Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Mengalami Brain Rot, Waspada Ketagihan Konten Instan!

ilustrasi seseorang sulit berkonsentrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Mengkonsumsi konten digital berlebih dapat menyebabkan brain rot, mengganggu emosi, dan menumpuknya pekerjaan.
  • Algoritma sosial media memicu ketagihan, mengurangi konsentrasi, dan membuat produktivitas menurun.
  • Konsumsi konten instan membuat sulit berkonsentrasi, kurang sabar terhadap proses panjang, dan mudah frustasi saat gagal.

Istilah brain rot dapat diartikan sebagai kondisi yang menggambarkan otak mengalami penurunan kemampuan intelektual akibat terlalu sering mengkonsumsi konten digital. Kondisi tersebut bisa menyebabkan seseorang sulit fokus atau bahkan mudah terdistraksi. Jika terus menerus terjadi maka seseorang akan kehilangan produktivitasnya.

Meskipun sekarang ini era digital, paling tidak kita harus bisa mengontrol agar tidak mengalami brain rot. Jika kamu sering merasa mood berantakan, gampang terdistraksi, dan sulit fokus, hati-hati bisa jadi kamu sedang mengalami brain rot. Berikut 5 tanda seseorang mengalami brain rot, tetap waspada ya!

1. Mood tidak stabil akibat konsumsi konten berlebih

ilustrasi seseorang merasa sedih (pexels.com/Valeria Ushakova)

Mood seseorang memang mudah sekali berubah. Apalagi jika terlalu banyak mengkonsumsi konten digital. Tiba-tiba tertawa karena konten lucu, kemudian tiba-tiba sedih karena melihat konten yang mengandung bawang. Hal tersebut tentunya akan menganggu keseimbangan emosionalmu dalam jangka yang panjang.

Jika hal ini terus menerus dilakukan maka kamu akan mudah cemas dan gelisah, bahkan kesulitan mengatur emosi. Solusinya batasi waktu scrolling konten digital setiap harinya, cukup 1-2 jam saja. Luangkan waktu untuk aktivitas offline seperti membaca buku, memasak, olahraga, ataupun beres-beres. 

2. Sering menunda pekerjaan karena terlalu banyak distraksi

ilustrasi wanita frustasi dengan tugas menumpuk (pexels.com/Vitaly Gariev)

Algoritma sosial media seringkali dirancang untuk membuat seseorang ketagihan. Hal tersebut akan membuatmu scrolling dan menonton tanpa akhir yang membuat lupa waktu. Padahal awalnya kamu hanya berniat membuka media sosial sebentar, namun tiba-tiba satu jam berlalu, dan kamu masih scrolling tanpa sadar.

Menyelesaikan tugas akan terasa lebih sulit, sedangkan scrolling sosial media akan tampak lebih menyenangkan. Akibatnya pekerjaan akan menumpuk dan tidak maksimal jika dikerjakan di menit terakhir. Oleh karena itu kamu harus bisa mengontrolnya dengan baik. Kamu bisa memulainya dengan mengerjakan tugas selama 20-30 menit, kemudian beri jeda 5-10 menit untuk istirahat atau scrolling sebagai reward.

3. Kesulitan untuk fokus

ilustrasi pria sedang mencoba fokus (pexels.com/Craig Adderley)

Membaca buku 1-2 jam mungkin adalah hal yang menyenangkan bagimu dulu, namun sekarang membaca beberapa halaman saja sudah merasa bosan. Faktanya, terlalu banyak konsumsi sosial media memang seringkali membuat seseorang sulit berkonsentrasi. Selain itu, terlalu sering mengkonsumsi konten instan akan membuat otakmu tidak terbiasa dengan tugas yang membutuhkan konsentrasi lebih lama. 

Jika hal ini terus dibiarkan maka kamu akan kesulitan mengerjakan tugas, sulit memahami karena hilang fokus, bahkan mudah lelah mental karena sering terdistraksi. Kehilangan fokus memang bukan sesuatu permanen, namun jika terus dibiarkan akan mengurangi produktivitasmu dalam jangka panjang. Oleh karena itu membatasi menonton video pendek maupun scrolling media sosial sangat penting agar otak tidak terus-menerus mencari stimulus cepat.

4. Produktivitas menurun, waktu habis di layar

ilustrasi pria sedang di kejar deadline (pexels.com/Tim Gouw)

Terlalu banyak menghabiskan waktu di layar untuk scrolling dapat membuat produktivitas menurun. Seringkali waktu berjalan begitu cepat saat scrolling maupun bermain game. Alih-alih berniat mengerjakan tugas penting, ternyata waktu habis begitu saja akibat konsumsi konten sosial media yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat.

Kegiatan seperti ini akan membuatmu menunda pekerjaan, kemudian otak menjadi terbiasa dengan kepuasan instan. Namun, hal tersebut dapat diatasi beberapa cara seperti, membuat to-do list harian ataupun memasang timer saat menggunakan gadget. Kamu juga dapat mengaturnya sesuai dengan caramu sendiri, terpenting produktivitas harus tetap terjaga, ya!

5. Cenderung merasa semua hal harus instan

ilustrasi belanja online (pexels.com/Negative Space)

Era digital membuat segala hal hampir bisa didapatkan dengan cara yang instan. Mulai dari informasi, makanan, hiburan, hingga belanja dengan 'one-click shopping.' Algoritma digital yang memberikan kita hasil instan mengakibatkan seseorang menjadi kurang sabar untuk menghadapi proses yang panjang.

Selain itu, kebiasaan digital ini akan membuatmu mudah frustasi jika tidak langsung mendapatkan hasil yang memuaskan. Padahal setiap proses harus dinikmati, kerena belajar sesuatu tidak ada yang instan, jadi wajar saja jika gagal. Mulai sekarang, yuk coba untuk menikmati usaha sebelum mendapatkan hasil agar kamu lebih bisa menghargai diri sendiri. 

Hampir sebagian orang pasti pernah mengalami tanda brain rot di atas, termasuk kamu mungkin? Jangan khawatir, karena ini bukan sesuatu yang permanen. Kamu hanya perlu kunci yaitu dengan kesadaran dan kontrol diri. Yuk, lebih peduli dengan diri sendiri dan kendalikan cara kita menggunakan teknologi agar kita yang mengontrol bukan kita yang dikontrol.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eli Suratmi
EditorEli Suratmi
Follow Us