Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Tips Bantu Anak Hadapi Hari Pertama Sebagai Murid Baru

ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/thirdman)
ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/thirdman)
Intinya sih...
  • Validasi perasaan anak saat menjadi murid baru agar merasa dimengerti dan siap menghadapi situasi baru.
  • Buka komunikasi dengan anak, berbagi pengalaman pribadi, dan beri penutup yang baik dengan sekolah lama.
  • Cari tahu tentang sekolah baru, latihan peran sebelum hari H, rayakan hari pertama dengan cara yang tepat, biarkan pertemanan mengalir alami, dan latih kesabaran dalam proses adaptasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hari pertama sekolah selalu jadi momen penuh rasa deg-degan, apalagi kalau anak harus masuk sebagai murid baru. Situasi yang asing, teman-teman yang belum dikenal, hingga rutinitas berbeda bisa membuat anak merasa cemas. Di sinilah peran orangtua sangat penting untuk memberi dukungan dan memastikan anak menjalani transisi ini dengan lebih percaya diri.

Jangan khawatir, meski terlihat menantang, ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk membuat hari pertama anak lebih mudah. Mulai dari validasi perasaan mereka sampai melatih peran di rumah, semua langkah ini bisa membantu anak merasa siap menghadapi pengalaman barunya. Yuk, simak tips lengkapnya berikut ini!

1. Validasi perasaan anak

ilustrasi mama dan anak melakukan percakapan (pexels.com/rdne)
ilustrasi mama dan anak melakukan percakapan (pexels.com/rdne)

Saat anak menjadi murid baru, wajar kalau mereka merasakan campuran emosi, seperti senang, gugup, atau bahkan sedih. Alih-alih mengabaikan, orangtua sebaiknya mengakui semua perasaan itu agar anak merasa dimengerti. Hadir sebagai pendengar juga penting supaya anak tahu bahwa mereka punya tempat aman untuk berbagi.

Dengan begitu, anak akan merasa lebih siap menghadapi situasi baru tanpa menekan emosi yang mereka alami. Cobalah katakan bahwa semua perasaan itu normal dan dialami banyak orang. Dukungan sederhana dari orangtua bisa menjadi pijakan kuat agar anak lebih percaya diri di hari pertamanya.

2. Buka komunikasi sejak awal

ilustrasi ayah dan anak sedang berbincang (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi ayah dan anak sedang berbincang (pexels.com/cottonbro)

Setelah mengakui perasaan anak, penting untuk membuka ruang diskusi tentang apa yang mereka khawatirkan. Dorong anak bercerita dan tanyakan apa yang membuat mereka paling cemas soal sekolah baru. Cara ini membantu mereka merasa didampingi dalam setiap langkah.

“Dorong anak bicara tentang rasa takutnya dan yakinkan mereka bahwa kamu ada untuk mendukung di setiap langkah dengan empati dan pengertian,” kata Christopher Paul Jones, penulis sekaligus spesialis fobia, dilansir Parents.

Kamu juga bisa berbagi pengalaman pribadi saat pernah jadi anak baru agar mereka merasa tidak sendirian. Percakapan seperti ini bisa memperkuat ikatan emosional sekaligus menurunkan rasa khawatir anak.

3. Beri penutup yang baik dengan sekolah lama

ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/katerina-holmes)
ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/katerina-holmes)

Perpisahan dengan sekolah lama adalah bagian penting dari proses adaptasi. Biarkan anak memilih cara mereka mengucapkan selamat tinggal, entah dengan memeluk guru favorit atau berjalan sekali lagi di lorong sekolah. Tindakan sederhana ini membantu anak menutup satu bab sebelum membuka bab baru.

Menurut Amy Mezulis, MD, co-founder sekaligus chief clinical officer Joon, dilansir Parents, perpisahan bisa dibuat lebih berkesan dengan momen kecil yang berarti. Misalnya, memberi kesempatan anak memeluk guru terakhir kali atau berjalan menyusuri lorong sekolah. Kenangan sederhana seperti ini ditambah album foto kecil akan memberi anak ingatan manis yang bisa menyemangati mereka saat masuk ke sekolah baru.

4. Cari tahu tentang sekolah baru

ilustrasi ibu dan anak menggunakan laptop (pexels.com/nicolabarts)
ilustrasi ibu dan anak menggunakan laptop (pexels.com/nicolabarts)

Mengenalkan anak pada sekolah barunya bisa dimulai dengan mencari informasi sebanyak mungkin. Orangtua bisa bersama-sama membuka situs resmi sekolah, membaca aturan, serta menjelaskan rutinitas dan kegiatan yang akan dijalani. Dengan begitu, anak merasa lebih siap menghadapi hal-hal baru tanpa harus dihantui rasa takut yang berlebihan.

