Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Terlalu Lelah Bersosialisasi dengan Orang Toksik

ilustrasi lelah secara mental (pexels.com/Yan Krukau)

Kita hidup tidak hanya sendiri, melainkan berdampingan dengan orang lain. Termasuk di antaranya orang-orang toksik. Tanpa membicarakan secara detail, kamu pasti sudah paham dengan karakter dan kepribadiannya. Sikap orang-orang toksik tidak bisa dipisahkan dari kata menyebalkan, bahkan sering merusak ketenangan.

Barangkali kamu masih berusaha menguatkan diri di tengah orang-orang toksik. Meskipun begitu, kamu tidak bisa menjamin sampai kapan berani bertahan. Kesabaran manusia juga ada batasnya. Akan ada waktunya kamu merasa tidak sanggup. Yuk, perhatian beberapa tanda yang menunjukkan kamu sudah terlalu lelah bersosialisasi dengan orang-orang toksik.

1. Diam-diam sering overthinking setelah mendengar obrolan mereka

ilustrasi overthinking (pexels.com/Ron Lach)

Karakter toksik bisa menjangkiti siapa saja, tidak terkecuali orang-orang terdekatmu. Tanpa dijelaskan lebih jauh, tentu kamu sudah paham dengan serangkaian sikap toksik yang menyebalkan. Contohnya saja merundung seseorang yang dianggap lemah atau ikut campur urusan orang lain secara berlebihan.

Terkadang kita juga merasa lelah bersosialisasi dengan orang-orang toksik. Setelah mendengar tutur kata mereka, justru overthinking. Pikiran dipenuhi oleh prasangka buruk, seperti ketakutan akan kemuningkinan yang terjadi di hari esok. Juga bayangan kegagalan yang terus menyertai. Obrolan dari orang-orang toksik memicu pemikiran negatif.

2. Menangis karena merasa tersinggung

ilustrasi menangis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebagai makhluk sosial, sudah tentu kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Entah bertegur sapa sejenak, maupun terlibat diskusi dan obrolan panjang. Tapi yang perlu kamu ketahui, lingkungan sekitar tidak selalu diisi orang-orang baik dan inspiratif. Kehadiran mereka yang memiliki sikap toksik juga turut menyertai. Pada waktu tertentu timbul perasaan lelah menghadapi mereka.

Hal ini bisa dilihat dari perubahanmu yang cenderung murung. Salah satunya menangis karena merasa tersinggung. Entah dengan ucapan yang kurang berkenan di telinga, maupun perlakuan kurang layak. Tidak ada salahnya kamu menepi sejenak dari lingkungan seperti ini. Carilah ketenanganmu sendiri untuk memulihkan mental.

3. Timbul perasaan rendah diri

ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Steven Arenas)

Barangkali kamu pernah mendengar kalimat bernada meremehkan. Siapa lagi yang mengucapkan kalau bukan orang-orang toksik. Contohnya seseorang mengatakan usahamu pasti gagal. Atau membandingkan kamu dengan yang lain. Entah diucapkan secara sengaja maupun tidak, tapi turut mempengaruhi kepercayaan diri.

Akibatnya kamu merasa kelelahan bersosialisasi dengan orang-orang sekitar. Ini bisa diamati dari perasaan rendah diri yang menyertai. Kamu merasa tidak pantas meraih kebahagiaan. Bahkan sampai menghakimi diri sebagai sosok yang lemah dan tidak memiliki kemampuan apa pun. Kalimat kurang menyenangkan dari toxic people menumbuhkan sikap pesimis.

4. Tidak menemukan kenyamanan dalam pergaulan

ilustrasi lingkungan toksik (pexels.com/Matheus Bertelli)

Teman terdekat memberi pengaruh tersendiri terhadap kehidupan yang kamu jalani. Saat sedang terpuruk, mereka ada untuk menguatkan. Kamu bisa kembali bangkit atas dukungan dari mereka. Tapi bagaimana jadinya jika kamu berada di lingkungan yang dikelilingi orang-orang toksik? Bukan tidak mungkin justru lelah bersosialisasi.

Kamu mulai tidak menemukan kenyamanan dalam pergaulan. Kalau memaksa bertahan di dalamnya, yang ada justru tertekan. Mental kacau dan pikiran tidak tertata. Dirimu merasa kesepian di tengah banyaknya orang. Sampai-sampai timbul keinginan untuk menyingkir dari lingkungan sosial. Lambat laun, kamu takut berinteraksi dengan orang-orang sekitar.

5. Ingin menarik diri dari lingkungan sosial

ilustrasi merenung sendirian (pexels.com/Stefan Stefancik)

Setiap dari kita pasti pernah bertemu dengan orang-orang toksik. Contohnya mereka yang gemar membicarakan keburukan orang lain. Atau yang terang-terangan berkomentar tajam. Bergaul dengan orang-orang toksik tidak mendatangkan kebahagiaan. Ada kalanya kamu justru merasa kelelahan, baik segi mental dan pikiran.

Apakah ada tanda yang bisa dikenali jika kita terlalu lelah bersosialisasi den gan orang toksik? Dalam hati timbul keinginan menarik diri dari lingkungan sosial. Menurutmu percuma saja memiliki banyak teman tapi tidak ada yang peduli. Lebih baik menghabiskan waktu dalam ketenangan dan kesendirian, tanpa ada yang mengganggu.

Memaksakan tetap bertahan di tengah orang toksik juga tidak mudah. Sikapnya yang terkesan mengganggu selalu menyertai. Jika dipaksakan, kamu mengalami kelelahan dari segi mental dan pikiran. Sebelum mengalami  tanda di atas, mari jaga batasan  dalam bergaul dengan orang-orang toksik. Menjauhlah secara perlahan agar tingkah lakunya tidak terlalu mengganggu kehidupanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us