Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Penyebab Kamu Sukar Menerima Diri Sendiri, Berubah!

Ilustrasi pria kuat (pixabay.com/Free-Photos)
Ilustrasi pria kuat (pixabay.com/Free-Photos)

Setiap manusia memulai kehidupan dari garis start yang berbeda. Latar belakang keluarga adalah salah satu penyebabnya. Namun, ke depannya masa depanmu ada di tangan sendiri. Karena hanya dirimulah yang akan menentukan kemana akan melangkah dan jalan hidup seperti apa yang diinginkan. 

Lantas, penerimaan diri berperan besar sebagai bagian dari perjalanan hidup. Namun, ternyata masih banyak orang dan mungkin termasuk kamu yang sukar menerima diri sendiri. Supaya bisa cari solusinya, berikut lima hal yang menyenangkan kamu sukar menerima diri sendiri.

1. Memakai kacamata orang lain saat menilai sesuatu

Ilustrasi pria skeptis (pixabay.com/engesser44)
Ilustrasi pria skeptis (pixabay.com/engesser44)

Bahkan kamu juga tidak bisa memakai kacamata motivator ternama sekali pun untuk menghadapi masalah dalam hidup yang pasti akan terjadi. Karena tidak ada orang yang sama di dunia ini. Kamu harus bisa menelaah sendiri bagaimana memaknai sebuah permasalahan. 

Jika memakai kacamata orang lain dan ternyata kamu tidak mampu melakukan seperti yang mereka lakukan, lantas pasti kamu langsung menyalahkan diri. Mengapa kamu tidak bisa? Padahal jelas, kapasitas dan kemampuan setiap orang berbeda-beda. 

2. Materi dan kepopuleran yang jadi standar sukses

Ilustrasi finansial (pixabay.com/stevepb)
Ilustrasi finansial (pixabay.com/stevepb)

Sukses versimu adalah kaya dan jadi populer. Bergaul dengan kaum sosialita, nongkrong kesana-kemari. Padahal versi sukses setiap orang berbeda-beda. Jangan memakai versi orang lain untuk kehidupan kamu sendiri. Ketahuilah apa sih tujuan hidupmu. Barulah saat itu kamu akan tahu versi sukses menurut diri sendiri tak selalu jumlah saldo ATM dan puluhan ribu followers

3. Terbiasa berbohong mengenai siapa dirimu sebenarnya

Ilustrasi diskusi (pixabay.com/Sozavisimost)
Ilustrasi diskusi (pixabay.com/Sozavisimost)

Untuk diterima di suatu komunitas tertentu, kamu terpaksa berbohong tentang siapa dirimu. Mungkin pura-pura kaya, dsb. Intinya kamu ingin merasa diterima dan tidak mau orang memandangmu sebelah mata. Apa pun kamu upayakan supaya terlihat 'wah'. 

Alhasil kamu jadi sukar menjadi diri sendiri. Karena sudah terbiasa berbohong dan menyangkal diri sendiri. Namun, ketika semua itu didapat, kekosongan akan mengisi hatimu kembali. 

4. Tidak menyadari value dan potensi yang pastinya ada dalam diri

Ilustrasi petualangan (pixabay.com/Free-Photos)
Ilustrasi petualangan (pixabay.com/Free-Photos)

Ketimbang mencari value diri, kamu lebih suka nongkrong, cari popularitas, dsb. Padahal, setiap orang harus mengetahui bahwa dirinya juga value dan potensi. Inilah yang sebenarnya bisa dibanggakan. Namun, karena pola pikirnya sudah keliru dari awal, maka hal ini dilupakan. Sehingga kamu sendiri tidak mengenal siapa dirimu tanpa embel-embel kaya dan populer.

5. Terlalu banyak mendengarkan orang lain

Ilustrasi berdiskusi (pixabay.com/Janebodega)
Ilustrasi berdiskusi (pixabay.com/Janebodega)

Meminta masukan boleh. Namun, jangan semua orang kamu mintai pendapatnya. Bertanyalah pada orang yang benar-benar peduli terhadap dirimu dan kenal sama kamu. Karena terlalu mendengar perkataan orang lain, nyatanya juga tidak akan bagus untuk dirimu. Fokusmu malah akan hilang dari apa yang kamu mau.

Padahal tidak setiap orang sungguh-sungguh memberikan masukan untukmu. Celakanya kamu main percaya saja tanpa mengembalikan ke diri sendiri, sesuai atau tidak. 

Menerima diri sendiri itu penting. Karena kamu tidak akan kemana-mana jika tidak mau menerima dirimu apa adanya. Hidup akan selalu stuck dan tak bisa naik level. Jadi lebih baik menerima apa adanya daripada sibuk memoles hal yang sudah jadi suratan takdir. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us