Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Harus Kamu Pahami dari Pasang Surut Kebahagiaan

ilustrasi menghadapi pasang surut kebahagiaan (pexels.com/Philip Justin Mamelic)
ilustrasi menghadapi pasang surut kebahagiaan (pexels.com/Philip Justin Mamelic)

Pastinya kamu menginginkan kebahagiaan dalam jangka panjang. Tidak ada yang salah dengan harapan demikian. Hanya saja kamu harus tahu jika ada yang namanya pasang surut kebahagiaan.

Contohnya saat menghadapi masalah, kadar kebahagiaan yang kamu rasakan pasti berkurang. Tapi bukan berarti hidup dipenuhi duka. Berikut lima hal yang harus kamu pahami dari pasang surut kebahagiaan.

1. Pasang surut kebahagiaan mengajarkan agar bersyukur

ilustrasi bersyukur (pexels.com/RAVENA LAGES)
ilustrasi bersyukur (pexels.com/RAVENA LAGES)

Kadar kebahagiaan yang kamu rasakan tidak selalu sama. Mungkin sekarang kamu masih bisa tersenyum bahagia. Tapi besok belum tentu senyuman itu masih ada. Bisa jadi berganti duka dan kekecewaan.

Inilah yang dinamakan pasang surut kebahagiaan. Tapi ini tidak selalu buruk. Pasang surut kebahagiaan mengajarkan agar bersyukur. Apapun yang kamu jalani sekarang, adalah anugerah terbaik dalam hidup.

2. Darinya kamu bisa belajar bangkit dari keterpurukan

ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Ion Ceban @ionelceban)
ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Ion Ceban @ionelceban)

Tidak salah kamu mengharapkan kebahagiaan bertahan lama. Kalau bisa jangan ada kesedihan. Tapi kenyataan hidup tidak dapat dihindarkan. Ada suka sudah pasti disertai duka.

Tapi jangan dulu memandangnya dari sisi negatif. Pasang surut kebahagiaan turut mengajarkan kamu caranya bangkit dari keterpurukan. Kamu tahu cara bertahan dan memecahkan suatu masalah.

3. Pasang surut kebahagiaan tidak perlu diratapi

ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Vlada Karpovich )
ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Vlada Karpovich )

Kita sering mengharap hidup penuh kebahagiaan. Tapi lupa jika kebahagiaan juga berdampingan dengan kesedihan. Adakalanya kebahagiaan yang kamu rasakan berlipat ganda. Tapi esok hari bisa habis tak tersisa.

Tidak mudah memang melalui pasang surut kebahagiaan. Tapi meratap juga bukan cara yang tepat. Kamu harus menghadapinya dengan ketegaran. Bukan dengan mengeluh sepanjang waktu.

4. Pasang surut kebahagiaan juga mengajarkan kamu menjadi manusia tangguh

ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Ali Pazani)
ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Ali Pazani)

Apa kabar kamu manusia tangguh? Kita harus memiliki sikap tersebut agar bisa melalui lika-liku kehidupan dengan baik. Sosok yang tangguh tidak mudah menyerah. Walaupun ia terjebak situasi terburuk.

Ini termasuk salah satu hal yang kamu pahami dari pasang surut kebahagiaan. Fase tersebut tidak sepenuhnya buruk. Kebahagiaan yang memudar mengajarkan menjadi manusia tangguh. Kamu tidak boleh tumbang walaupun menanggung banyak masalah dan kesedihan.

5. Fase tersebut mengajarkanmu agar tidak lalai

ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi menghadapi pasang surut kehidupan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebagai manusia biasa, hati terap terkotori oleh perilaku sombong. Kamu tidak mau lagi menghargai orang-orang sekitar karena merasa sudah di atas. Seolah jadi manusia paling unggul dan terhormat.

Di sinilah pentingnya memahami fase pasang surut kebahagiaan. Ini turut mengajarkan agar tidak lalai menjalani kehidupan. Baik saat suasana suka maupun duka, kamu harus selalu ingat dengan sang pencipta.

Fase pasang surut kebahagiaan pasti terjadi. Adakalanya kamu merasakan kegembiraan berlipat ganda, tidak jarang pula meratap oleh kesedihan. Walaupun pasang surut kehidupan tidak mudah dilalui, tapi tidak sepenuhnya buruk. Banyak sisi positif yang bisa kamu petik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us