Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Tips Frugal Living untuk Mahasiswa, Demi Finansial Terencana

ilustrasi merencanakan finansial (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Momen kehidupan sebagai mahasiswa memang menyenangkan. Ada banyak hal baru yang bisa dicoba, teman-teman baru yang bisa diajak berpetualang, dan pengalaman tak terlupakan yang akan selalu dikenang. Namun di balik kesenangan itu, seringkali terlupakan satu hal penting yaitu mengelola keuangan dengan bijak.

Banyak mahasiswa yang menyia-nyiakan masa emas keuangannya tanpa memiliki persiapan mengenai kehidupan pascakuliah. Padahal fase freshgraduate mencari pekerjaan merupakan tahap krusial yang bisa sangat berat dijalani.

Agar masa tersebut tak terasa kelam, memiliki kestabilan finansial untuk berjuang adalah salah satu kuncinya. Untuk mencapai kondisi ideal tersebut, 11 tips frugal living untuk mahasiswa ini bisa dicoba demi finansial terencana.

1. Miliki tujuan keuangan yang jelas

ilustrasi merencanakan keuangan (pexels.com/Jakub Zerdzicki)

Berhemat itu berat, jadi jika tak memiliki tujuan yang jelas maka akan sangat mudah goyah di tengah jalan. Oleh sebab itu, sebelum kamu memutuskan untuk berhemat, tentukan dulu target konkret apa yang ingin kamu capai.

Misalnya apakah kamu ingin membeli laptop baru, mengumpulkan uang untuk biaya kuliah S2, atau menyiapkan uang sekian juta untuk akomodasi selama mencari pekerjaan impian?

Ketika kamu sudah tahu berapa banyak biaya yang diperlukan serta kapan dana tersebut harus terkumpul, kamu bisa merincinya menjadi target harian, mingguan, atau bulanan seberapa banyak uang yang perlu disisihkan.

Selanjutnya tinggal ikuti rencana yang sudah kamu buat. Jangan lupa beri space untuk hal-hal yang tak terduga jika kamu belum menyiapkan dana darurat.

2. Sadari antara kebutuhan dan keinginan

ilustrasi mempertimbangkan budget (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tidak semua yang kita inginkan adalah kebutuhan. Kebutuhan adalah hal-hal yang benar-benar diperlukan untuk bertahan hidup. Sedangkan keinginan adalah hal-hal yang membuat hidup lebih nyaman, tetapi tidak bersifat esensial.

Misalnya memang benar kita memerlukan tempat tinggal. Jika kamu anak rantau, tentu hal tersebut mengarah pada kos atau asrama. Namun, coba pertimbangkan antara sisi harga dan fasilitasnya.

Apakah memang perlu mengalokasikan banyak uang hanya demi kos atau asrama dengan fasilitas super lengkap? Atau sebenarnya kamu bisa turunkan grade-nya sehingga sisa uangnya bisa untuk keperluan lainnya? Kamu bisa pertimbangkan hal tersebut beserta tiap risiko dari pilihanmu.

3. Buat prioritas anggaran

ilustrasi membuat prioritas anggaran (unsplash.com/Jakub Żerdzick)

Kebanyakan orang di kelas ekonomi menengah ke bawah membuat prioritas anggaran dengan menempatkan kebutuhan pokok sebagai prioritas, kemudian self reward atau rekreasi, baru sisanya untuk tabungan dan investasi.

Sekilas mungkin terlihat tak ada masalah dengan susunan skala prioritas semacam itu. Hanya saja menjadi sangat rawan jika orang yang bersangkutan masih kesulitan memisahkan antara kebutuhan dan keinginan.

Akan lebih baik jika tabungan dan investasi justru menjadi prioritas jika kamu ingin hidup dengan mindset frugal living. Setelah kamu mengamankan anggaran untuk dua hal tersebut, kamu bisa menyesuaikan anggaran untuk kebutuhan lainnya. Dengan begitu, tak ada lagi alasan kamu tak bisa menabung sebab uangnya terlanjur habis dipakai. Selamat mencoba!

4. Pisahkan dana berdasarkan jenis kebutuhan

ilustrasi mengatur alokasi dana (pexels.com/Yan Krukau)

Sebagai langkah tambahan setelah kamu selesai mengatur skala prioritas, jangan lupa pisahkan dana berdasarkan jenis kebutuhan. Hal ini berfungsi agar kamu tak tergoda melakukan penyesuaian anggaran karena keinginan sesaat. Jika anggaran kamu untuk self reward sudah habis, maka jangan gunakan dana lain hanya karena tak enak menolak ajakan teman pergi jalan-jalan.

Menahan diri dari pengeluaran yang tak diperlukan adalah kunci hidup frugal living. Silakan rencanakan dengan matang alokasi anggaranmu kemudian patuhi. Kalau perlu, bahkan kamu bisa memisahkan dana makan secara harian. Tak boleh melebihi target dan jika ada sisa bisa kamu tambahkan ke dana tabunganmu.

5. Bakarlah uang di tempat yang tepat

ilustrasi membakar uang (unsplash.com/Jp Valery)

Hidup frugal living bukanlah hidup sengsara sepanjang hayat. Hidup frugal living artinya kamu hidup demi mencapai suatu target dan membakar uang di saat-saat yang tepat. Kamu harus pintar menilai mana hal yang cukup berharga sehingga layak bagimu menghabiskan lebih banyak uang untuk itu.

