Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Pernah gak sih bertemu orang yang selalu punya alasan buat setiap kegagalannya? Gak pernah mengakui kesalahan sendiri dan malah nyalahin nasib, orang lain, bahkan cuaca? Ternyata, kebiasaan ini bisa ada hubungannya dengan tipe kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), lho!

Walaupun MBTI bukan alat diagnosis yang mutlak, tipe kepribadian ini bisa kasih gambaran tentang cara seseorang berpikir dan bertindak. Beberapa di antaranya memang lebih cenderung menghindari tanggung jawab dan nyari kambing hitam di luar diri mereka.

Nah, kalau kamu penasaran apakah tipe MBTI-mu termasuk yang sering menyalahkan keadaan, atau mungkin ada temanmu yang masuk kategori ini, yuk simak lima tipe yang paling sering melakukannya!

1. ISFP

ilustrasi teman (pexels.com/Timur Weber)

ISFP dikenal sebagai pribadi yang kreatif, sensitif, dan menghargai kebebasan. Tapi di sisi lain, mereka sering merasa dunia ini terlalu kaku dan gak bisa memahami visi mereka. Saat menghadapi kegagalan, ISFP cenderung berpikir, "Mereka gak ngerti apa yang aku coba lakukan" atau "Sistemnya yang gak mendukung kreativitas aku."

Alih-alih refleksi diri, ISFP yang belum matang justru menyalahkan aturan, ekspektasi sosial, atau lingkungan yang menurut mereka membatasi. Sayangnya, sikap ini malah bikin mereka sulit berkembang karena selalu merasa jadi korban keadaan, bukan seseorang yang bisa mengubahnya.

2. ENFP

ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

ENFP itu penuh semangat, spontan, dan punya banyak ide keren. Tapi, mereka juga sering terjebak dalam optimisme berlebihan. Akibatnya, mereka suka memulai sesuatu tanpa perencanaan matang, lalu kaget saat hasilnya gak sesuai harapan.

Saat gagal, ENFP cenderung berpikir, "Orang-orang belum siap menerima ideku," atau "Waktunya aja yang gak pas." Mereka jarang mengakui kalau mungkin mereka kurang persiapan atau ekspektasi mereka terlalu tinggi. ENFP juga sering loncat dari satu proyek ke proyek lain tanpa menyelesaikannya, lalu nyalahin lingkungan yang menurut mereka "terlalu membosankan" atau "kurang suportif." Padahal, masalah utamanya sering kali ada pada kurangnya disiplin dan konsistensi.

3. INTJ

ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

INTJ dikenal sebagai pribadi yang strategis, percaya diri, dan selalu punya rencana. Tapi justru karena terlalu percaya diri, mereka kadang sulit mengakui kesalahan sendiri. Saat rencana mereka gagal, INTJ biasanya nyalahin "faktor eksternal" yang gak bisa mereka kendalikan, bukan strateginya yang mungkin kurang tepat.

Mereka sering berpikir, "Saya udah memperhitungkan semuanya, tapi mereka yang gak kompeten" atau "Sistem ini terlalu berantakan buat rencana saya." Dalam kondisi ekstrem, INTJ bisa jadi arogan dan merasa kegagalannya terjadi karena orang lain gak cukup pintar buat memahami visi mereka. Sikap ini bisa bikin hubungan mereka dengan orang lain jadi renggang, terutama dalam lingkungan kerja.

4. ESFJ

ilustrasi berbincang (pexels.com/Kaboompics)

ESFJ adalah tipe yang sangat peduli dengan keharmonisan sosial dan pendapat orang lain. Mereka suka berusaha memenuhi ekspektasi, tapi kalau gak sesuai harapan, mereka cenderung menyalahkan standar sosial yang dianggap terlalu tinggi.

Kalimat yang sering mereka ucapkan adalah "Aku udah berusaha sebaik mungkin, tapi ekspektasinya terlalu berlebihan." atau "Mereka gak menghargai semua kerja keras aku." Bukannya melihat apa yang bisa diperbaiki, ESFJ lebih sering merasa dunia ini gak adil dan tuntutan orang lain terlalu tinggi. Padahal, dengan lebih fokus ke pengembangan diri daripada mencari validasi eksternal, mereka bisa lebih bahagia dan percaya diri.

5. ESTP

ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

ESTP adalah orang yang energik, spontan, dan selalu siap menghadapi tantangan. Sayangnya, mereka sering terlalu fokus pada "di sini dan sekarang" sampai lupa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Akibatnya, kalau ada masalah, mereka lebih suka nyalahin "nasib buruk" daripada mengakui kurangnya perencanaan.

Kalimat khas ESTP saat menghadapi kegagalan biasanya, "Siapa yang bisa menduga ini bakal terjadi?" atau "Aku cuma lagi sial aja." Selain itu, mereka juga sering mengabaikan saran orang lain dan baru sadar setelah kejadian buruk menimpa mereka. Lucunya, mereka malah balik menyalahkan orang lain dengan alasan, "Kamu harusnya lebih jelas kasih tahu aku!"

Gak ada tipe MBTI yang sempurna, dan bukan berarti kalau kamu masuk daftar ini, kamu gak bisa berubah. Justru ini bisa jadi kesempatan buat introspeksi dan berkembang. Jadi, kamu termasuk salah satu tipe di atas atau pernah bertemu orang seperti ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team