5 Kebiasaan Ini Bisa Bantu Kontrol Emosi dalam Diri yang Gak Stabil

Ada beragam faktor yang membuat emosi dalam diri seseorang menjadi gak stabil. Antara lain suasana hati yang buruk, faktor hormonal, gangguan tidur, tekanan batin atau stres, bahkan bisa kerena penyakit tertentu. Terlepas dari hal itu, merasakan beragam emosi merupakan hal yang wajar.
Akan tetapi bagaimana respons seseorang dalam menanggapinya tentu berbeda. Ada yang memilih untuk mengikuti ketidakstabilan emosi itu atau memilih untuk mengontrol diri supaya tidak membawa dampak negatif, salah satunya aktivitas menjadi terganggu.
Oleh karena itu, penting bagimu untuk mengetahui cara untuk mengendalikan emosi dalam diri yang kerap tidak stabil melalui beberapa kebiasaan seperti berikut.
1. Tarik napas yang dalam secara perlahan

Hal pertama yang harus kamu lakukan saat emosi tak terkendali adalah tarik napas dalam-dalam lalu keluarkan dari mulut untuk beberapa saat secara perlahan. Sebab saat suasana hati tidak baik, kamu cenderung mudah tersulut amarah. Saat marah, napasmu akan lebih pendek dan cepat.
Tindakan tersebut akan membuatmu lebih tenang. Dengan begitu harapannya emosimu bisa cepat mereda sehingga tidak meledak kemana-mana.
2. Ambil jeda sejenak untuk tidak berbicara

Terkadang, tidak berbicara menjadi suatu upaya yang cukup efektif dalam proses pengendalian emosi yang gak stabil. Sebab dalam kondisi yang tidak stabil, kamu kerap tidak bisa berpikir jernih sehingga kata-kata yang negatif mudah sekali terucapkan. Diam terlebih dahulu untuk beberapa saat bisa mencegahmu melakukan tindakan tersebut.
Momen jeda sejenak itu dapat kamu manfaatkan untuk meredakan emosi. Dengan langkah tersebut kamu merasa jauh lebih tenang sehingga kamu bisa kembali berpikir dengan baik.
3. Kemudian ucapkan kalimat yang positif kepada diri sendiri

Apabila setelah mengambil jeda waktu untuk diam kamu merasa lebih tenang, maka saatnya pikiranmu kembali bekerja. Ucapkan kata atau kalimat positif kepada diri sendiri. Misalnya ungkapan, "tenang saja," "kamu pasti bisa," atau "semua akan baik-baik saja."
Tindakan tersebut akan menciptakan lingkungan yang membangun. Kamu tidak lagi berpikir mengenai emosi negatif, melainkan fokus pada hal-hal yang masih bisa diupayakan lantaran termotivasi dari afirmasi berupa kalimat yang kamu tanamkan untuk diri sendiri.
4. Kelola emosi dengan medium yang tepat

Ketika kamu telah melewati tiga langkah tersebut, maka saatnya kamu menyalurkan emosi ke dalam sebuah medium. Hal tersebut sebagai upaya untuk mencegah kamu melampiaskan emosi ke orang lain maupun benda di sekitar. Misalnya dengan mendengarkan musik agar lebih rileks, mencurahkan perasaan dengan menuliskannya, atau berolahraga supaya pikiran menjadi lebih santai.
Biarkan medium itu membawa pergi emosi kamu dan berganti dengan ketenangan dalam jiwa.
5. Terima segala emosi yang kamu rasakan dan mencoba berdamai dengannya

Setelah menyalurkan emosi ke medium yang tepat, maka kamu sedang dalam kondisi kesadaran penuh. Pada saat itu menjadi momen yang tepat bagi kamu berdialog dengan diri sendiri.
Ajak dirimu untuk menerima emosi yang dirasakan sebab hal itu wajar dialami sebagai manusia. Hal itu bisa membuatmu berdamai pada ketidaknyamanan karena kamu berhasil menuntaskan apa yang semestinya diselesaikan.
Mulai sekarang biasakan diri untuk menerapkan lima kebiasaan tersebut. Hal itu sebagai upaya pengendalian diri terhadap emosi yang kerap meledak-ledak. Sebab emosi datangnya dalam diri, sehingga hanya diri sendirilah yang mampu mengontrolnya.
Jangan sampai emosi yang kamu rasakan tidak tersalurkan dengan baik. Karena hal itu akan membawa kerugian, baik bagi dirimu sendiri maupun orang lain bisa ikut terdampak meskipun tak ada kaitannya dengan apa yang kamu alami.