6 Tips Mendidik Anak Agar Lebih Peka dan Berempati Tinggi, Catat!

- Anak dengan kepekaan dan empati tinggi perlu diajarkan strategi perawatan diri dan teknik mindfulness untuk mengatasi kewalahan emosi dari lingkungan sekitar.
- Orangtua harus membantu anak menetapkan batasan sehat, menjaga stres orangtua sendiri, dan memberikan waktu luang yang cukup untuk anak.
- Hindari kritik terhadap anak yang peka dan berempati tinggi, ciptakan lingkungan yang tenang, positif, dan mendukung pertumbuhan emosional mereka.
Mengasuh anak yang memiliki kepekaan dan empati tinggi adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan sekaligus kebahagiaan. Anak-anak dengan sifat ini sering kali memiliki kemampuan untuk merasakan emosi orang lain secara mendalam, namun juga rentan terhadap tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Bagi orangtua, memahami kebutuhan unik mereka menjadi kunci untuk menciptakan pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Bagaimana caranya menciptakan pendekatan yang tepat dalam mendidik anak yang mudah peka dan berempati tinggi? Yuk, cari tahu lebih lanjut lewat artikel berikut ini!
1. Bantu anak mengelola stres

Anak-anak dengan empati yang tinggi sering kali menyerap emosi dari lingkungan sekitar, yang dapat menyebabkan mereka merasa kewalahan. Untuk mengatasinya, ajarkan mereka strategi perawatan diri dan teknik mindfulness, seperti latihan pernapasan dalam atau meditasi sederhana untuk membantu menenangkan pikiran.
Orangtua juga bisa menyediakan waktu dan ruang yang tenang di rumah sebagai tempat bagi anak untuk menenangkan diri ketika mereka merasa terlalu terstimulasi. Selain itu, penting bagi orangtua untuk menjaga tingkat stres mereka sendiri karena emosi orangtua dapat memengaruhi anak.
2. Ajarkan anak menetapkan batasan

Anak dengan tingkat empati yang tinggi cenderung mendahulukan kebutuhan orang lain, yang kadang membuat mereka sulit berkata "tidak" atau menetapkan batasan sehat. Orangtua dapat membantu anak memahami pentingnya menjaga kesejahteraan diri dengan cara mengenali emosi mereka sendiri dan belajar berkata "tidak" tanpa merasa bersalah.
Berikan contoh melalui perilaku sehari-hari, seperti menunjukkan bagaimana menetapkan batasan dengan sopan tetapi tegas. Dorong anak untuk sering mengevaluasi perasaan mereka sendiri dan memastikan bahwa mereka tidak merasa terbebani oleh kebutuhan orang lain.
3. Mengurangi jadwal anak yang padat

"Pastikan anak memiliki waktu luang yang cukup untuk dirinya sendiri dan hindari membuat jadwal mereka terlalu padat dengan berbagai aktivitas," jelas Judith Orloff, MD, seorang psikiater dan penulis The Empath's Survival Guide, dilansir Parents.
Anak-anak dengan sifat ini cenderung mudah merasa kewalahan jika terlalu banyak aktivitas yang harus dijalani. Orangtua dapat membantu dengan menyusun jadwal yang lebih fleksibel, memberikan anak waktu luang untuk beristirahat atau menikmati kegiatan yang mereka sukai tanpa tekanan.
Mengurangi jumlah aktivitas ekstrakurikuler atau memastikan waktu kosong di sela-sela kegiatan akan membantu mereka mengelola energi emosional dan fisik dengan lebih baik. Selain itu, waktu luang yang cukup memungkinkan anak untuk mengeksplorasi minatnya sendiri, merasa lebih rileks, dan memulihkan diri dari stimulasi berlebihan.
4. Jangan mengkritik anak

"Jangan katakan kepada anak bahwa mereka 'terlalu sensitif' dan perlu berubah," saran Dr. Orloff.
Menghindari kritik terhadap anak yang peka dan berempati tinggi adalah langkah penting dalam mendukung perkembangan emosional mereka. Alih-alih menilai mereka sebagai "terlalu sensitif" atau meminta mereka untuk berubah, fokuslah pada cara mengapresiasi keunikan mereka.
Jelaskan bahwa kemampuan mereka untuk merasakan emosi secara mendalam adalah sebuah kelebihan, bukan kelemahan. Ketika anak menghadapi perasaan yang berat, ciptakan ruang yang aman bagi mereka untuk berbicara dan berbagi tanpa rasa takut dihakimi.
5. Mengurangi gangguan dan keramaian

Anak-anak dengan sensitivitas tinggi sering merasa kewalahan oleh lingkungan yang bising atau ramai, seperti toko yang penuh sesak atau acara dengan banyak orang. Oleh karena itu, orangtua disarankan untuk mengatur waktu kunjungan ke tempat-tempat umum pada saat lebih sepi atau memilih lokasi yang lebih tenang.
Hindari membawa anak ke situasi yang terlalu hiruk-pikuk, seperti konser besar atau kerumunan yang dapat memicu stres atau kelelahan emosional. Dengan menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan terkontrol, anak akan merasa lebih nyaman dan mampu menghadapi dunia di sekitar mereka dengan lebih percaya diri dan tenang.
6. Ciptakan lingkungan yang positif

Menciptakan lingkungan yang penuh dengan energi positif juga menjadi salah satu cara terbaik untuk mendukung anak yang peka dan berempati tinggi. Anak-anak ini sangat sensitif terhadap suasana hati dan emosi orang di sekitar mereka, sehingga penting bagi orangtua untuk memastikan mereka dikelilingi oleh orang-orang yang memberikan dukungan dan semangat.
Pilih lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan emosional mereka, seperti keluarga, teman, atau komunitas yang menghargai perasaan mereka. Hindari situasi yang dipenuhi kritik atau konflik karena hal ini dapat membuat anak merasa tertekan.
Anak yang peka dan berempati tinggi memiliki potensi luar biasa untuk memahami dunia dengan cara yang mendalam dan penuh kasih. Dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, berdaya, dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan mereka.