5 Cara Mengajarkan Anak tentang Body Boundaries, Penting!

Sebagai orangtua, banyak hal yang harus diajarkan kepada anak. Salah satunya adalah kepemilikan tubuh atau body boundaries. Gak bisa dipungkiri, saat ini banyak bahaya yang datang dari luar. Orangtua tentunya gak bisa 24 jam mengawasi anak, terlebih ketika anak sedang bersekolah.
Body boundaries penting untuk diajarkan para orangtua kepada anaknya. Tujuannya agar anak mengetahui bagian tubuh mana saja yang bersifat privasi dan gak boleh disentuh sembarangan. Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan si kecil tentang body boundaries.
1. Biasakan untuk meminta izin sebelum melakukan sentuhan fisik kepada anak

Anak biasanya akan melakukan hal yang sering dilakukan oleh orangtuanya. Dengan kata lain, anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang terdekatnya. Oleh sebab itu, kamu dapat memulainya dengan membiasakan meminta izin ketika akan melakukan sentuhan fisik.
Melansir Quick and Dirty Tips, Nanika Coor, seorang psikolog klinis, memberi contoh kasus ketika memandikan atau mengganti pakaian si kecil. Cobalah lakukan gerakan atau sentuhan fisik secara perlahan.
Jika si kecil merasa gak nyaman, maka kamu bisa memberinya ruang dan waktu terlebih dahulu. Nanika Coor menambahkan, jika anak sudah tumbuh besar, maka bisa meminta izin sebelum memeluk, mencium, atau kontak fisik lainnya.
2. Kenalkan bagian tubuh yang privat kepada anak

Terkadang, terdapat beberapa orangtua yang merasa tabu ketika mengenalkan bagian privat kepada anak. Dilansir Today's Parent, Bonnie Schiedel, seorang content consultant, menyebutkan bahwa hindari menggunakan 'istilah lucu' untuk menamai bagian privasi. Misalnya seperti menggunakan istilah 'burung' atau 'titit' untuk menamai bagian kelamin.
"Cobalah menghindari memberikan istilah 'lucu' untuk alat kelamin dan bagian tubuh privasi lainnya. Kita harus membiasakan anak-anak merasa nyaman ketika berbicara tentang penis, vagina, dan vulva, agar mereka dapat memahami bagian tubuh tersebut secara akurat serta menerapkan batasan atas bagian tubuh tersebut," ujar Rachel Tomlinson, seorang psychologist dan child development expert, dikutip dari The Every Mom.
Maka, gak ada salahnya untuk mengenalkan anak tentang bagian tubuh tersebut menggunakan istilah aslinya, seperti vagina, penis, payudara, dan bokong. Hal itu dilakukan agar anak gak salah kaprah terhadap bagian-bagian tubuhnya yang privasi.
3. Bicarakan tentang batasan tubuh yang bersifat privat

Setelah anak mengetahui bagian tubuh mana saja yang privat, maka kamu bisa segera memberikan edukasi tentang batasan tubuh. Bonnie Schiedel menyebutkan, kamu dapat memberitahu anak bahwa alat kelamin, payudara, bokong, dan mulut merupakan bagian privat.
Bagian tersebut gak boleh disentuh oleh siapa pun tanpa izin. Kamu dapat memberitahu anak berulang kali, sampai anak benar-benar memahami bagian privat tersebut. Kamu juga dapat memanfaatkan beberapa waktu saat mengobrol untuk kembali membicarakan edukasi tentang batasan-batasan ini.
4. Praktik menetapkan batasan atau kepemilikan tubuh

Jika anak sudah memahami batasan tubuh yang privat, maka mulailah praktikkan untuk menetapkan batasan tersebut. Nanika Coor menyebutkan, ajarkan anak untuk tegas menolak orang lain yang sembarangan menyentuh tubuhnya. Beritahu anak bahwa tubuhnya adalah miliknya sendiri, sehingga dia mempunyai hak penuh atas tubuhnya.
Melansir Child Mind Institute, Rae Jacobson, seorang senior content writer, memberikan contoh praktik mengatur batasan untuk kepemilikan tubuh. Misalnya dengan mengajarkan anak mengatakan, "stop!" ketika bagian tubuh privasinya disentuh orang lain. Katakan juga pada anak, jika memang tubuhnya gak ingin disentuh, maka gak ada salahnya untuk menolak atau menjauh.
Hal tersebut didukung pula oleh Rachel Tomlinson yang menyebutkan bahwa orangtua harus mau dan mampu mengajarkan anak menolak dengan tegas ketika bagian tubuh privasinya disentuh tanpa izin.
"Kita perlu menciptakan kesempatan yang aman bagi anak-anak untuk berlatih mengatakan 'gak' kepada orang lain ketika bagian privasinya disentuh tanpa izin, termasuk kerabat terdekat seperti kakek atau nenek," tuturnya.
5. Ajarkan anak untuk menghormati batasan tubuh orang lain

Edukasi tentang body boundaries pun dilakukan agar anak mampu menghormati bagian privasi dari orang lain. Nanika Coor menjelaskan, cobalah ajarkan kepada anak untuk selalu meminta izin ketika akan melakukan sentuhan fisik dengan orang lain.
Beritahu juga jika orang lain merasa keberatan untuk melakukan kontak fisik, maka sebaiknya jangan lakukan tanpa izin. Dengan begitu, anak akan selalu menghormati bagian privat orang lain. Gak hanya itu, anak pun akan selalu meminta izin ketika ingin melakukan sentuhan fisik.
Itu dia beberapa cara yang dapat dilakukan para orangtua untuk mengajarkan body boundaries kepada anaknya. Jangan takut untuk mengajarkan edukasi terkait hal ini, agar anak mampu menjaga dirinya sendiri dan terhindar dari bahaya.