5 Cara Jadi Orangtua yang Bijak, Bermainlah dengan Anak!

- Orangtua bermain dengan anak menciptakan ikatan koperatif dan penuh kasih sayang, serta mengembangkan keterampilan sosial anak.
- Rutinitas bercerita sebelum tidur dan memasak bersama orangtua memberikan pelajaran berharga kepada anak.
- Mendengarkan dengan hati adalah kemampuan orangtua untuk mendengar dengan cinta dan kasih sayang tanpa perlu memotong pembicaraan.
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama, perempuan dan laki-laki mendapatkan peran mulia dan terhormat sebagai ibu dan ayah. Peran mulia karena bertugas mencintai, menyayangi, membimbing dan mendidik anak.
Terkadang kondisi dan situasi kehidupan mengharuskan ibu dan ayah bekerja mencari uang. Akibatnya, kasih sayang dan perhatian yang harus diberikan kepada anak menjadi terabaikan, sehingga anak merasa kesepian dan merasa kurang diperhatikan.
Untuk mencegah supaya anak tidak mengalami kesepian, kurang kasih sayang dan kurang diperhatikan, berikut adalah lima cara menjadi orangtua yang bijak. Simak ya!
1. Menggunakan waktu untuk bermain

Orangtua yang bermain dengan anak akan menciptakan ikatan yang koperatif dan penuh kasih sayang sebagaimana disebutkan dalam Buku 9 Jurus Menjadi Orangtua Bijak karya Dra. Rani Anggraeni dan Dr. Siti Musdah Mulia. Cobalah ayah dan ibu bermain bersama anak, tidak harus sepanjang waktu minimal 1 Jam/hari. Misalnya bermain olahraga bulu tangkis, bermain bola, bermain petak umpet, bermain boneka dll.
Manfaat ayah dan ibu bermain bersama dengan anak, adalah akan terjalin hubungan keluarga yang harmonis dan penih cinta antara ayah, ibu, dan anak. Anak juga merasa diperhatikan, disayangi oleh ayah dan ibu.
Sehubungan dengan itu, bermain merupakan kegiatan penting didalam kehidupan anak, bermain merupakan cara anak bisa bersantai, menyegarkan diri, dan kesempatan anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dikehidupan sebagaimana disebutkan dalam Jurnal Studi Islam, 2015. Oleh karena itu, ayah dan ibu sebagai orangtua mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan keterampilan sosial dalam diri anak. Misalnya, cara bertanya yang sopan, cara mendengarkan yang baik, cara menghargai pendapat orang lain dll. Mengembangkan keterampilan sosial bertujuan supaya anak belajar tentang karakter percaya diri, peduli, kerjasama, memahami, menghargai, dan memaafkan.
2. Membangun rutinitas

Belajar menulis, bercerita sebelum tidur, atau memasak makanan bersama adalah kebiasaan yang penuh makna dan berkesan. Membangun rutinitas juga bermanfaat agar anak bisa mengambil pelajaran atau hikmah dari rutinitas yang sudah biasa dilakukan.
Rutinitas bercerita sebelum tidur mengajarkan anak hikmah dari isi cerita yang sudah disampaikan. Contohnya, cerita dongeng buaya yang sombong dan kancil yang cerdik, memberikan pesan positif tentang sifat sombong merupakan sifat yang merugikan dan tidak disukai oleh banyak orang. Rutinitas memasak makanan bersama orangtua, memberikan pelajaran tentang pentingnya sikap bekerjasama dan mendengarkan nasihat.
3. Mendengarkan dengan hati

Mendengarkan dengan hati mensyaratkan orangtua menjadi pribadi yang penuh cinta, supaya anak merasa dihargai dan anak merasa aman mengungkapkan dari apa yang mereka katakan, sebagaimana disebutkan dalam Buku 9 Jurus Menjadi Orangtua Bijak karya Dra. Rani Anggraeni dan Dr. Siti Musdah Mulia.
Mendengarkan dengan hati adalah kemampuan ayah dan ibu untuk bisa mendengar dengan penuh cinta dan kasih sayang, atas apapun yang diucapkan tentang keinginan, harapan, dan keluhan tanpa perlu membantah atau memotong pembicaraan akibatnya, anak merasa aman mengungkapkan tanpa merasa takut dituduh atau disalahkan.
4. Mendengarkan dengan aktif

Menurut seorang ahli parenting dr. Laura Markham, syarat menjadi pendengar aktiv, yaitu pertama hadirlah seutuhnya untuk mendengarkan anak, kedua menyimak, ketiga tidak memalingkan wajah, keempat anda harus damai terlebih dahulu. Sebagaimana disebutkan dalam Buku 9 Jurus Menjadi Orangtua Bijak karya Dra. Rani Anggraeni dan Dr. Siti Musdah Mulia.
Hadir seutuhnya mendengarkan anak, artinya membebaskan pikiran dan perasaan dari masalah kehidupan, beralih untuk fokus mendengar dan memperhatikan apapun yang diucapkan oleh anak. Ayah dan ibu juga perlu untuk tidak memalingkan wajah karena, anak akan merasa orangtuanya tidak serius ketika mendengarkan.
5. Memuji anak

Memberikan pujian kepada anak, supaya anak mendapatkan perasaan yang baik serta membekas didalam hati anak sebagaimana disebutkan dalam Buku 9 Jurus Menjadi Orangtua Bijak karya Dra. Rani Anggraeni dan Dr. Siti Musdah Mulia.
Memuji ada caranya, yaitu memuji apa yang dilakukan atau memuji tindakan. Misalnya mengatakan, "ayah senang sekarang melihat kemajuan, kemarin kamu merapikan tempat tidur perlu disuruh terlebih dahulu, tetapi sekarang kamu merapikan tempat tidur tanpa perlu disuruh, namanya sikap mandiri, bagus". Manfaat memberikan pujian, adalah anak merasa senang, anak akan mengulangi atas apa yang sudah dilakukan, dan anak mengetahui apa yang dilakukan merupakan kebaikan.
Jadi kesimpulannya, menjadi orangtua yang bijak memang tidak mudah, banyak tantangan, perlu sabar dan rela berkorban. Namun, banyak memberikan manfaat contohnya, mengembangkan keterampilan sosial. Oleh karena itu, berusahalah menjadi orangtua yang bijak sebagai peran yang menyenangkan dan penuh makna dari perjalanan hidupmu.