Selain itu, mengajak anak langsung berkunjung ke sekolah sebelum hari pertama juga sangat bermanfaat. Mereka bisa melihat ruang kelas, lorong, hingga halaman sehingga suasana terasa lebih akrab. Cara sederhana ini mampu memberi rasa aman karena anak tahu apa yang dihadapi dan merasa sekolah bukan lagi tempat asing.

5. Latihan peran sebelum hari H

ilustrasi anak menulis (pexels.com/mariaturkmani)
ilustrasi anak menulis (pexels.com/mariaturkmani)

Melatih anak melalui permainan peran bisa jadi cara efektif untuk mengurangi rasa cemas. Gunakan boneka atau mainan untuk menciptakan suasana kelas, lalu ajak anak berlatih memperkenalkan diri atau mengangkat tangan saat ingin bertanya. Latihan ini membuat anak lebih percaya diri ketika menghadapi situasi nyata.

“Biarkan anak berlatih bagaimana memperkenalkan diri, mengangkat tangan untuk bertanya, atau duduk di samping teman baru saat story time,” Jody LeVos, PhD, chief learning officer di Begin, dilansir Parents.  

Selain itu, kamu juga bisa membuat momen spesial sebelum hari pertama, seperti memilih tas baru bersama. Hal-hal kecil ini bisa memberi kesan positif dan mengurangi ketegangan anak.

6. Rayakan hari pertama dengan cara yang tepat

ilustrasi ibu dan anak menghabiskan waktu bersama (pexels.com/nicolabarts)
ilustrasi ibu dan anak menghabiskan waktu bersama (pexels.com/nicolabarts)

Menurut Mezulis, hari pertama sekolah baru adalah momen penting, tapi cara merayakannya sebaiknya disesuaikan dengan karakter anak. Ada yang suka sarapan spesial, kartu ucapan, atau foto bersama, namun ada juga yang lebih nyaman dengan suasana sederhana. Yang terpenting adalah memberi dukungan sesuai kebutuhan anak.

Persiapkan segala hal sejak malam sebelumnya, seperti pakaian dan bekal, agar pagi hari terasa lebih tenang. Tambahkan juga sentuhan personal seperti hadiah kecil atau kata-kata penyemangat. Dengan begitu, anak akan berangkat sekolah dengan perasaan lebih ringan dan penuh percaya diri.

7. Biarkan pertemanan mengalir alami

ilustrasi anak sedang belajar menggunakan laptop (pexels.com/ron-lach)
ilustrasi anak sedang belajar menggunakan laptop (pexels.com/ron-lach)

Jangan terlalu memaksa anak cepat-cepat punya teman baru. Anak biasanya akan menemukan teman melalui kegiatan sehari-hari di kelas, olahraga, atau klub. Tugas orangtua adalah mendukung anak untuk aktif berpartisipasi, bukan menekan mereka untuk segera akrab.

"Hal terbaik yang bisa dilakukan anak untuk sukses di sekolah baru adalah ikut berpartisipasi; sisanya akan mengikuti dengan sendirinya," kata Dr. Mezulis.

Mendorong anak mencoba satu kegiatan baru di sekolah bisa membantu membuka jalan untuk pertemanan. Jika mereka masih ragu, kamu bisa memberikan waktu beberapa minggu hingga menemukan aktivitas yang cocok. Proses ini akan terasa lebih alami dan tidak membuat anak terbebani. 

8. Latih kesabaran dalam proses adaptasi

ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/augustderichelieu)
ilustrasi orangtua menasihati anak (pexels.com/augustderichelieu)

Menyesuaikan diri di sekolah baru memang butuh waktu, jadi jangan buru-buru berharap anak langsung nyaman. Ada anak yang cepat akrab, tapi ada juga yang butuh waktu lebih lama untuk merasa cocok dengan lingkungannya. Kesabaran orangtua menjadi kunci dalam mendampingi anak di masa ini.

Amy Mezulis, menekankan agar orangtua tidak menularkan rasa cemas mereka sendiri kepada anak saat menghadapi masa transisi. Penelitian menunjukkan, rata-rata anak memerlukan waktu sekitar dua bulan untuk bisa beradaptasi secara sosial, akademis, dan perilaku. Karena itu, penting memberi anak kesempatan menyesuaikan diri dengan tenang tanpa tekanan berlebihan.

Setiap anak punya cara berbeda untuk beradaptasi, jadi biarkan prosesnya berjalan alami. Dengan pendampingan yang sabar, hari pertama sekolah bukan lagi jadi momok menegangkan, tapi pengalaman berharga yang bisa bikin anak lebih kuat. Jadi, sudah siap dampingi si kecil di momen penting ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us