5 Penyebab Orang Enggan Menyatakan Pendapat dan Memilih Diam

Satu sisi, dimintai pendapat akan membuat seseorang merasa dihargai. Keberadaannya diakui, terlebih jika dia memang lebih senior. Akan tetapi kalau akhirnya pendapatnya gak pernah benar-benar dipertimbangkan, dia malah bisa sakit hati dan tersinggung, lho!

Satu atau dua kali tentu dia akan mencoba memaklumi. Barangkali ada pendapat yang lebih tepat atau ada pendapat mayoritas yang lebih layak diikuti. Namun jika ini terus terjadi, dia pasti kesal juga. Buat apa repot-repot tanya pendapat kalau akhirnya gak pernah dipakai? Cuma buat basa-basi?

Jika pendapat seseorang digunakan, tentu ia akan merasa senang. Namun jika setiap kali terjadi ketidakberesan dia seperti harus mempertanggungjawabkannya seorang diri, sudah pasti dia akan merasa kapok.

Kan, dia gak memaksakan pendapatnya. Bila pendapatnya sampai digunakan orang lain, seharusnya mereka semua siap ikut menanggung konsekuensinya. Kalau dia jadi disalahkan, mending lain kali gak berpendapat saja.

Bila perkaranya sangat pribadi, sebagian orang menjadi tidak nyaman bila hendak menyatakan pendapatnya. Takutnya, terkesan terlalu ikut campur. Apalagi jika yang meminta pendapatnya bukan langsung pemilik perkara. Mungkin teman atau saudaranya.

Misalnya, pendapat tentang rumah tangga seseorang yang sedang ada masalah. Begitu juga untuk hal-hal sensitif seperti terkait perbedaan pemahaman dalam beragama. Sekalipun punya pendapat sendiri, orang akan berpikir seribu kali bila hendak mengatakannya di depan orang lain.

Intinya, sih, dia cuma gak mau tergesa-gesa berpendapat padahal sebenarnya gak tahu apa-apa tentang duduk perkaranya. Salah-salah, pendapatnya malah bisa mengeruhkan situasi. Dia mungkin akan meminta waktu untuk mempelajari masalahnya, atau tetap menolak berpendapat karena gak tertarik.

Termasuk bila dia bukan ahli di bidang yang dimintakan pendapatnya. Daripada berpendapat asal dan telanjur diikuti orang, lebih baik memintanya menemui orang yang lebih tepat. Ada bagusnya juga berhadapan dengan orang yang sadar diri begini. Tingkahnya gak sok pintar dan menjerumuskan orang lain.

Keberanian berpendapat memang gak timbul begitu saja. Butuh dibiasakan, bahkan sering kali mulai dibentuk sejak masih anak-anak. Kalau sudah terbiasa dimintai pendapat oleh kedua orangtuanya, di luar pun ia akan lebih mudah menyatakan pendapatnya tentang berbagai hal.

Sebaliknya jika sejak kecil sampai dewasa segala hal ditentukan sepenuhnya oleh orangtua, ia bisa kehilangan inisiatif. Dia seperti gak pernah memiliki pendapat atas apa pun. Kalaupun sempat terpikirkan sesuatu, dia lebih suka memendamnya.

Nah, jika kamu satu tim dengan orang yang sepertinya enggan menyampaikan pendapat, cobalah untuk mendekatinya. Siapa tahu dengan sedikit pancingan, dia mau lebih terbuka. Pastikan kamu menyimaknya dan bukan sekadar memuaskan rasa penasaranmu, ya!

Namun jika justru kamu sendiri yang selalu malas mengemukakan pendapat, ketahuilah bahwa pendapatmu boleh jadi sangat penting untuk diketahui orang lain, lho. Jadi, gak usah malu-malu lagi. Bicaralah saat ada yang perlu untuk disampaikan.