5 Alasan Logis Doom Spending di Kalangan Gen Z, Tergoda Iklan!

Generasi Z sering terjebak dalam perilaku doom spending, yang punya kecenderungan menghabiskan uang dengan barang yang gak perlu. Padahal mereka tahu situasi ekonomi nya sedang gak menentu. Salah satu alasan utama dari perilaku ini adalah tekanan sosial yang tinggi dari media sosial yang menurut mereka perlu untuk mengikuti tren tersebut.
Ketidakpastian finansial dan kesehatan mental yang sering dialami Gen Z membuat mereka mencari pelarian melalui sikap yang konsumtif. Perilaku ini sering dipicu oleh strategi pemasaran yang cerdas dengan penawaran yang menggoda sehingga membuat siklus belanja impulsif yang sulit dihindari.
Nah, berikut beberapa alasan lain yang membuat generasi ini sering terjebak dalam doom spending.
1. Tekanan untuk membandingkan diri sendiri

Salah satu faktor utama yang mendorong doom spending di kalangan generasi Z adalah adanya tekanan sosial yang sangat kuat. Hadirnya media sosial membuat mereka sering melihat gaya hidup orang lain yang kelihatan lebih glamor dan sukses.
Akibatnya, banyak dari mereka yang merasa perlu mengikuti tren atau membeli barang tertentu agar dianggap keren di dalam lingkungan sosial mereka. Hal ini membuat pengeluaran yang tidak sehat, karena apanya keinginan untuk membeli barang mahal untuk membandingkan diri dengan orang lain.
2. Kemudahan dalam mengakses teknologi

Gen Z adalah generasi yang memang sudah akrab dengan kemajuan teknologi. Berbagai aplikasi belanja dan platform e-commerce yang mudah diakses memudahkan mereka untuk berbelanja dengan cepat dan lebih praktis.
Banyak fitur dengan hanya satu klik untuk membeli barang bisa mempercepat proses pengeluaran. Tanpa adanya perencanaan keuangan yang baik, mereka lebih mudah terjebak dalam pengeluaran impulsif yang sering berujung dengan penyesalan.
3. Pengaruh iklan yang menarik

Beberapa perusahaan sudah menggunakan strategi pemasaran canggih yang lebih mudah menarik perhatian generasi ini. Mereka sering menggunakan influencer di media sosial yang akhirnya bisa membuat orang memutuskan untuk membeli barang meskipun gak ada dana nya.
Iklan yang dirancang baik dengan membuat promosi menarik bisa membuat kalangan generasi Z merasa bahwa mereka harus membeli produk tersebut, meskipun sebenarnya tidak membutuhkan. Hal ini bisa semakin memperburuk kebiasaan doom spending yang ada.
4. Krisis kesehatan mental dan ekonomi

Kesehatan mental sekarang sudah menjadi isu yang sangat penting bagi Gen Z. Kalangan ini banyak mengalami kecemasan dan stres karena tekanan hidup entah itu masalah akademis, pekerjaan, maupun kondisi ekonomi yang gak pasti.
Belanja sering menjadi pelarian atau bentuk self care yang dianggap bisa memberikan kebahagiaan meskipun hanya sementara. Namun, kenyataan nya belanja impulsif ini sering menyebabkan penyesalan dan masalah keuangan yang buruk dalam jangka panjang.
5. Kurangnya ilmu untuk mengatur keuangan

Terakhir, kurangnya pengetahuan tentang cara mengatur keuangan menjadi faktor penting yang menyebabkan doom spending. Banyak Gen Z gak mendapatkan pelajaran yang cukup tentang cara pengelolaan keuangan di sekolah atau dari orang tua nya.
Tanpa pemahaman yang baik tentang cara mengelola anggaran, investasi, atau cara bijak dalam menabung, mereka cenderung menghabiskan uang tanpa adanya pertimbangan yang hanya mengikuti keinginan sesaat.
Doom spending di kalangan Gen Z adalah isu yang sedang sering dibicarakan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perlu pemahaman yang lebih baik tentang cara bijak untuk mengelola keuangan, sehingga Gen Z bisa mengembangkan kebiasaan belanja yang lebih sehat dan berkelanjutan. Bijak ya dalam berbelanja.