadi juga orangtua berkata hanya hendak menyimpankannya, supaya tak jatuh dan hilang selama anak bermain.

Namun, setibanya di rumah uang itu tidak dikembalikan pada anak. Bahkan, seandainya anak lupa akan uangnya, ini sikap yang tak mendidik dari orangtua. Kalian telah membohonginya bahkan mencuri uangnya. Bagaimana jika ternyata diam-diam anak bertanya-tanya, lalu kelak meniru kebiasaan kalian mengambil hak orang lain?

4. Tegas melarang anak berharap pemberian dari orang lain

ilustrasi mengedukasi anak (pexels.com/August de Richelieu)

Sekalipun di keluarga besar kebiasaan memberi uang pada anak-anak telah berjalan sejak dulu, pastikan anak kalian tak lantas berharap diberi apa pun oleh siapa pun. Sebab, orang di luar keluarga besar belum tentu punya kebiasaan yang sama. Pun suka berharap pemberian orang akan membuat anak malas berusaha.

Ia juga bakal menanggung rasa kecewa yang besar jika orang lain tidak memberinya sesuatu. Anak tetap harus punya semangat mengusahakan keinginan dan kebutuhannya secara mandiri. Justru kelak ia mesti menjadi pribadi yang senang berbagi, bukan cuma berharap diberi.

5. Juga jangan menghormati orang hanya dari sisi materi dan sikap royal mereka

ilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/cottonbro studio)

Seringnya anak diberi uang oleh orang-orang di sekitarnya dapat menjadi bumerang kalau orangtua tak mengiringinya dengan edukasi yang tepat. Dengan pemikiran yang belum matang, ia dapat terlalu cepat menyimpulkan, bahwa orang yang memberinya lebih banyak uang lebih pantas untuk dihormati.

Padahal, orang yang paling pelit pada anak pun tetap kudu dihormati. Sebab orang yang wajib menafkahi anak hanya kalian sebagai orangtuanya. Anggota keluarga yang lain tidak punya kewajiban memberikan apa pun pada anak.

6. Anak harus tetap selektif dalam menerima pemberian

ilustrasi mengedukasi anak (pexels.com/August de Richelieu)

Awalnya, anak tidak mengerti apa itu uang dan nilainya. Namun, paparan yang terus-menerus dengan uang akan membuatnya mengenal rasa senang yang ditimbulkan oleh uang serta pemberian lainnya. Waspadai potensi bahaya di baliknya.

Sebab, bisa saja anak mudah terpikat pada siapa pun yang mengimingi-iminginya dengan sesuatu. Bahkan, jika itu orang asing yang sama sekali tidak pernah dijumpainya sebelumnya. Anak bisa dengan mudah menjadi korban penculikan dan kejahatan. 

Buat aturan yang tegas dan konsisten buat mencegah hal ini menimpa anak. Misalnya, ia hanya boleh menerima uang dan pemberian lainnya saat orangtua ada di dekat anak. Bila tidak ada orangtua, anak tak boleh menerimanya karena kejahatan juga dapat dilakukan oleh orang yang cukup dekat dengannya.

Kebiasaan orang dewasa memberi uang pada anak-anak sebetulnya kurang baik. Kalian lengah sedikit saja dalam mendidik anak, ia bisa memiliki sifat materialistis. Hanya saja, orangtua juga tak dapat sepenuhnya melarang keluarga besar menghentikan tradisi ini. Pastikan kalian tidak melupakan enam poin edukasi di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us