6 Tips Aman saat Anak Bermain, Harus Edukatif

Walaupun bermain adalah dunia anak, bukan berarti orangtua dapat membiarkan anak bermain apa saja tanpa batasan waktu dan pendampingan dari mereka atau pengasuhnya. Bagaimanapun, nalar anak masih jauh dari orang dewasa.
Jika tidak didampingi dan diperhatikan, bisa-bisa anak dalam bahaya. Oleh sebab itu, ikuti enam tips aman berikut ini saat anak bermain agar anak juga dapat sambil belajar. Simak dan terapkan, ya!
1. Harus edukatif

Orangtua tidak bisa mengandalkan mainan edukatif saja. Tanpa pengajaran dari orangtua, mainan-mainan tersebut menjadi kurang berguna. Berbagai balok mainan seperti di atas, misalnya.
Meski mainannya telah didesain untuk mengajarkan perbedaan warna dan ukuran, anak tak akan otomatis mengerti. Orangtua perlu mengajarkan hal tersebut pada anak. Sebaliknya, bila orangtua tidak mampu membeli banyak mainan edukatif, jangan sedih.
Semua permainan dengan alat seadanya juga bisa disisipi unsur-unsur edukasi, kok. Misalnya, membuat mobil-mobilan dari sandal yang rusak. Orangtua dapat mengajari anak cara membuat lingkaran roda yang sama dan memasangnya agar mobil-mobilan bergerak lancar.
2. Perhatikan keamanan mainan dan cara bermainnya

Mainan dengan ukuran terlalu kecil sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak. Anak kerap memasukkan apa saja ke mulut maupun lubang telinga dan hidung. Begitu juga mainan yang memiliki sisi cukup tajam.
Namun meski mainan anak sudah terbilang aman, orangtua atau pengasuh juga jangan lengah. Cara bermain yang keliru tetap dapat membahayakan anak. Misalnya, membiarkan mainannya tersebar yang dapat membuat anak tersandung dan membentur kerasnya lantai atau sudut meja.
3. Kenali teman-temannya

Mengenal siapa saja teman anak sangat penting terutama bila anak bermain di luar rumah. Jangan sampai ketika anak tak kunjung pulang, orangtua tidak tahu ia berada di mana dan dengan siapa.
Tak cukup nama dan alamat teman anak, orangtua juga perlu mengenali karakternya. Misalnya, teman anak ada yang sangat sensitif dan mudah menangis. Orangtua perlu memberi tahu anak agar ia lebih berhati-hati saat berinteraksi dengannya supaya temannya tidak menangis.
4. Jangan sampai lupa waktu

Walaupun semua anak suka bermain, jangan biarkan ia sampai lupa waktu. Di samping bermain, anak tentu punya tugas lain seperti belajar dan membantu orangtua. Bahkan anak juga butuh istirahat yang cukup.
Apabila sejak kecil anak tidak mengenal batasan waktu dalam bermain, tambah besar tambah sulit untuknya membuat prioritas. Bermain akan menempati posisi puncak dalam daftar prioritasnya dan ia menjadi makin malas belajar.
5. Ajarkan sportivitas

Di dalam beberapa permainan juga ada kompetisi. Bermain catur seperti dalam ilustrasi, misalnya. Permainan dengan unsur kompetisi seperti ini penting supaya anak belajar tentang strategi dan daya juang.
Akan tetapi jangan lupa untuk mengiringinya dengan latihan bersikap sportif. Anak tidak boleh cuma ingin menang terus dan tidak sanggup menerima kekalahan.
6. Anak yang masih terlalu kecil harus didampingi

Tindakan anak kecil kerap tidak terduga. Anak yang sedang suka merangkak seperti dalam ilustrasi, misalnya. Ia ditinggalkan sebentar untuk bermain di ruang tengah, saat orangtua kembali anak bisa-bisa sudah merangkak sampai jauh.
Menuju kolam ikan di halaman samping rumah, misalnya. Oleh karena itu, anak harus selalu dalam jangkauan pandangan orangtua atau pengasuhnya.
Menjaga keamanan anak selama bermain tidak berarti mengekangnya. Orangtua hanya perlu meningkatkan kewaspadaan sembari memberikan berbagai pemahaman untuk anak. Langsung saja diterapkan, ya!