5 Tanda Kamu Pura-pura Ikhlas dengan Kesedihan yang Dialami

Setiap orang tentu akan mengalami momen sedih dalam hidupnya. Kondisi demikian dapat disebabkan oleh beragam alasan, misalnya kehilangan, patah hati, kekecewaan, kesepian, maupun tekanan tertentu. Apapun alasannya, sejatinya kesedihan merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang sebagai manusia yang mengalami beragam pengalaman.
Menghadapi kondisi demikian, banyak orang yang kerap memilih untuk pura-pura ikhlas dengan kesedihan yang dihadapi guna menunjukkan kekuatan kepada orang lain. Sejatinya tindakan demikian dapat dikatakan kurang tepat lantaran hanya akan menyiksa diri sendiri. Berikut beberapa sikap yang menunjukkan bahwa kita kerap berpura-pura dalam menghadirkan keikhlasan.
1. Cenderung menghindari pembicaraan mendalam mengenai hal yang dirasakan

Saat kita berpura-pura mengklaim bahwa telah ikhlas menerima kesedihan yang dialami, maka kita cenderung menjaga jarak emosional. Artinya kita cenderung menghindari pembicaraan mendalam mengenai hal yang sebenarnya dirasakan. Kita lebih memilih untuk berbicara mengenai hal-hal yang umum supaya orang lain tidak mengetahui kesedihan yang dialami.
Tanda demikian dapat dilihat dari obrolan yang kerap kita lakukan dengan orang lain. Dalam percakapan tersebut, kita cenderung akan tampak mendengarkan namun tanpa melibatkan aspek emosional. Sehingga proses interaksi yang kita lakukan dengan orang lain cenderung kurang bermakna lantaran tak adanya koneksi secara emosional.
2. Cenderung menggunakan kata-kata positif secara berlebihan

Tanda lainnya bahwa kita sebenarnya hanya berpura-pura ikhlas dengan kesedihan yang dialami yakni dapat dilihat dari hal yang kita ucapkan. Kita cenderung akan menggunakan kata-kata positif secara berlebihan. Seringkali kita akan mengucapkan kalimat positif tanpa diimbangi dengan ekspresi emosi yang relevan dan nyata.
Hal demikian kita lakukan lantaran untuk menutupi kesedihan yang kita alami dari orang lain. Padahal kesedihan menjadi hal yang wajar dialami setiap manusia. Sehingga tidak apa-apa jika kita belum bisa ikhlas, lantaran hal tersebut membutuhkan proses dalam hal penerimanaan, kesabaran, kesadaran diri, serta melepaskan segala harapan mengenai bagaimana sesuatu seharusnya berjalan.
3. Cenderung bersikap defensif

Berpura-pura ikhlas dalam menerima kesedihan sejatinya hanya akan menciptakan sikap defensif dalam diri. Kondisi di mana kita cenderung mempertahankan sikap positif secara agresif saat orang lain mempertanyakan perasaan yang sebenarnya kita alami. Hal demikian kita lakukan sebagai bentuk melindungi diri sendiri namun secara berlebihan.
Imbasnya, sikap demikian akan menghalangi proses pertumbuhan pribadi. Sebenarnya, kita boleh merasakan kesedihan sebagai media pengembangan diri dan perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan. Alih-alih berpura-pura ikhlas, justru bersikap jujur terhadap perasaan sendiri mampu membuat kita sejahtera secara emosional.
4. Cenderung menunjukkan reaksi emosional yang tidak seimbang

Saat kita berpura-pura ikhlas dengan kesedihan yang dihadapi, maka artinya kita sedang membohongi diri sendiri. Hal demikian dapat menunjukkan reaksi emosional yang tidak seimbang. Terkadang, kita bisa bereaksi dengan perasaan marah atau frustrasi dalam menghadapi situasi yang sebenarnya sepele.
Reaksi demikian sejatinya menandakan bahwa terdapat perasaan terpendam dalam diri yang sulit diungkapkan. Apabila tidak segera diatasi, maka hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan mental. Maka, pentingnya bagi kita untuk jujur dengan perasaan tanpa memaksakan diri sendiri untuk baik-baik saja padahal kenyataannya tidaklah demikian.
5. Cenderung kesulitan dalam mengungkapkan perasaan secara nyata

Berpura-pura menerima perasaan sedih sejatinya hanya menyiksa diri sendiri. Kita akan kesulitan untuk berbicara mengenai kesedihan atau ketidakpuasan yang dialami. Hal demikian dapat berimbas pada kesehatan mental apabila kita tidak bersikap jujur pada diri sendiri.
Setiap orang pasti memiliki reaksi yang beragam dalam menyikapi situasi yang menyedihkan. Namun, penting bagi kita untuk berusaha mengizinkan diri sendiri merasakan kesedihan tersebut sembari mencari cara untuk menyembuhkannya. Tindakan demikian menjadi langkah awal yang tepat bagi kita untuk benar-benar merasa ikhlas.
Lantaran, keikhlasan tak akan pernah hadir dengan sikap pura-pura. Keikhlasan adalah tentang penerimaan terhadap segala hal yang terjadi, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan. Maka jangan terlalu memaksakan diri dan pura-pura ikhlas karena hal itu bukan persoalan yang mudah. Namun, bukan berarti kita tak bisa melakukannya selama kita mau berlatih dan menerima setiap kondisi dengan penuh kesadaran atas realitas yang sebenarnya.