5 Sikap Bijak Saat Direndahkan Orang Lain, Jangan Dulu Bersedih!

Dalam kehidupan, kita akan dihadapkan berbagai macam kejadian. Sangat wajar bila sesama manusia memiliki perbedaan sikap dan karakter. Karena kita tidak bisa mengatur orang lain untuk berbuat semau kita, maka yang bisa kamu lakukan adalah mengatur kendali sendiri. Terlebih saat kamu direndahkan orang lain, pasti akan sangat menjengkelkan.
Penting untuk kita tahu, bahwa ilmu tenang itu mahal. Saat lisan mampu membalas, tapi kamu memilih untuk diam saat direndahkan, maka kamu menjadi orang yang berkelas. Karena gak semua orang mampu tenang dalam kondisi yang menyudutkan dirinya. Tips di bawah ini, bisa membuat kamu bersikap bijak saat direndahkan orang lain.
1. Anggap sebagai motivasi diri

Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah, menjadikannya sebagai bahan intropeksi diri. Barangkali memang benar yang dikatakan orang lain. Oleh karena itu, kamu perlu tak perlu sedih. Meski sangat menyakitkan, tapi kamu tahu dimana letak kesalahan dan bagaimana cara mengubahnya. Dengan seperti itu, kamu mempunyai kesempatan untuk bertumbuh.
Ada kalanya, sebuah kritikan perlu untuk dipikirkan matang-matang. Karena ketika kamu kehilangan sebuah nasihat, kamu tidak tahu kelalaian apa yang telah hinggap dalam dirimu. Penting untuk diingat, bahwa yang perlu kamu lakukan adalah mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Bukan justru berlarut dalam kesedihan.
2. Tetaplah berbuat baik

Islam mengajarkan untuk terus berbuat baik, sekalipun dihina. Seperti Rasulullah saw yang sering dihina dan direndahkan, namun tetap mampu berbuat baik pada musuh. Bukan karena tak bisa membalas, tapi setiap kebaikan akan mendatangkan kebaikan yang lain. Begitu juga sebaliknya.
Apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai. Memang tidak mudah, tapi jika dibiasakan akan menjadi mudah. Tetaplah berbuat baik pada orang yang membuat hatimu terluka. Allah Maha Adil dalam mengatur urusan. Jadi, tak perlu takut. Serahkan pada Tuhan dan biarkan Dia yang membalas.
Tak ada gunanya membalas perbuatan yang sama buruknya. Cukup doakan saja, agar hati mereka Tuhan lembutkan. Direndahkan orang lain akan berbuah pahala, jika kamu bersabar atas perlakuan mereka.
3. Tetap bersikap tenang

Sikap yang perlu kamu tahan adalah emosi. Jangan sampai kamu kehilangan kendali diri. Kamu harus menampakkan sikap emosional yang baik di depan mereka. Karena dengan cara itu, mereka akan malu. Sebab, kamu berhasil membuat mereka tidak terpancing perbuatan buruk yang mereka lakukan.
Kamu tidak mau terlihat sama buruknya, bukan? Maka dari itu, pintarlah mengatur emosi. Kamu memang punyak hak untuk membalas sama adilnya, tapi jauh lebih baik jika kamu menahannya, untuk sesuatu yang menggambarkan bahwa kamu tidak pantas direndahkan.
4. Buktikan tanpa banyak omong

Orang yang berkelas tidak akan banyak omong, tapi langsung dengan tindakan. Tunjukkan bahwa kamu tidak terpengaruh pada kata-kata mereka. Cukup fokus pada kelebihan yang kamu punya, maka kamu akan menang.
Karena cara membalas ucapan menyakitkan dari mereka adalah dengan menjadikan dirimu lebih baik. Memang terkesan sedikit jahat, tapi begitulah faktanya hidup di dunia. Kamu akan dihargai ketika kamu punya sesuatu yang dibanggakan. Buktikan, bahwa kamu tidak layak direndahkan.
5. Jika perlu, jangan ditanggapi

Kalau perlu, bersikaplah bodo amat. Jangan terlalu dipikirkan hal-hal yang membuat diri sendiri terpuruk. Kamu berhak bahagia, walau orang lain dengan seenaknya membuat harga dirimu direndahkan. Tak perlu peduli mereka berpikir buruk tentang kamu, karena buruk di mata manusia belum tentu buruk menurut penilaian Allah.
Semakin ditanggapi, justru semakin memperkeruh keadaan. Bukan untuk memutus silaturahmi, tapi jika perlu jagalah jarak dengan mereka. Anggaplah sebagai angin lalu, yang datang lalu menghilang. Karena merendahkan sesama adalah perbuatan yang tercela. Dan kamu perlu menjauh dari orang-orang yang tidak memberikan nilai baik dalam hidupnya.
Jadilah orang baik dalam keadaan apapun. Jika tidak bisa berkata baik, maka diamlah. Karena semua akan diminta pertanggung jawaban kelak di akhirat. Maka, sudah seharusnya kita berhati-hati dalam berucap maupun bersikap. Ingat, setiap kata yang keluar dari lisan kita menggambarkan bagaimana kualitas diri kita.