4 Tahapan Membicarakan Seks pada Anak, Lakukan Berkelanjutan!

Ketika menjadi orangtua kita dituntut untuk bisa mendidik anak tentang segala aspek ilmu dalam hidup, termasuk pendidikan seks. Meskipun dianggap tabu, namun membahas seks dengan anak-anak itu penting. Hal ini untuk mencegah anak mendapat informasi salah tentang berhubungan seks. Termasuk menjaga anak dari kejahatan seksual.
Oleh karena itu, butuh upaya dari orangtua saat memulai membicarakan seks dengan anak. Alasan canggung dan pemilihan kata yang salah mungkin menjadi beban awal kenapa orangtua sulit melakukannya. Padahal, seks sudah bisa dibicarakan sejak usia dini. Biar gak bingung, yuk bicarakan seks pada anak menurut empat tahapan berikut, jadi lebih mudah!
1. Usia pra sekolah bicarakan hal yang boleh dan tidak boleh anak lakukan pada organ intimnya

Di usia pra sekolah, anak sudah mengenal semua anggota tubuhnya sendiri, termasuk organ intim. Di tahap ini orangtua berperan menegaskan apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan pada organ tersebut.
Jelaskan fungsi dan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Ajarkan mereka cara membersihkan organ intim mereka. Dan, kepada siapa saja mereka boleh menampakkannya.
2. Di usia pra remaja jelaskan aturan berteman dengan lawan jenis

Memasuki pra remaja yaitu usia 7-14 tahun anak mulai menunjukkan daya tarik pada lawan jenis. Hal ini ditandai dengan ketertarikan pada penampilan dan suka mencari perhatian. Jangan biarkan anak melalui fase ini sendirian.
Karena pada fase ini biasanya remaja mulai cemas dan bingung. Arahkan mereka untuk berteman dengan siapa saja termasuk lawan jenis dengan memberikan beberapa batasan.
Batasan ini bisa dikenalkan lewat norma agama dan adat. Jelaskan pada anak kenapa agama membatasi pergaulan laki-laki dan perempuan. Dan dampak serta resiko jika dia melanggar norma-norma tersebut.
3. Usia remaja bantu anak menahan hasrat dalam dirinya

Di fase ini anak mungkin akan lebih berani untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Orangtua pun tidak bisa mengekang ataupun melarang, yang ada membuat anak remaja semakin membantah.
Menyikapi ini orangtua harus menjadi kamus untuk rasa penasaran anak. Ceritakan tentang kisah cinta para tauladan seperti nabi yang mampu menjaga cintanya tetap di jalan yang diridhoi tuhan.
Ajarkan anak cara terbaik melawan hasrat seksual mereka dengan cara berpuasa dan menjaga pandangan. Memberikan batasan untuk pergaulan anak juga efektif untuk menjaga anak remaja.
4. Tahapan terakhir, tanamkan etika dan aturan sosial

Tahapan terakhir adalah bentuk edukasi seks yang saling bersinambungan antara keempat tahapan. Intinya anak itu harus memahami etika dan aturan sosial dalam mengenal seks. Seorang anak harus mengerti bahwa ada hal-hal yang tidak lazim di lakukan di usia tertentu.
Di saat anak memasuki usia dewasa dengan hidup yang lebih stabil, di sanalah mereka bisa meraih kebebasan seks dengan cara yang dimuliakan agama. Dan tentunya, peran orangtua sangat penting dalam memberikan edukasi seks pada anak secara berkelanjutan.