5 Rekomendasi Buku Kumpulan Cerpen yang Gak Bosenin, Ada Favoritmu?

Apakah kamu merasa hidup terlalu membosankan? Jika iya, kamu bisa kabur sejenak dengan menenteng sebuah buku kumpulan cerpen karya Budi Darma yang berjudul Orang-Orang Bloomington. 

Karya sastra klasik mendapat stigma sebagai bacaan yang sulit dimengerti. Tidak perlu khawatir, buku ini bakal menjadi temanmu yang paling seru. Gaya bahasa yang khas dan mudah dimengerti membuat buku ini dilirik oleh banyak orang. Paling tidak, sekali seumur hidup, sempatkanlah untuk menilik pikiran liar nan ganjil dari Sang Maestro.

Buku ini terbit perdana pada tahun 1980 dan mengalami beberapa kali cetak ulang. Tahun ini pun Orang-Orang Bloomington telah diterbitkan dalam versi bahasa Inggris oleh Penguin Classics (https://www.penguin.co.uk/authors/288093/budi-darma). Yap, karya Budi Darma menjadi buku Indonesia pertama yang diterbitkan oleh lini penerbit tersohor itu.

Guy de Maupassant merupakan penulis realis kenamaan yang berasal dari Prancis. Cerpenis ternama ini telah menerbitkan ratusan kisah pendek yang dibukukan. Ada banyak cerpennya yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. 

Kamu bisa membaca kumpulan cerpen Maupassant berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia. Dalam setiap cerpennya, Maupassant mampu membuat tokoh-tokoh sederhana masuk dalam kisah yang unik. Alur yang menarik bikin cerpen ini jadi gak bosenin dan selalu asyik untuk dibaca ulang.

Buku kumpulan cerpen ini terdiri dari 13 kisah. Salah satu cerpen berisi tentang seorang tokoh perempuan bersuara merdu memiliki hobi bernyanyi saat sedang di kamar mandi. Hal itu kemudian menarik atensi para pria di kampungnya. Bagaimana akhir kisahnya? Kalau penasaran, langsung saja baca bukunya.

Terkenal dengan ending yang tak terduga, karya-karya Seno Gumira menjadi favorit banyak kalangan. Dengan gaya bahasa ringan dan sudut pandang yang berbeda, kamu akan mendapatkan kebaruan setelah menghabiskan cerpen-cerpennya.

Karya Etgar Keret yang satu ini merupakan sebuah memoar yang dikemas dengan penuh satir nan jenaka. The Seven Good Years menyajikan pengalaman Etgar Keret bersama keluarga kecilnya selama 7 tahun di Tel Aviv.

Peristiwa pengeboman sudah menjadi pemandangan yang biasa baginya. Tidak hanya tentang kehidupan pribadi, ia juga menuangkan kritik sosial dan politik. Cara bertutur yang lincah khas Etgar bisa kita nikmati dalam 7 bab.

Last but not least, ada rekomendasi buku berjudul Rectoverso. Buku karangan Dewi Lestari ini terdiri dari 11 cerita pendek. Karya ini terbit pada tahun 2013 dengan memberikan sentuhan yang baru. Pasalnya, Rectoverso merupakan perpaduan antara karya fiksi dan musik.

Saat membaca kumpulan cerpen karya Dee ini kita akan dibawa pada atmosfer percintaan yang kuat. Kisah patah hati dan keharusan untuk merelakan sangat lekat di setiap ceritanya. Melalui karya ini kamu juga bisa menikmati lagu-lagu dengan nada yang indah, beberapa di antarnya ialah "Malaikat Juga Tahu", "Cicak di Dinding", "Firasat", dan sebagainya. 

Buku-buku di atas adalah beberapa rekomendasi kumpulan cerpen yang bisa kamu gunakan untuk mengisi waktu senggang. Kisah-kisah yang unik membikin beberapa kumpulan cerpen tersebut mendapat berbagai penghargaan. Mau baca yang mana dulu, nih?