Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menyikapi Teman Kuliah yang Suka Pamer Prestasi Tanpa Ikut Terpancing Iri

ilustrasi pusing kuliah (freepik.com/wayhomestudio)
ilustrasi pusing kuliah (freepik.com/wayhomestudio)

Dalam lingkungan perkuliahan, persaingan adalah hal yang wajar. Ada teman yang unggul di bidang akademik, ada juga yang aktif di organisasi, bahkan ada yang sering meraih prestasi di luar kampus. Namun, gak bisa dimungkiri kalau ada sebagian orang yang gemar memamerkan pencapaiannya di depan teman-temannya. Hal ini kadang bikin suasana jadi canggung, apalagi kalau kita mudah terbawa perasaan.

Rasa iri yang muncul sebenarnya manusiawi. Tapi kalau dibiarkan, perasaan itu bisa berubah jadi racun yang merusak semangat dan hubungan pertemanan. Justru, yang perlu dilakukan adalah bagaimana cara menyikapinya dengan dewasa tanpa ikut terprovokasi. Dengan begitu, kita bisa tetap menjaga fokus pada tujuan pribadi tanpa terbawa energi negatif.

Nah, kalau kamu punya teman kuliah yang suka pamer prestasi, ada beberapa cara bijak untuk menghadapinya. Berikut lima cara yang bisa kamu terapkan agar tetap tenang dan gak ikut terseret rasa iri.

1. Sadari bahwa setiap orang punya jalannya sendiri

ilustrasi  fokuslah pada perkembanganmu (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi fokuslah pada perkembanganmu (freepik.com/tirachardz)

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menyadari bahwa setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda. Prestasi temanmu bukan berarti kegagalanmu. Bisa jadi saat ini mereka sedang berada di fase keemasan, sementara kamu masih dalam proses menuju pencapaianmu sendiri.

Dengan pemahaman ini, kamu bisa lebih mudah menerima kenyataan tanpa merasa tertekan. Fokuslah pada perkembanganmu, sekecil apa pun itu. Ingat bahwa keberhasilan seseorang tidak akan mengurangi kesempatanmu untuk sukses di masa depan.

Kalau kamu bisa menginternalisasi pemikiran ini, rasa iri yang muncul akan lebih mudah dikelola. Kamu akan belajar menghargai perjalanan diri sendiri tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.

2. Belajar untuk mengapresiasi dengan tulus

ilustrasi mengapresiasi pencapaian orang lain (freepik.com/freepik)
ilustrasi mengapresiasi pencapaian orang lain (freepik.com/freepik)

Mungkin sulit untuk ikut senang melihat teman pamer prestasi, tapi cobalah belajar mengapresiasi dengan tulus. Ucapkan selamat atau beri dukungan positif tanpa perlu membesar-besarkan perasaan iri di dalam hati.

Dengan membiasakan diri mengapresiasi pencapaian orang lain, kamu justru sedang melatih diri untuk lebih bersyukur dan berlapang dada. Sikap ini bisa mengubah energi negatif menjadi energi positif yang bermanfaat untuk dirimu sendiri.

Lama-kelamaan, kamu akan terbiasa merasa ikut senang saat orang di sekitarmu meraih kesuksesan. Itu tandanya kamu sudah punya mental yang sehat dan gak gampang terpengaruh oleh pameran prestasi orang lain.

3. Batasi konsumsi informasi yang bikin kepikiran

ilustrasi batasi konsumsi informasi (freepik.com/stockking)
ilustrasi batasi konsumsi informasi (freepik.com/stockking)

Kalau temanmu sering memamerkan prestasi lewat media sosial, kamu bisa coba membatasi konsumsi informasi itu. Misalnya dengan menyembunyikan unggahan mereka dari timeline tanpa perlu memutus pertemanan. Ini bisa membantu pikiranmu tetap tenang dan gak mudah terbawa perasaan.

Bukan berarti kamu iri kalau memilih untuk membatasi akses. Justru ini bentuk menjaga kesehatan mentalmu. Karena setiap orang punya batas kesabaran, dan sah-sah saja kalau kamu melindungi dirimu sendiri dari hal yang memicu rasa tidak nyaman.

Dengan mengurangi paparan, kamu bisa lebih fokus pada hal-hal yang membuatmu bahagia dan produktif. Jadi, energi yang seharusnya habis untuk merasa iri bisa kamu alihkan ke kegiatan yang lebih bermanfaat.

4. Jadikan motivasi untuk berkembang

ilustrasi menetapkan target (freepik.com/ wayhomestudio)
ilustrasi menetapkan target (freepik.com/ wayhomestudio)

Daripada merasa tertekan dengan prestasi teman, lebih baik kamu menjadikannya sebagai motivasi. Anggaplah pencapaian mereka sebagai bukti bahwa kesuksesan itu mungkin diraih jika ada usaha keras di baliknya.

Dengan perspektif ini, kamu bisa lebih termotivasi untuk mengembangkan diri. Mulailah dengan menetapkan target kecil yang realistis, lalu tingkatkan perlahan. Semangat yang muncul dari diri sendiri akan lebih bertahan lama dibanding perasaan iri yang melelahkan.

Kalau kamu mampu mengubah rasa iri menjadi motivasi, maka kehadiran teman yang suka pamer justru bisa jadi batu loncatan untuk mendorongmu mencapai tujuan yang lebih tinggi.

5. Fokus pada perjalanan dan kebahagiaan diri sendiri

ilustrasi wanita berbahagia (freepik.com/freepik)
ilustrasi wanita berbahagia (freepik.com/freepik)

Pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana kamu memaknai perjalanan hidupmu sendiri. Setiap orang punya waktu dan jalannya masing-masing, jadi gak perlu merasa tertinggal hanya karena temanmu lebih dulu meraih prestasi.

Kebahagiaan sejati datang dari menerima diri sendiri apa adanya, termasuk proses yang sedang kamu jalani. Kalau kamu terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain, kamu akan kehilangan momen berharga dalam hidupmu sendiri.

Dengan tetap fokus pada kebahagiaan pribadi, kamu bisa lebih damai dalam menjalani kehidupan kampus. Teman yang suka pamer prestasi gak lagi mengusik ketenanganmu, karena kamu sudah punya pondasi yang kuat untuk berdiri di atas jalanmu sendiri.

Menghadapi teman kuliah yang suka pamer prestasi memang butuh kedewasaan emosional. Dengan menyadari perjalanan hidup masing-masing, belajar mengapresiasi, membatasi konsumsi informasi, menjadikannya motivasi, hingga fokus pada kebahagiaan diri sendiri, kamu bisa mengelola rasa iri dengan lebih bijak. Ingat, hidup bukan tentang siapa yang lebih dulu sukses, tapi bagaimana kamu tetap berproses dan bahagia di jalanmu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Prioritas Pembersihan setelah Anggota Keluarga Meninggal

04 Sep 2025, 16:28 WIBLife