Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Catat! 7 Tips Mengelola Emosi agar Tidak Melampiaskannya ke Anak

ilustrasi ibu lelah dengan kelakukan anak
ilustrasi ibu lelah dengan kelakukan anak (freepik.com)
Intinya sih...
  • Kenali pemicu emosi untuk lebih waspada.
  • Ambil jeda sebelum merespon untuk mencegah ledakan emosi spontan.
  • Komunikasikan perasaan dengan jujur dan kelola stres dengan aktivitas positif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi orang tua adalah perjalanan penuh tantangan yang tidak jarang menguras emosi. Di tengah tekanan kehidupan sehari-hari, mudah bagi seseorang untuk kehilangan kendali dan tanpa sadar melampiaskan amarah kepada anak.

Ini menjadi topik yang menarik karena kesehatan mental orang tua berdampak langsung pada anak. Nah, agar hal ini tidak terjadi, penting bagi orang tua untuk memiliki cara-cara praktis dalam mengelola emosi secara sehat dan bijak. Yuk, simak beberapa tips di bawah ini!

1. Kenali pemicu emosi

ilustrasi seorang ibu yang sedang menatap anaknya
ilustrasi seorang ibu yang sedang menatap anaknya (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Setiap orang memiliki pemicu emosinya sendiri, seperti kelelahan, stres pekerjaan, atau konflik pribadi. Dengan mengenali apa yang biasanya membuat kamu marah atau kesal, Kamu bisa lebih waspada ketika situasi serupa muncul. Kesadaran ini adalah langkah awal untuk mengendalikan reaksi emosional sebelum dilampiaskan ke anak.

2. Ambil jeda sebelum merespon

ilustrasi seorang ibu yang sedang mengelola emosinya
ilustrasi seorang ibu yang sedang mengelola emosinya (pexels.com/Yan Krukau)

Saat merasa emosi memuncak, beri diri waktu sejenak untuk menenangkan diri. Kamu bisa menarik napas dalam, menghitung sampai sepuluh, atau menjauh sebentar dari situasi yang membuat stres. Teknik sederhana ini membantu mencegah ledakan emosi spontan kepada anak.

3. Komunikasikan perasaan dengan jujur

ilustrasi seorang ibu yang sedang berkomunikasi dengan anaknya
ilustrasi seorang ibu yang sedang berkomunikasi dengan anaknya (pexels.com/Kampus Production)

Alih-alih memendam atau meledakkan emosi, biasakan mengungkapkan perasaanmu secara terbuka namun tetap sopan. Misalnya, katakan "Ibu sedang lelah sekarang, bolehkah kamu bermain sebentar sendiri?" Ini mengajarkan anak bahwa emosi bisa disampaikan tanpa menyakiti orang lain.

4. Kelola stres dengan aktivitas positif

ilustrasi mendengarkan lagu dengan headphone
ilustrasi mendengarkan lagu dengan headphone (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Menyalurkan stres melalui aktivitas yang menyenangkan atau menenangkan seperti olahraga ringan, menulis jurnal, atau mendengarkan musik bisa membantu menjaga emosi tetap stabil. Saat orang tua merasa lebih rileks, mereka cenderung lebih sabar dalam menghadapi anak. Keseimbangan emosional orang tua berdampak besar pada pola asuh yang sehat.

5. Tidur dan istirahat yang cukup

ilustrasi wanita sedang tidur
ilustrasi wanita sedang tidur (vecteezy.com/benzoix)

Kurang tidur bisa memperburuk emosi dan menurunkan toleransi terhadap stres. Orang tua yang cukup istirahat biasanya lebih tenang dan mampu berpikir jernih dalam menghadapi tantangan pengasuhan. Prioritaskan istirahat agar energi emosional tetap terjaga.

6. Bangun dukungan emosional

ilustrasi orang tua yang memeluk anaknya
ilustrasi orang tua yang memeluk anaknya (pexels.com/Vlada Karpovich)

Berbagi cerita atau keluh kesah dengan pasangan, teman, atau komunitas parenting bisa sangat membantu. Dukungan dari orang lain membuatmu merasa tidak sendirian dan bisa mendapatkan perspektif baru. Kadang, hanya dengan didengar pun emosi sudah terasa lebih ringan.

7. Belajar dari setiap ledakan emosi

ilustrasi keluarga bahagia yang berbaring di tempat tidur
ilustrasi keluarga bahagia yang berbaring di tempat tidur (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika kamu pernah melampiaskan emosi ke anak, bukan berarti gagal menjadi orang tua. Gunakan momen itu sebagai pembelajaran untuk mengenali kelemahan dan memperbaiki diri. Minta maaf pada anak dan tunjukkan bahwa kamu berusaha menjadi lebih baik, karena ini juga mengajarkan mereka tentang tanggung jawab emosional.

Mengelola emosi bukanlah hal yang instan, tetapi setiap langkah kecil yang diambil untuk menjadi orang tua yang lebih sadar emosi adalah bentuk cinta terbesar untuk anak. Dengan berlatih secara konsisten, kamu tidak hanya menjaga kesehatan mental pribadi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih bagi tumbuh kembang anak. Ingatlah, anak belajar dari cara kita merespons dunia, termasuk dalam mengelola emosi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

PAPK TNI 2025 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya di Sini!

22 Sep 2025, 17:05 WIBLife