5 Keuntungan Saat Kamu Menjadi Orang yang Cuek, Jangan Khawatir!

Sebagai manusia yang hidup di antara manusia lainnya, tentu saja kita tidak akan terlepas dari ucapan atau omongan orang lain yang mungkin menyakiti hati. Terlebih saat kita terlalu ingin ikut campur urusan orang lain, maka hal yang sama akan terjadi pula kepada kita. Akibatnya, kita semakin tidak percaya diri untuk tampil di depan orang lain. 

Namun saat kita belajar menjadi orang yang lebih cuek, maka bukan tidak mungkin kita pun akan lebih percaya diri. Tampil apa adanya, sesuka hati pun tidak akan jadi masalah untuk kita. Bahkan suatu ketika akan kita sadari bahwa yang membuat hati kita sering terluka bukan hanya ucapan mereka, tapi kepekaan hati kita untuk membuat semuanya nampak menyakitkan bagi hati.

Ada kalanya kamu berusaha sangat keras untuk tampil sebaik-baiknya manusia yang hidup tanpa celah saat di depan orang lain. Kamu bahkan rela tampil lebih dari biasanya meski tak nyaman, asalkan orang lain mampu memberikan pujiannya dan tidak mengkritikmu dengan seenaknya. Tapi di saat itulah kamu menjadi palsu untuk dirimu sendiri. 

Berbeda saat kamu belajar untuk menjadi manusia yang cuek. Kamu akan lebih mengenal dirimu sendiri dan mencintai diri apa adanya. Dengan semua yang dipunya, kamu merasa cukup dan tidak harus memaksakan diri menjadi apa yang tidak membuatmu nyaman.

Masih seringkah kamu merasa sakit hati saat dikritik atau dinasehati orang lain? Jika iya mungkin kamu perlu mengoreksi diri sendiri. Kamu mungkin terlalu mudah menerima semua ucapan orang lain. Baik kritik maupun saran tanpa banyak menyaringnya terlebih dulu. Hingga kamu pun merasa bingung dengan dirimu sendiri dan keputusan yang harusnya kamu ambil.

Berlatih menjadi orang yang cuek akan membantumu untuk lebih mudah menyeleksi setiap ucapan orang lain. Kritik maupun saran yang disampaikan tidak lantas kamu terima sebagai tuduhan ataupun perbaikan. Kamu lebih memilih untuk melihat kembali di dalam dirimu sendiri. Mengoreksi diri hingga memutuskan mana yang akan kamu jadikan masukan dan perbaikan.

Menjadi orang yang cuek bukan hanya meminimalisir segala bentuk sakit hati di dalam diri. Tapi kamu juga akan lebih fokus pada apa yang kamu kerjakan saat ini. Ajakan untuk banyak mengobrol hal tidak pentingpun bisa jadi sudah berhasil kamu taklukkan. Kamu akan lebih banyak menggunakan waktu untuk mengembangkan diri dan memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi.

Jangan khawatir, menjadi cuek bukan berarti tidak mau bergaul dan tidak ingin menjalin hubungan dengan orang lain. Kamu hanya tahu cara membedakan mana yang penting dan tidak penting untuk dibicarakan. Inilah caramu menghemat tenaga dan pikiran untuk hal-hal yang lebih penting lagi.

Setiap manusia memang ditakdirkan untuk saling membantu dan bergantung dengan sesamanya. Tapi bukan berarti sepanjang hidup kita tidak mampu menjadi diri sendiri. Kita tetap berhak dan layak untuk menunjukkan kemampuan yang kita miliki. Untuk sekedar menyelesaikan masalah yang ada, terkadang kita hanya harus percaya bahwa kita bisa.

Bukan tak memperbolehkan meminta bantuan kepada orang lain. Tapi kita berhak mencoba terlebih dulu sebelum meminta bantuan karena sudah tak mampu melakukannya. Saat kita belajar menjadi manusia yang cuek, bukan berarti kita tidak boleh meminta bantuan dari orang lain. Kita tetap berhak mendengarkan masukan untuk masalah yang kita hadapi, tapi tidak dengan bergantung kepada mereka. Yakinlah bahwa kamupun bisa melalui masa sulit dengan usahamu. Dengan rasa percaya dirimu dan dukungan dari orang lain yang tidak sekalipun kamu paksakan.