“Tidak ada kata terlalu dini untuk memulai, bahkan kamu tidak harus menunggu sampai bayi lahir,” kata Janet Cooper, seorang terapis bicara dan bahasa, dikutip dari BBC. “Bayi bisa mendengar sejak usia 24 minggu dalam kandungan,” tambahnya.
7 Cara Bikin Bedtime Reading Jadi Momen Favorit Anak

Membacakan cerita sebelum tidur bukan cuma ritual manis, tapi juga kesempatan mempererat hubungan dengan anak. Momen ini bisa jadi saat yang paling mereka tunggu kalau kamu tahu cara membuatnya lebih seru dan berkesan. Dengan beberapa trik sederhana, bedtime reading bisa berubah dari rutinitas biasa menjadi bonding time yang hangat.
Agar anak makin semangat, kamu perlu menciptakan suasana nyaman yang bikin mereka betah mendengarkan cerita. Aktivitas ini juga membantu mereka lebih rileks setelah seharian beraktivitas. Yuk intip beberapa cara mudah yang bisa kamu coba di rumah!
1. Mulai dari usia dini

Membiasakan anak dengan buku sejak kecil membuat mereka melihat membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan. Bahkan bayi yang baru bisa melihat gambar sederhana pun sudah bisa menikmati visual dari buku cerita. Semakin dini kamu mulai, semakin besar peluang mereka mencintai momen ini di kemudian hari.
Selain itu, membacakan cerita sejak usia dini membantu anak mengenali suara dan intonasi orangtua. Kedekatan emosional yang terbangun membuat bedtime reading jadi waktu yang mereka tunggu-tunggu. Mereka akan merasa aman dan nyaman setiap kali mendengar suara kamu bercerita.
2. Pilih waktu yang tepat

Bedtime reading harus dilakukan pada saat anak sudah lebih tenang dan siap fokus. Janet Cooper menyarankan agar tidak memaksa anak membaca ketika mereka masih aktif atau rewel karena hasilnya tidak akan maksimal. Pilih waktu ketika suasana sudah rileks agar mereka bisa menikmati cerita dengan nyaman.
Kamu juga bisa menyesuaikan waktu membaca sesuai ritme harian anak. Ada anak yang lebih suka mendengarkan cerita sebelum tidur, tapi ada juga yang lebih fokus di siang hari. Yang penting, kamu dan anak sama-sama menikmati momen tersebut tanpa tekanan.
3. Buat suasana yang nyaman

Suasana yang hangat dan minim distraksi dapat membuat anak lebih mudah larut dalam cerita. Matikan TV dan kurangi suara bising agar perhatian mereka benar-benar terarah ke buku. Kamu bisa menggunakan lampu redup untuk menciptakan vibe yang menenangkan.
Posisi duduk atau berbaring juga penting supaya anak nyaman. Baca buku dalam jarak yang pas agar mereka bisa melihat gambar dengan jelas. Ketika mereka merasa nyaman secara fisik, mereka lebih menikmati setiap cerita yang kamu bacakan.
4. Ulangi cerita favorit mereka

Anak-anak sering meminta buku yang sama berkali-kali, dan itu hal yang wajar. Repetisi membantu mereka memahami alur, mengenali kata-kata baru, dan merasa percaya diri saat menebak bagian selanjutnya. Walau kamu mungkin bosan, ingat bahwa pengulangan ini baik untuk tumbuh kembang mereka.
“Balita memang sering meminta membaca buku yang sama berulang kali,” ujar Dr. Laura Phillips, PsyD, seorang neuropsikolog, dikutip dari Child Mind Institute. “Kebiasaan ini wajar karena pengulangan membantu mereka memahami dan menguasai Bahasa,” tambahnya.
Ketika cerita sudah familiar, kamu bisa bermain-main dengan sedikit variasi. Misalnya mengubah kata tertentu dan melihat apakah mereka menyadarinya. Kegiatan ini bisa melatih kemampuan mendengar sekaligus membuat sesi membaca semakin seru.
5. Gunakan intonasi dan ekspresi

Intonasi suara jadi kunci untuk membuat cerita terasa hidup. Kamu tidak harus menjadi aktor, tapi menambahkan naik turun suara atau bisikan kecil bisa membuat anak terpukau. Mereka akan lebih terlibat ketika kamu menceritakan karakter dengan cara yang menarik.
“Semakin seru kamu membacakan cerita, semakin seru pula anak menikmatinya. Kualitas interaksi jauh lebih penting daripada cerita itu sendiri,” kata Janet Cooper.
Memberi ekspresi pada karakter juga bisa menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan. Gunakan suara besar untuk karakter raksasa atau suara kecil untuk tokoh hewan mungil. Variasi ini membuat cerita lebih mudah dipahami anak dan terasa lebih nyata.
6. Libatkan anak dalam proses membaca

Ajak anak ikut menyebutkan kata atau menyelesaikan kalimat yang mereka ingat. Banyak buku anak memiliki pola rima yang memudahkan mereka untuk ikut terlibat. Ketika mereka merasa terlibat, rasa percaya diri mereka dalam berbahasa juga ikut meningkat.
“Dari sudut pandang terapi wicara dan bahasa, pastikan bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat usia anak. Jika bahasanya terlalu sulit, mereka akan cepat kehilangan minat, jadi sederhanakan kalimat sesuai kemampuan mereka,” kata Janet Cooper.
Selain itu, beri ruang untuk mereka bertanya atau mengekspresikan rasa penasaran. Walau waktu tidur semakin dekat, menjawab pertanyaan mereka bisa menumbuhkan rasa ingin tahu yang sehat. Interaksi kecil seperti ini membuat momen reading terasa lebih personal dan hangat.
7. Biarkan momen ini tetap menyenangkan

Bedtime reading tidak harus menjadi rutinitas kaku yang selalu selesai sampai akhir cerita. Jika anak mulai lelah atau kehilangan fokus, tidak apa-apa menghentikan cerita di tengah. Yang terpenting, mereka merasa momen ini menyenangkan dan bukan sebuah kewajiban.
Janet Cooper juga menyarankan agar membiarkan anak memilih buku agar merasa lebih dihargai. Ketika mereka menikmati prosesnya, momen ini akan menjadi kenangan yang mereka bawa hingga dewasa. Ingat, bedtime reading adalah tentang kedekatan, bukan tentang menyelesaikan halaman.
Bedtime reading bukan cuma ritual sebelum tidur, tapi momen emas untuk memperkuat ikatan dengan anak. Selama kamu membuatnya menyenangkan dan penuh kehangatan, mereka akan terus menantikan sesi cerita setiap malam. Yuk jadikan kebiasaan kecil ini sebagai memori manis yang bakal mereka ingat hingga besar nanti!

















