Tere Liye, Siapa yang tidak kenal dengan nama ini? Bagi kamu yang hobi baca novel, pastinya sudah tidak asing lagi dengan penulis ini.
Penulis yang telah menerbitkan lebih dari 27 buku ini juga sering membagikan pengalaman dan ilmunya dalam berbagai seminar kepenulisan. Berikut kami rangkum tips-tips menulis dari seminar kepenulisan Tere Liye.
Belajar menulis itu sama dengan berenang, jika kita ingin pandai berenang di dalam air maka sudah pasti harus menyebur ke dalam kolam, kira-kira seperti itulah juga menulis.
Untuk jadi penulis hebat, dimulai dengan membiasakan diri dengan tulisan. Entah itu buku diary atau cerita-cerita pendek, yang penting jadikan menulis kegiatan sehari-hari yang menyenangkan dan tidak boleh dilewatkan.
Sisakan waktu yang kamu punya untuk menulis minimal 1000 kata per hari. Lakukan terus menerus hingga menulis sudah menjadi darah daging dalam kehidupanmu sehari-hari.
Ada kalimat seperti ini, "Penulis yang hebat adalah pembaca yang hebat pula." Kenapa demikian? Simpel saja, karena teko yang kosong tak berair tidak bisa mengisi gelas-gelas yang kosong.
Jika kamu jarang membaca, maka kemungkinan terjadi hambatan dalam menulis akan semakin besar, writer's block. Kamu akan kesulitan meneruskan paragraf demi paragraf karena di kepala kamu tidak ada sama sekali stok ide.
Sebaliknya, semakin banyak bahan bacaan, akan semakin banyak pula ide-ide brilian yang dapat kamu tuangkan. Bukan cuma itu, membaca juga akan mempengaruhi gaya tulisan seseorang.
Ingat kalimat di atas, penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula.
Nah, ini tak kalah penting. Yang menentukan tulisan kamu bakal dibaca banyak orang atau tidak, diterima penerbit atau tidak, adalah cara kamu membuat sudut pandang.
Contoh, kamu menulis novel romansa yang isi dan ceritanya hampir sama dengan novel-novel lain yang lebih dulu beredar, kemungkinan besar tulisanmu bakal kurang peminat.
Sudut pandang perlu untuk penyegaran. Karena novel-novel seperti genre romansa, misalnya, ceritanya tak jauh berbeda, si cowok dan si cewek ketemu, saling suka, menikah, dan sebagainya. Di sanalah kamu harus sisipkan sesuatu yang berbeda, yang dapat ingat pembaca.
Itulah kenapa novel 'Ayat-Ayat Cinta' dan 'Ketika Cinta Bertasbih' karya kang Abik meledak di pasaran. Karena pada waktu itu novel dengan genre islamic romance sangat sedikit. Maka ketika beliau datang dengan kedua novel itu, karyanya meledak di pasaran.
Apa sih pentingnya jalan-jalan? Ternyata bukan hanya untuk senang-senang atau penghilang penat doang loh. Bepergian ke berbagai tempat sebetulnya bagus untuk bahan menulis kamu.
Kamu bisa tuliskan bagaimana serunya petualangan kamu ke orang-orang. Atau membuat cerita dengan latar tempat yang kamu kunjungi. Percaya deh, orang-orang biasanya suka dengan hal-hal baru, termasuk latar tempat yang berbeda.
Seperti karya Tere Liye berjudul 'Kau, Aku dan Sepucuk Angpau merah', novel ini berlatar di pedalaman Kalimantan, di pesisir sungai Kapuas. Para pembaca tertarik karena kisah romansa di sajikan di tempat yang berbeda, dengan kehidupan masyarakat yang berbeda pula, tidak melulu di tengah kota, yang ceritanya itu-itu saja.
Jangan ragu untuk berpetualang. Dan jangan lupa, tulis apa saja yang kamu temui di tempat itu.
Nah, itulah beberapa tips menulis dari novelis terkenal Tere Liye yang berhasil kami rangkum. Semoga bermanfaat. Jangan ragu untuk menulis karena menulis adalah kegiatan untuk keabadian.