Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Kamu Kurangi untuk Menghadapi Kenaikan PPN 12 Persen 

ilustrasi hal yang harus kamu kurangi untuk menghadapi kenaikan PPN 12 persen (pexels.com/Gustavo Fring)

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai Januari 2025 menjadi tantangan baru bagi masyarakat Indonesia. Dengan kenaikan ini, barang dan jasa yang kita konsumsi sehari-hari otomatis akan semakin mahal. Kebijakan ini memang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, tapi efeknya langsung terasa di dompet masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.

Kalau gak pintar-pintar mengatur keuangan, pengeluaran bisa membengkak tanpa disadari di tahun depan.  Di tengah situasi ini kenaikan PPN, memahami apa saja yang perlu dikurangi sangat penting. Berikut merupakan lima hal yang perlu kamu kurangi untuk menghadapi kenaikan PPN ini sehingga keuanganmu tetap aman tanpa harus kehilangan kenyamanan hidup.

1. Kurangi belanja impulsif

ilustrasi belanja impulsif (pexels.com/cottonbro studio)

Belanja impulsif emang jadi musuh terbesar untuk kondisi keuangan yang sehat, apalagi di tengah kenaikan PPN. Kebiasaan membeli barang tanpa rencana sering kali membuat anggaran bulanan membludak, membengkak dan berantakan. Apalagi dengan banyaknya diskon atau promo yang menggoda di platform e-commerce, kita sering terjebak membeli barang yang sebenarnya gak terlalu dibutuhkan. Ketika harga barang naik akibat kenaikan PPN, belanja secara impulsif ini bisa jadi semakin merugikan.

Mulailah dengan membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko atau membuka aplikasi belanja online, guys. Fokus pada kebutuhan utama dan hindari barang-barang yang sifatnya "sekadar ingin" Kalau masih sulit, coba tunda pembelian selama beberapa hari. Biasanya, setelah beberapa waktu, keinginan untuk membeli barang tersebut akan hilang karena kamu sadar barang itu gak terlalu penting.

Selain itu, tetapkan anggaran khusus untuk belanja bulanan dan disiplin mengikuti batas tersebut. Cara ini bisa membantu kamu mengontrol pengeluaran dan tetap punya ruang untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.

2. Kurangi kebiasaan nongkrong di luar

ilustrasi nongkrong di luar (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Nongkrong di kafe atau restoran emang udah jadi bagian dari gaya hidup banyak orang, terutama di kota-kota besar. Tapi kebiasaan ini bisa jadi pengeluaran besar kalau dilakukan terlalu sering.

Kenaikan PPN akan membuat harga makanan dan minuman di luar semakin mahal. Bayangkan kalau biasanya satu kali nongkrong menghabiskan Rp50.000, dengan PPN baru, pengeluaran ini bisa naik menjadi Rp56.000 atau lebih, tergantung tempatnya.

Solusi sederhana yakni  mengganti kebiasaan ini dengan aktivitas yang lebih hemat, seperti berkumpul di rumah bersama teman-teman. Kamu bisa membuat kopi sendiri atau memasak makanan ringan yang jauh lebih murah. Selain itu, nongkrong di luar bisa dibatasi hanya untuk acara tertentu, misalnya merayakan ulang tahun atau momen spesial.

Dengan mengurangi frekuensi nongkrong, kamu gak cuma menghemat uang, tapi juga waktu dan energi yang bisa digunakan untuk hal lain yang lebih produktif.

3. Kurangi penggunaan layanan langganan yang tidak esensial

ilustrasi layanan langganan (pexels.com/cottonbro studio)

Layanan langganan seperti streaming film, musik, atau aplikasi produktivitas memang praktis, tapi kalau gak digunakan dengan maksimal, justru membuang-buang uang. Kenaikan PPN akan membuat biaya langganan platform ini semakin mahal, meskipun kenaikannya mungkin terlihat kecil. Namun, jika kamu berlangganan banyak layanan dalam satu waktu sekaligus, akumulasi pengeluaran ini akan terasa membebani.

Coba evaluasi layanan yang benar-benar kamu gunakan dan hentikan langganan yang jarang dipakai. Misalnya, kalau kamu cuma menonton satu atau dua film setiap bulan, lebih baik sewa film daripada berlangganan bulanan.

Alternatif lainnya yaitu berbagi biaya langganan dengan teman atau keluarga untuk mengurangi beban biaya. Dengan mengurangi layanan yang gak penting, kamu bisa mengalokasikan uang untuk kebutuhan yang lebih prioritas.

4. Kurangi pemakaian barang sekali pakai

ilustrasi barang sekali pakai (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pemakaian barang sekali pakai seperti plastik, tisu, atau botol air mineral sebenarnya terlihat sepele, tapi kalau dihitung, pengeluarannya bisa signifikan setiap bulan, lho. Apalagi dengan kenaikan PPN, harga barang-barang ini juga ikut terdongkrak. Kebiasaan menggunakan barang sekali pakai juga gak baik untuk lingkungan, jadi ini saat yang tepat untuk mulai beralih ke barang yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.

Cobalah beralih ke barang yang bisa digunakan berulang kali, seperti botol minum stainless steel, tas belanja kain, atau lap kain untuk menggantikan tisu. Meskipun di awal terasa mahal, barang-barang ini bisa bertahan lama dan menghemat uang dalam jangka panjang. Selain itu, membawa bekal makanan dan minuman dari rumah juga bisa mengurangi pengeluaran harian sehingga kamu gak cuma menghemat uang, tapi juga ikut menjaga lingkungan.

5. Kurangi kebiasaan membeli barang bermerek

ilustrasi barang bermerek (pexels.com/Katelyn Whitson)

Barang bermerek memang punya daya tarik tersendiri, tapi sering kali harganya tidak sebanding dengan fungsinya. Apalagi dengan kenaikan PPN, barang bermerek yang sudah mahal akan jadi semakin tidak terjangkau. Kalau kamu ingin tetap hemat, coba alihkan perhatian ke barang lokal atau tanpa merek yang kualitasnya tidak kalah bagus.

Membeli barang dengan merek lokal juga bisa membantu mendukung industri dalam negeri yang sedang berkembang. Selain itu, barang tanpa merek biasanya lebih fokus pada fungsi daripada gaya, sehingga lebih cocok untuk kebutuhan sehari-hari. Gak perlu malu memakai barang tanpa merek selama kualitasnya sesuai dengan kebutuhanmu. Ingat, nilai sebuah barang bukan cuma dari mereknya, tapi dari bagaimana kamu menggunakannya dengan bijak.

Dengan mengurangi kebiasaan-kebiasaan tertentu, kamu bisa tetap menjaga kestabilan keuangan tanpa harus mengorbankan kenyamanan hidup. Fokuslah pada kebutuhan utama dan hindari pengeluaran yang tidak perlu. Ingat, hidup hemat bukan soal membatasi diri, tapi soal memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting.

Semoga dengan menerapkan lima langkah di atas, kamu bisa lebih siap menghadapi kenaikan PPN dan tetap merasa tenang dalam menjalani keseharian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us