Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Halus Biar Anak Mau Minum Obat Tanpa Disuap Paksa

ilustrasi seseorang anak sedang sakit (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Anak-anak suka cerita, jadikan minum obat bagian dari petualangan dengan tokoh favorit mereka.
  • Gunakan sendok karakter atau spuit warna-warni untuk membuat minum obat lebih menyenangkan.
  • Campurkan obat ke makanan atau minuman favorit anak dengan izin dokter untuk mengurangi rasa pahit.

Bagi banyak orang tua, momen memberi obat pada anak bisa jadi tantangan tersendiri. Gak sedikit anak yang langsung menolak mentah-mentah, bahkan menangis atau menjerit saat melihat sendok obat didekatkan ke mulutnya. Padahal, minum obat sangat penting agar kondisi kesehatannya cepat membaik. Kalau terus dipaksa, anak bisa trauma dan makin susah saat diberi obat berikutnya.

Daripada adu urat leher dan tenaga, sebenarnya ada banyak trik halus yang bisa dilakukan agar anak mau minum obat dengan sukarela. Kuncinya adalah pendekatan yang lembut, kreatif, dan sabar. Dengan cara yang menyenangkan, anak akan merasa lebih nyaman dan percaya bahwa minum obat bukanlah hal yang menakutkan. Berikut ini lima cara halus yang bisa kamu coba agar anak mau minum obat tanpa harus disuap paksa.

1.Ubah jadi cerita seru tentang ‘si obat penyelamat’

ilustrasi seseorang anak sedang minum obat (pexels.com/MART PRODUCTION)

Anak-anak sangat menyukai cerita, apalagi kalau ceritanya melibatkan tokoh-tokoh yang mereka kenal atau sukai. Kamu bisa mengubah aktivitas minum obat menjadi bagian dari cerita petualangan yang menarik. Misalnya, kamu ceritakan bahwa ada ‘monster flu’ di tubuh anak dan satu-satunya cara mengalahkannya adalah dengan bantuan si ‘obat penyelamat.’ Ceritakan dengan gaya teatrikal agar anak makin terlibat secara emosional.

Saat anak merasa ia sedang jadi bagian dari sebuah cerita heroik, biasanya dia akan lebih terbuka untuk berpartisipasi. Kamu juga bisa menggunakan boneka atau figur mainan untuk membuat adegan pertempuran antara penyakit dan si obat. Lewat pendekatan ini, anak jadi merasa punya kendali dan semangat untuk sembuh. Tanpa disadari, ia akan minum obat tanpa drama.

2. Gunakan alat bantu lucu, seperti sendok karakter atau spuit warna-warni

ilustrasi seseorang anak sakit dan minum obat (pexels.com/Gustavo Fring)

Tampilan obat yang biasanya pahit dan dikemas dalam botol membosankan bisa diubah jadi lebih menarik. Salah satu triknya adalah menggunakan alat bantu yang lucu seperti sendok berbentuk karakter kartun atau spuit (pipet suntik) warna-warni. Alat ini bisa membuat suasana jadi lebih santai dan mengurangi kesan ‘medis’ yang sering ditakuti anak. Apalagi kalau kamu izinkan anak memilih sendiri warna atau bentuk yang ingin ia pakai.

Pendekatan visual ini efektif untuk anak-anak yang sangat responsif terhadap bentuk dan warna. Mereka merasa lebih berdaya saat diizinkan memilih, meskipun hanya memilih sendok obat. Ini juga memberikan rasa kepemilikan terhadap proses pengobatan, yang sangat penting dalam membangun kebiasaan sehat jangka panjang. Jangan lupa untuk selalu beri pujian setelah anak berhasil minum obat agar ia makin percaya diri.