Contoh sederhananya, jika kamu memerlukan laptop yang tidak hanya untuk kebutuhan kuliahmu tetapi juga sebagai alat tempur untuk bekerja sampingan yang memerlukan daya tahan dan banyak memory, maka sesuaikan kriterianya. Jangan tergoda membeli laptop murah tapi tak memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan atau malah hanya tergoda dari fisik penampilannya.

Kamu juga bisa menghabiskan uang untuk kesenanganmu. Akan tetapi kamu perlu ketat mengatur ingin seberapa sering memanjakan dirimu. Jangan lupa pastikan juga bahwa hal tersebut benar-benar bernilai dan bisa memberikanmu kesenangan jangka panjang. 

6. Jangan lupa alokasikan dana untuk investasi diri

ilustrasi investasi diri (unsplash.com/Katt Yukawa)

Kemunculan pandemi beberapa tahun lalu telah menjadikan kata investasi kembali booming. Namun banyak juga yang masih beranggapan bahwa objek investasi hanya sebatas benda mati yang nilainya bisa bertambah suatu hari. Padahal investasi juga bisa dilakukan kepada diri sendiri.

Membeli buku, mengikuti kursus atau pelatihan berbayar, membeli perlengkapan untuk belajar hal baru adalah beberapa cara kamu bisa berinvestasi pada diri sendiri. Banyak orang sukses beranggapan bahwa menaikkan value diri di masa muda merupakan investasi yang paling berharga. So, jangan ketinggalan kereta dan jalani prosesnya dengan sungguh-sungguh.

7. Tidak punya mindset gampang berutang

ilustrasi mengatur finansial (pexels.com/Leeloo The First)

Orang yang punya mindset gampang berutang biasanya menjadi malas berpikir kreatif. Ia cenderung lebih suka mencari jalan mudah dan cepat serta tak suka membuat perencanaan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk tidak memiliki mindset gampang berutang. Jadilah lebih proaktif mencari solusi dari masalah keuanganmu!

8. Jangan FOMO

ilustrasi FOMO (unsplash.com/Ayaneshu Bhardwaj)

Peka terhadap tren baru memang bagus. Namun, jangan sampai hal tersebut mengacaukan rencana finansialmu karena terpengaruh oleh gaya hidup orang lain. Fokuslah pada tujuan keuanganmu sendiri dan jangan suka membandingkan diri dengan orang lain.

9. Gunakan konsep endapkan satu minggu

ilustrasi belanja online (pexels.com/AS Photography)

Sebelum membeli sesuatu, cobalah tunda selama satu minggu tanpa memantaunya. Jika setelah satu minggu kamu tak lagi punya desakan keinginan untuk membeli, artinya kamu tidak benar-benar menginginkannya. Berlaku juga sebaliknya.

Dengan menerapkan cara ini, kamu bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan. Sebab terkadang keinginan muncul karena visual suatu benda hadir di depan mata kita. Karena alasan itu pula, ada baiknya kamu tak sering-sering membuka aplikasi belanja online untuk menghindari keinginan impulsif.

10. Jaga yang telah dimiliki, efektifkan sumber daya

ilustrasi mendaur ulang benda (pexels.com/Vlada Karpovich)

Cara paling efektif dalam berhemat yaitu dengan memanfaatkan segala sumber daya yang telah ada. Oleh sebab itu, rawatlah dengan baik barang-barang yang sudah kamu miliki agar usia pemakaiannya bisa maksimal. Jika memungkinkan, kamu juga bisa mendaur ulang menjadi barang bermanfaat lainnya.

Cara serupa juga berlaku untuk tipe barang yang habis pakai. Di internet, tips memanfaatkan secara efisien barang habis pakai juga banyak bertebaran. Silakan cari informasinya sesuai kebutuhanmu. Hindari membeli barang baru jika kamu bisa mendapatkan manfaat serupa dari barang yang sudah dimiliki.

11. Cari tahu dan manfaatkan fasilitas khusus mahasiswa

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Privilese sebagai mahasiswa yaitu adanya beragam fasilitas atau keringanan khusus yang diberikan pihak kampus, pemerintah, maupun penyedia suatu jasa tertentu. Kamu bisa kumpulkan sebanyak mungkin informasi kemudian manfaatkan dengan bijak. Jangan sampai kamu menyia-nyiakan kemudahan yang ada dan menyesal di kemudian hari.

Beasiswa, perpustakaan, konseling karier, harga khusus untuk tes bahasa, seminar gratis, dan lain sebagainya merupakan sebagian kecil contoh fasilitas khusus yang disediakan untuk para mahasiswa. Karena tiap kampus bahkan mungkin tiap fakultas punya kebijakan tersendiri, kamu harus lebih proaktif mencari tahu dari 'orang-orang dalam'.

Frugal living sangat mungkin diterapkan di kalangan mahasiswa. Ini bukan berarti hidup susah atau pelit yang akan mengabaikan momen masa mudamu. Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu justru tengah menjalani masa muda yang berharga dengan bijak dan bertanggung jawab. Rancang masa depanmu, amankan keuanganmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desita Writer
EditorDesita Writer
Follow Us