5 Alasan Overthinking Bisa Bikin Badan Gampang Capek, Gangguan Tidur

16 Agu 2024, 17:07 WIB

Ilustrasi overthinking dengan pekerjaan (pexels.com/Karolina Kaboomics)

Overthinking bisa dianggap sebagai masalah mental serius yang berpengaruh terhadap kesejahteraan emosional seseorang yang dampaknya gak sebatas pada kesehatan mental.

Berpikir dengan cara yang berlebihan juga bisa menyebabkan kelelahan fisik yang berlebihan. Saat kamu terjebak dalam siklus pemikiran yang gak ada ujungnya, tubuhmu akan sering mengalami stres yang berkepanjangan.

Proses ini bisa mengganggu pola tidur, sehingga bisa meningkatkan kadar hormon stres dan menyebabkan ketegangan otot yang berlebihan. Paham dengan overthinking juga bisa berpengaruh terhadap tubuh bisa membuat kamu lebih baik dalam menangani stres dan mencari solusi untuk menjaga keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik.

Berikut beberapa alasan yang membuat overthinking bisa membuat badan jadi mudah lelah.

1. Stres dan rasa cemas yang berkepanjangan

Ilustrasi punya rasa khawatir berlebihan (pexels.com/Timur Weber)

Saat kamu terjebak ke dalam pola pikir yang berlebihan, tingkat stres dan kecemasan otomatis bisa meningkat. Stres merupakan respons tubuh yang alami terhadap situasi yang bisa membuat kamu tertekan.

Saat kondisi stres ini berlangsung lama, tubuh akan merespons dengan cepat yang bisa mengakibatkan kelelahan fisik. Hormon stres bisa langsung meningkat. Jika gak dikelola dengan baik, bisa menyebabkan gangguan tidur, penurunan nafsu makan, dan kelelahan yang signifikan.

2. Punya pola tidur yang terganggu

Ilustrasi gak bisa tidur nyenyak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Overthinking biasanya bisa menyebabkan beberapa masalah tidur seperti insomnia atau tidur yang gak bisa nyenyak. Pikiran terus berputar dan bekerja bisa membuat seseorang sulit untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari.

Kurangnya tidur yang berkualitas bisa mengganggu tubuh untuk istirahat dari aktivitas. Sehingga hal ini bisa berpengaruh terhadap keseimbangan energi, yang akhirnya membuat kamu merasa lebih lelah saat bangun.

3. Kelelahan mental yang bisa meningkat

Ilustrasi lelah mental(pexels.com/Valeria Ushakova)

Berpikir berlebihan juga membutuhkan energi mental yang cukup besar. Saat kamu terus memproses masalah yang sedang dihadapi, otak bekerja lebih keras dari biasanya, sehingga menyebabkan kelelahan mental.

Kalau hal ini terus terjadi beban mental ini bisa mempengaruhi kesehatan fisik dengan membuat kamu merasa letih, kurang bersemangat, dan gak bisa produktif. Badan bisa mudah capek, sehingga banyak aktivitas yang bisa terganggu karena hal ini.

4. Gangguan konsentrasi dan produktivitas

Ilustrasi sedang melamun(pexels.com/cottonbro studio)

Saat kamu terjebak dalam overthinking bisa membuat konsentrasi kamu terganggu. Kelelahan mental ini akan mengakibatkan penurunan dalam produktivitas kamu dan efisiensi kerja.

Overthinking ini akhirnya bisa menyebabkan kelelahan secara fisik karena banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan. Kamu perlu melakukan lebih banyak usaha untuk menyelesaikan tugas tersebut yang biasanya dilakukan dengan mudah.

5. Motivasi dan aktivitas fisik menurun

Ilustrasi tidak punya semangat kerja(pexels.com/Ron Lach)

Overthinking bisa menyebabkan kamu kehilangan motivasi dan enggan untuk melakukan aktivitas fisik. Saat kamu hanya fokus dengan memikirkan masalah yang sedang dihadapi, kamu akan mengabaikan banyak kegiatan.

Padahal sebelumnya kamu senang melakukan olahraga yang biasanya kegiatan ini bisa menyegarkan tubuh dan pikiran kamu. Kurangnya aktivitas fisik ini bisa mengakibatkan energi kamu bisa menurun dan kelelahan secara keseluruhan.

Meskipun overthinking adalah masalah mental, dampaknya bisa mempengaruhi kesehatan fisik. Kurangi dampak negatif dari overthinking dengan mendukung kesehatan fisik dan mental melalui beberapa latihan yang membuat kamu tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.