Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips untuk Ayah saat Anak Alami Menstruasi, Jangan Panik!

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Kampus Production)

Di usia sekolah dasar, sebagian anak perempuan akan mengalami menstruasi. Tidak ada patokan usia karena setiap anak berbeda-beda. Akan tetapi, ayah harus tetap menyiapkan diri untuk menghadapi tibanya masa itu.

Jangan berpikir ini hanya persoalan istri dengan anak perempuan. Ayah juga wajib mengerti karena belum tentu istri sedang di rumah ketika anak pertama kali mengeluarkan darah dari kemaluannya. Ayah harus tetap siaga supaya bisa membantu anak melalui tanda pubertas ini dengan mempelajari lima tips berikut sejak jauh-jauh hari.

1. Bersikap pengertian pada rasa tidak nyaman, takut, dan sakitnya

ilustrasi keluarga (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi keluarga (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hanya karena anak terlahir sebagai perempuan, bukan berarti otomatis mudah untuknya saat mengalami menstruasi pertama. Selain rasa bingung tentang apa yang sedang terjadi pada tubuhnya, anak juga biasanya merasa ketakutan. Dia menolak melihat noda darah di celana dalamnya bahkan menahan keinginan buang air kecil dan air besar sepanjang hari.

Memakai pembalut wanita untuk pertama kali bahkan hingga beberapa kali siklus menstruasi juga terasa sangat tidak nyaman bagi anak. Ia bakal merasa risi bahkan sulit berjalan normal tanpa mengangkang. Walau ayah tidak pernah mengalaminya, kudu bisa bersikap pengertian.

Ayah juga mesti maklum bila anak yang biasa lincah mendadak begitu pasif saat menstruasi. Sakit di perut umumnya memang terasa gak tertahankan lantaran anak belum terbiasa. Beri waktu untuk anak beristirahat, bukan mendesaknya untuk tetap bergerak aktif.

2. Jangan menggodanya tentang lawan jenis

ilustrasi keluarga (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Antoni Shkraba)

Hanya karena anak telah menstruasi, bukan berarti ia langsung menjadi remaja yang sudah mengenal cinta pada lawan jenis. Makin cepat anak mendapatkan datang bulan pertamanya, pemikirannya saat itu masih seperti anak sebayanya. Godaan ayah tentang lawan jenis malah bakal bikin anak kesal.

Padahal, semua ketidaknyamanan yang dirasakan anak selama masa haid telah membuat suasana hatinya kurang baik. Begitu pula efek dari perubahan hormon yang drastis. Ayah jangan menambahi kekesalan anak dengan menggodanya.

Di masa-masa awal menstruasi, anak amat memerlukan bantuan orangtua supaya merasa lebih tenang. Hindari bikin anak kian merasa aneh dengan urusan cinta yang dikaitkan dengan haidnya. Nanti ia tambah stres, malu, dan benci dengan perubahan dirinya dari anak-anak ke remaja awal.

3. Jangan pula menceramahinya tentang tugas-tugas perempuan

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Annushka Ahuja)
ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Annushka Ahuja)

Anak tidak menjadi dewasa dalam semalam hanya karena ia sudah mengalami menstruasi. Proses menjadi perempuan dewasa masih amat panjang. Hindari membuat anak tertekan dengan menceramahinya tentang tugas seorang perempuan.

Pun terlepas dari anak telah mengalami menstruasi, tugas yang kerap diidentikkan dengan perempuan sebenarnya perlu diberlakukan pula pada anak laki-laki. Misalnya, tentang memasak dan bersih-bersih rumah. Benar bahwa anak perlu dilatih agar makin mandiri.

Namun, lakukan secara bertahap dan cegah menghubungkannya dengan menstruasi yang dialami anak. Bila itu dilanggar, anak menjadi makin tidak bahagia dengan takdirnya sebagai perempuan. Ia sudah harus mengalami menstruasi yang menyakitkan, masih pula ditambah berbagai tugas khas perempuan selagi anak laki-laki lebih bebas.

4. Jangan menampakkan raut panik atau jijik jika melihat darahnya

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/cottonbro studio)

Perempuan dewasa yang sudah berkali-kali haid saja masih dapat mengalami darah yang tembus ke rok atau celana. Apalagi anak perempuan yang baru-baru ini datang bulan. Ia belum mampu membersihkan diri dengan baik.

Saat darah keluar dalam volume banyak, makin sulit untuk anak membersihkan diri. Jangan kaget apabila di kamar mandi ada bercak darah walau anak merasa sudah menyiramnya. Anak pun belum tahu kapan ia perlu mengganti pembalut sehingga lebih mungkin darahnya tembus ke pakaian yang dikenakan.

Atau, darah mengotori seprai ketika anak tidur malam. Ayah wajib terbiasa dengan pemandangan seperti ini dan jangan langsung menunjukkan kemarahan, rasa jijik, atau kepanikan seolah-olah anak melakukan kesalahan besar. Menjadi perempuan memang gak mudah, apalagi untuk anak yang baru menstruasi.

5. Sering diskusi dengan istri

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jack Sparrow)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Jack Sparrow)

Lantaran ayah tak pernah mengalami menstruasi, tentu banyak hal yang belum benar-benar dimengerti tentang periode ini. Seperti ayah selama ini mengira darah menstruasi hanya sedikit, padahal bisa keluar banyak di hari kedua dan ketiga menstruasi hingga perlu berkali-kali ganti pembalut dan bikin tubuh lemah. Atau, ayah mengira bulan depan anak pasti kembali haid layaknya perempuan dewasa.

Padahal, sering kali menstruasi pada anak gak langsung teratur. Setelah datang bulan pertama, ia dapat tidak mengalaminya selama beberapa bulan. Selain ayah perlu banyak membaca artikel tentang menstruasi pada anak, sering-sering pula mendiskusikannya dengan istri.

Istri sudah sangat berpengalaman tentang hal ini. Walaupun istri dapat mendampingi anak dengan baik menghadapi menstruasi pertamanya, ayah tetap harus tahu banyak termasuk tanda-tanda haid akan segera datang. Dengan begitu, ayah bisa lebih memahami apa yang dirasakan anak perempuan dari menjelang sampai berakhirnya menstruasi serta kebutuhan-kebutuhannya.

Di usia berapa pun anak perempuan mengalami haid, cepat atau lambat ini akan terjadi juga. Ayah gak boleh menunda-nunda belajar tentang hal tersebut. Jadilah pria siaga tidak hanya ketika istri hamil, melainkan juga saat anak perempuan datang bulan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us