Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Reza Riyady Mewujudkan Akses Air Bersih di Timur Bali

Kegiatan warga Desa Ban yang membeli air untuk kebutuhan sehari-hari
Kegiatan warga Desa Ban yang membeli air untuk kebutuhan sehari-hari. (instagram.com/rezariyadyyid)

Kalau dengar kata Bali, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada pantai yang indah, hotel mewah, dan pariwisata yang ramai turis. Namun siapa sangka, di balik mewahnya Bali, ada desa yang masih berjuang untuk mendapatkan air bersih. Di tempat itulah kisah inspiratif seorang pemuda bernama Reza Riyady Pragita dimulai.

Reza bukan pejabat, bukan juga pengusaha besar. Ia hanyalah seorang pemuda Bali dengan latar belakang keperawatan yang punya hati besar untuk membantu orang lain. Ia percaya, kebahagiaan sejati itu muncul saat bisa membuat orang lain tersenyum. Dan dari niat sederhana itulah lahir gerakan bernama SAUS (Sumber Air Untuk Sesama). Sebuah langkah kecil yang membawa perubahan besar bagi masyarakat di Timur Bali, tepatnya di Desa Ban, Karangasem.

1. Perjalanan yang diawali oleh ketidaksengajaan

potret suasana Desa Ban, Karangasem, Bali
potret suasana Desa Ban, Karangasem, Bali (instagram.com/rezariyadyyid)

Ceritanya dimulai sekitar tahun 2019. Waktu itu Reza sering turun langsung ke desa-desa di Bali Timur. Ia kaget saat tahu banyak warga yang hidup tanpa akses air bersih. “Padahal ini Bali, lho,” pikirnya waktu itu. Orang-orang mengenal Bali sebagai daerah maju, tapi ternyata masih ada sisi lain yang tidak banyak diketahui.

"Orang taunya tentang Bali adalah pariwisata nya yang maju, dan biasanya orang-orang anggapnya kekurangan air lebih banyak di Indonesia Timur. Tapi ternyata di Bali ada banyak."

Awalnya, Reza ingin membantu warga lewat program bedah rumah. Tapi setelah melihat langsung kondisi lapangan, ia sadar ada hal yang jauh lebih penting, yaitu air bersih. Rumah yang bagus tak akan berarti kalau penghuninya masih kesulitan untuk mandi atau sekadar menampung air minum. Dari situlah ide menghadirkan sumber air bersih muncul di kepalanya.

Ia kemudian berdiskusi langsung dengan warga desa. Mereka bersama-sama menelusuri medan curam untuk mencari sumber air terbaik. Jalannya kecil, bahkan kadang hanya setapak tanah. Reza beberapa kali terjatuh sampai kakinya lecet, tapi ia tidak menyerah. Katanya, setiap langkah terasa sepadan ketika melihat semangat warga yang ikut membantu.

Dari perjalanan itu lahirlah program SAUS (Sumber Air Untuk Sesama). Sebuah gerakan yang tidak hanya fokus menghadirkan air bersih, tapi juga mengajarkan warga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Reza percaya, kalau masyarakat punya akses air dan tahu cara menjaga kebersihan, maka banyak masalah kesehatan bisa dicegah seperti diare, karies gigi, dan masalah kesehatan lainnya.

2. Mendapatkan bantuan kecil dari Tuhan

potret anak-anak Bali
potret anak-anak Bali (instagram.com/rezariyadyyid)

Untuk mendanai proyek ini, Reza memanfaatkan media sosial. Ia membuat kampanye sederhana di Instagram dan mengajak teman-temannya ikut menyebarkan pesan tentang pentingnya air bersih. Tak disangka, unggahannya menyentuh hati banyak orang. Donasi berdatangan, bahkan dari influencer dan komunitas yang sebelumnya tidak ia kenal.

"Kita buat campaign di Instagram, kita ajak temen-temen saya lainnya untuk reach out. Hasilnya ga nyangka banyak yang bantu donasi, bahkan saya terharu karena banyak influencer yang ikut bantu juga."

