Memiliki pencarian terbaik, siapa yang tidak bangga? Sebagian besar orang bahkan tertarik memamerkannya kepada siapapun. Salah satunya dengan mengunggah beragam pencapaian di media sosial.
Tapi di balik itu semua, ternyata ada orang-orang tertentu yang kurang suka jika pencapaiannya beredar di media sosial. Ia menyimpan dan mengagumi pencapaiannya sendirian. Inilah lima alasan yang membuat seseorang enggan upload pencapaian di media sosial.
Memiliki sebuah pencapaian ibarat dua sisi berlawanan. Mungkin kamu bisa berbangga dengan hal tersebut. Tapi semakin bagus pencapaian yang kamu raih, orang-orang juga memiliki ekspektasi tinggi terhadapmu.
Tentu saja ini menjadi alasan seseorang enggan mengunggah pencapaiannya di media sosial. Ia tidak ingin orang-orang tahu kemudian memiliki ekspektasi tinggi terhadapnya. Padahal kemampuannya masih harus diperbaiki lagi.
Mengunggah pencapaian di media sosial memiliki risiko tersendiri. Tidak semua orang di media sosial bisa menanggapi postingan seseorang dengan bijak. Beberapa di antaranya timbul rasa iri bahkan ada yang menyalahgunakan postingan tersebut.
Inilah yang bikin seseorang berpikir dua kali sebelum dirinya mengunggah pencapaian di media sosial. Ia tidak ingin orang-orang menyalah artikan postingan tersebut. Apalagi dirinya dicap sebagai orang yang angkuh dan suka pamer.
Tipe orang saat berhasil meraih pencapaian terbaik ada beragam. Mungkin kamu sudah tidak asing dengan postingan wara-wiri di media sosial terkait prestasi yang diraih. Tapi ada juga yang memilih tidak mengunggah apapun di media sosialnya.
Bukan tanpa sebab, mereka ingin pencapaian itu disimpan sendiri sebagai motivasi. Hanya ia sendiri yang mengetahui rangkaian prestasi tersebut. Dengan demikian, dirinya tidak akan lalai oleh pujian.
Media sosial memang menjelma sebagai wadah berekspresi. Kamu bisa mengunggah apapun sesuka hati di media sosial. Tapi ada hal penting yang perlu diketahui, tidak semua orang antusias seperti itu.
Seseorang enggan mengunggah pencapaiannya di media sosial tentu karena sebuah alasan. Salah satunya tidak ingin terlalu menunjukkan ekspresi di media sosial. Ia paham betul kehidupan di media sosial bersifat manipulatif.
Di atas langit masih ada langit. Kita bisa belajar banyak hal dari peribahasa tersebut. Jangan pernah merasa paling unggul. Apalagi meremehkan mereka yang dianggap tidak selevel.
Peribahasa ini juga menjadi alasan mengapa seseorang enggan upload pencapaian di media sosial. Mereka sadar betul prestasi yang diraih masih belum ada apa-apanya. Masih banyak orang dengan segudang prestasi membanggakan namun rendah hati.
Di era sekarang ini, pamer pencapaian di media sosial sudah dianggap lumrah. Meskipun begitu, tetap ada beberapa orang yang risih ketika pencapaiannya diupload di media sosial. Bahkan memilih menyimpan sendiri kebanggaan tersebut.