Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Akibat Tidak Membicarakan Keputusan Penting dengan Keluarga, Curiga!

ilustrasi bersepakat (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi bersepakat (pexels.com/Thirdman)

Salah satu ciri kedewasaan memang kemampuan membuat keputusan secara mandiri. Kamu tidak lagi mudah bingung apalagi menggantungkan diri pada arahan orang lain. Akan tetapi, berapa pun usiamu sekarang tetap ada hal-hal yang gak boleh diputuskan secara sepihak.

Salah satunya ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan keluargamu. Mereka akan terdampak oleh keputusanmu. Atau, dirimu membawa nama baik keluarga. Keluarga di sini tak terbatas pada pasangan serta anak.

Bisa juga orangtua dan kakak atau adikmu. Seharusnya kalian berembuk serta memutuskan bersama-sama. Bukan kamu melangkah sendiri padahal masalahnya menyangkut mereka. Ada harga mahal yang harus dibayar olehmu kalau tidak mengindahkannya. Seperti di bawah ini.

1. Mereka merasa tidak dianggap sebagai keluarga

ilustrasi dua orang (pexels.com/Alex Dugquem)
ilustrasi dua orang (pexels.com/Alex Dugquem)

Keluarga adalah orang-orang yang paling pantas diajak berdiskusi olehmu. Utamanya saat suatu persoalan berkaitan dengan mereka. Apa pun alasanmu, tidak bisa dibenarkan jika dirimu melewatkan mereka dengan mengambil keputusan secara sepihak.

Pun tidak ada situasi darurat yang mendesakmu buat secepatnya mengambil keputusan. Keluarga yang terlambat mengetahui bahwa dirimu sudah mengambil sikap pasti merasa dikhianati. Bagi mereka seakan-akan dirimu tidak lagi memedulikan hubungan persaudaraan kalian.

Tambah menyakitkan kalau kamu malah merumuskan keputusan itu bersama orang lain. Seolah-olah dirimu lebih percaya padanya ketimbang keluarga sendiri. Pikir mereka, apakah kamu ingin mengganti keluarga dengan orang lain?

2. Mereka tak mau tahu lagi tentang urusan itu

ilustrasi percakapan (pexels.com/PNW Production)
ilustrasi percakapan (pexels.com/PNW Production)

Jangan menganggap remeh perasaan terluka yang ditanggung keluargamu. Mereka merasa tidak dihargai apalagi dibutuhkan olehmu. Kamu telah bersikap masa bodoh terhadap mereka. Maka mereka pun akan melakukan hal yang sama padamu.

Caranya dengan mereka menutup mata serta telinga atas segala hal yang berkaitan dengan keputusanmu kemarin. Dirimu mencoba membicarakannya pun telah dianggap terlambat. Gak ada gunanya lagi bagi mereka. Sekali mereka merasa diabaikan mending selamanya tak ikut campur.

3. Kemungkinan kamu salah dan timbul masalah lebih besar

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Luis Ruiz)
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Luis Ruiz)

Seharusnya kamu merasa sangat beruntung mempunyai keluarga yang bisa diajak berdiskusi. Jangan malah dirimu menganggap mereka cuma bikin ribet karena belum tentu setuju denganmu. Justru ketidaksetujuan itu patut diperhatikan.

Pasti ada alasan kuat yang melatarbelakanginya. Hal-hal yang tidak diperhatikan olehmu ternyata menjadi fokus mereka. Kalau pendapat mereka yang lain bahkan menentangmu dihindari dengan cara kamu bikin keputusan sepihak, risikomu lebih besar.

Dirimu boleh jadi sedang melangkah menuju bahaya. Keputusan yang awalnya diambil penuh percaya diri bakal menjadi bom waktu. Ketika itu meledak, apakah dirimu punya muka untuk meminta bantuan keluarga yang telanjur diabaikan?

4. Sulit untuk mereka kembali memercayaimu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi percakapan (pexels.com/Jonathan Borba)

Hanya ada satu cara untuk membangun kepercayaan. Yaitu, dengan kamu menjaga keterbukaan atau transparansi. Apalagi terhadap keluarga sendiri dan dalam perkara yang berkaitan dengan mereka.

Tidak ada pembenaran untuk sikap menutupi apa pun. Jangan berharap keluarga melupakan begitu saja rekam jejakmu yang pernah atau bahkan suka mengambil keputusan sepihak. Itu akan menjadi nilai merah yang membuat mereka sukar memercayaimu kembali.

Hindari sikap seakan-akan dirimu menganggap keluarga terlalu polos dan akan selalu mau memaafkanmu. Kepercayaan mereka sangat mahal. Bukan mereka yang tak mau kasih kamu kepercayaan. Akan tetapi, dirimu yang tidak bisa dipercaya.

5. Awal konflik yang sukar diselesaikan untuk selamanya

ilustrasi cekcok (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi cekcok (pexels.com/Liza Summer)

Sikap tidak jujur memicu trust issue. Bila rasa percaya terhadap dirimu telanjur rendah, kecurigaan serta kesalahpahaman mudah terjadi. Maksudmu di balik keputusan itu barangkali juga tidak buruk.

Seperti dirimu hanya ingin mempersingkat proses pengambilan keputusan. Akan tetapi, tetap saja mereka merasa dilangkahi olehmu. Mereka dapat mengembangkan sikap anti padamu.

Apa pun penjelasanmu kemudian sukar diterima. Setiap ucapan dan tindakanmu akan terus diwaspadai. Kamu gak bakal nyaman dengan situasi begini. Kalian akan lebih sering cekcok dibandingkan ketika keputusan penting diambil sepengetahuan mereka.

6. Mereka tak mau mengikuti keputusanmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu akan menghadapi aksi pembangkangan yang tentu tidak diharapkan terjadi. Keluarga yang merasa tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan berusaha buat melawan. Tujuannya agar rencanamu gagal total.

Keputusan sepihakmu menjadi sia-sia karena tidak terlaksana. Bila dirimu ingin keputusan yang diambil dipatuhi bersama, wajib untukmu mendengarkan suara mereka. Bukan kamu sibuk dengan jalan pikiranmu sendiri.

Bahkan bila keputusan itu tak terlalu buruk, caramu memutuskan yang bikin mereka gak suka. Kamu tidak memberi mereka kesempatan berpendapat. Mereka pun merasa ogah menjadi pelaksana. Sebab jika mereka melakukan keputusanmu sama dengan membuatmu paling berkuasa.

Kamu hanya boleh mengambil keputusan sendiri kalau suatu urusan 100 persen tak berkaitan dengan orang lain. Contohnya, dirimu lajang tanpa tanggungan, sudah punya banyak tabungan, dan ingin pindah kerja. Hal tersebut dapat diputuskan tanpa berdiskusi dengan siapa pun. Namun, selama persoalannya berhubungan dengan keluarga hindari bikin keputusan sepihak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ide Dekorasi Rumah dengan Barang Bekas yang Tetap Estetik

09 Sep 2025, 23:12 WIBLife