3. Campurkan obat dalam makanan atau minuman favorit (dengan izin dokter)

ilustrasi seseorang anak (pexels.com/Yan Krukau)

Beberapa jenis obat cair bisa dicampur ke dalam makanan atau minuman, asalkan gak merusak efektivitasnya. Kamu bisa menambahkan sedikit obat ke dalam jus buah, puding, atau yogurt yang disukai anak. Cara ini sangat membantu terutama untuk anak yang sangat peka terhadap rasa pahit atau bau obat yang menyengat. Namun, pastikan kamu berkonsultasi dulu dengan dokter atau apoteker sebelum mencampurnya.

Anak biasanya gak menyadari bahwa ia sedang meminum obat karena rasanya sudah tersamar. Ini bisa jadi solusi jangka pendek yang cukup efektif, terutama saat anak benar-benar menolak minum obat secara langsung. Tapi perlu diingat, kamu tetap perlu mengomunikasikan secara jujur kepada anak tentang manfaat obat, agar gak bergantung pada ‘penyamaran’ selamanya. Setelah beberapa kali berhasil, kamu bisa mulai mencoba memberi secara langsung lagi dengan cara yang lebih fun.

4. Beri contoh dengan cara bermain pura-pura minum obat bersama

ilustrasi ibu dan anak sedang minum obat (pexels.com/Alex Green)

Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang dewasa atau figur yang mereka percaya. Kamu bisa memanfaatkan kecenderungan ini dengan cara bermain pura-pura minum obat bersama. Ambil sendok kosong atau isi dengan air, lalu peragakan bahwa kamu juga minum obat sambil membuat ekspresi bahagia. Bisa juga kamu ajak boneka favorit anak untuk ikut ‘minum obat’ lebih dulu.

Permainan pura-pura ini bisa membantu mengurangi rasa takut dan menciptakan suasana yang lebih santai. Anak akan merasa bahwa ia gak sendiri, dan bahkan bisa tertawa saat melihat aksi lucu kamu atau bonekanya. Ketika suasana hati anak sudah lebih tenang, kamu bisa coba berikan obat sesungguhnya. Jangan lupa beri apresiasi atau pelukan setelahnya agar anak merasa bangga sudah berhasil.

5. Beri pilihan kecil agar anak merasa punya kendali

ilustrasi seseorang anak sedang demam (pexels.com/Gustavo Fring)

Salah satu alasan anak menolak minum obat adalah karena merasa gak punya kendali atas situasinya. Untuk mengatasi ini, berikan pilihan-pilihan kecil agar ia merasa dilibatkan dalam prosesnya. Misalnya, kamu bisa bertanya, ‘Kamu mau minum obat sekarang atau lima menit lagi?’ atau ‘Mau pakai sendok biru atau merah?’ Pilihan ini terlihat sederhana, tapi bisa membuat perbedaan besar pada respons anak.

Dengan memberikan pilihan, anak merasa dihormati dan diberi kesempatan untuk mengambil keputusan. Ini membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab sejak dini. Anak juga akan lebih kooperatif karena merasa bahwa minum obat bukanlah paksaan. Perlahan-lahan, rutinitas minum obat bisa jadi pengalaman yang lebih positif dan gak lagi penuh tangisan atau drama.

Minum obat memang bukan hal yang menyenangkan, apalagi untuk anak-anak yang belum bisa memahami urgensinya. Tapi dengan pendekatan halus dan penuh empati, orang tua bisa mengubah pengalaman ini jadi lebih mudah dan bahkan menyenangkan. Intinya bukan memaksa, tapi mengajak anak bekerja sama dengan cara yang sesuai dunia mereka, penuh imajinasi, pilihan, dan apresiasi.

Semakin sering anak merasa didukung dan gak dipaksa, semakin besar kemungkinannya untuk menerima minum obat sebagai bagian dari proses penyembuhan yang wajar. Dan yang paling penting, orang tua juga harus tetap tenang, sabar, dan fleksibel. Dengan begitu, kamu dan anak bisa melewati masa-masa sakit dengan lebih ringan dan penuh kasih sayang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us