Namun di tengah perjalanan, dana yang terkumpul sempat tidak cukup. Reza sempat bingung dan hampir menyerah karena sudah berjanji kepada warga untuk mewujudkan proyek ini. Tapi ternyata, bantuan datang di saat yang tidak disangka. Sebuah yayasan menyalurkan donasi sebesar Rp30 juta. Reza mengaku, momen itu terasa seperti mukjizat kecil dari Tuhan yang membuka jalan untuk menolong umat manusia.

Dengan dukungan itu, Reza dan warga bisa membangun bak penampungan air. Tidak mudah, tapi perlahan-lahan mereka berhasil menyelesaikannya. Ketika air pertama kali mengalir, warga berkumpul dengan wajah bahagia. Ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Ini bukan hanya karena airnya, tapi karena perjuangan mereka akhirnya membuahkan hasil.

Sekarang, beberapa dusun di Desa Ban sudah bisa mendapatkan air tanpa harus berjalan jauh. Hidup mereka jadi lebih mudah. Mandi, mencuci, dan memasak tidak lagi harus menunggu bansos atau menempuh perjalanan panjang. Anak-anak juga bisa pergi sekolah dalam keadaan bersih dan segar.

3. Perjalanan tidak hanya berhenti disini

Sebuah rumah di Desa Ban yang dikelilingi banyak daun kering.
Sebuah rumah di Desa Ban yang dikelilingi banyak daun kering. (instagram.com/rezariyadyyid)

Meski program SAUS sudah berjalan dan membawa perubahan, Reza tahu perjuangan ini belum selesai. Ia masih ingin mencari sumber air baru agar lebih banyak warga bisa merasakan manfaatnya. Tantangan terbesarnya datang saat musim kemarau tiba, ketika jumlah air mulai berkurang. Karena itu, ia sadar perlu adanya riset lanjutan untuk menemukan solusi yang lebih panjang.

Yang membuatnya sedih, program seperti ini belum banyak mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Selama ini, bantuan yang paling nyata datang dari masyarakat sendiri, dari kepala desa, tokoh adat, hingga relawan yang ikut turun tangan. Bahkan, ada kepala pemerintahan dari kabupaten lain yang rela ikut membantu menggunakan dana pribadi.

Bagi Reza, program SAUS bukan hanya tentang air. Ia punya mimpi yang lebih besar: membuat Desa Ban bisa mandiri dan sejahtera melalui sumber air yang mereka miliki. Ia ingin para pemuda di sana tidak perlu merantau jauh-jauh ke kota. Ia membayangkan suatu hari nanti mereka bisa membangun usaha air mineral sendiri yang dikelola oleh warga desa.

4. Mendapat banyak hadiah yang tidak ternilai

Reza Riyady Pragita menghadiri acara 15th Satu Indonesia Awards 2024.
Reza Riyady Pragita menghadiri acara 15th Satu Indonesia Awards 2024. (dok. pribadi/Reza Riyady Pragita)

Dari gerakan kecil ini, Reza mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang tidak ternilai. Ia bertemu banyak orang hebat, membangun jaringan dengan organisasi sosial, dan belajar banyak hal tentang arti tanggung jawab. Namun yang paling ia syukuri adalah kesempatan untuk melihat senyum warga desa yang kini hidup lebih baik.

Reza berharap suatu hari nanti, masyarakat Desa Ban bisa berdiri sendiri tanpa bergantung padanya. Karena bagi Reza, membantu bukan berarti membuat orang lain bergantung, tapi menumbuhkan semangat agar mereka bisa mandiri. Program ini bisa menjadi awal dari kebaikan-kebaikan selanjutnya.

"Sampai sekarang masalah itu masih ada, kita hanya mendekatkan sumber air saja ya. Saya sih harapannya bisa membawa banyak sumber-sumber air. Saat ini kami baru bisa menarik satu tempat sumber air saja ke desa."

Kegiatan ini bahkan mendapatkan apresiasi besar saat Reza menerima Satu Indonesia Awards 2022 tingkat provinsi bidang Kesehatan lewat proyek SAUS (Sumber Air untuk Sesama). Selang 2 tahun kemudian, pada 2024, Reza kembali diundang ke Jakarta dalam acara 15th Satu Indonesia Awards sebagai salah satu dari 150 kolaborator terpilih yang pernah menerima penghargaan sejak 2010 hingga 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tanaman Hias Langka yang Mudah Dirawat, Cocok untuk Kolektor Pemula

13 Nov 2025, 18:45 WIBLife