5 Topik yang Dihindari Kalau Gak Mau Obrolanmu Terkesan Membosankan

Mungkin menurutmu kisah hidup salah seorang kenalanmu ini menarik untuk dikulik. Tapi berhubung cuma kamu yang mengenalnya, otomatis lawan bicara yang mendengarkan jadi bingung juga. Mereka tidak tahu asal-usul orang dalam ceritamu itu, apalagi mengenalnya secara personal. Belum lagi kisah yang kamu sampaikan terkesan random. Makin bikin pusing yang menyimak, nih. 

"Iya, jadi teman dari temannya temanku ini yang barusan kena tipu. Kasihan, deh mana itu uang buat biaya hidup dia di perantauan lagi."

Rasa-rasanya gak ada seorang pun di dunia ini yang tahan ngobrol berlama-lama dengan orang sombong, deh. Karenanya, lebih baik kamu gak sering-sering menyombongkan diri di hadapan teman-temanmu, ya? Membanggakan prestasi yang barusan kamu raih, sih gak masalah. Tapi gak perlu sampai mengulanginya beberapa kali juga. Lagi pula langit tidak perlu menyatakan dirinya tinggi, kok. Semua orang juga sudah tahu itu. 

" Aduh, aku tuh sebenarnya capek banget. Kemarin habis liburan sama suami keliling Eropa. Masih jet leg, nih. Tapi berhubung kalian maksa buat datang, ya apa boleh buat, deh."

Namanya juga bertemu dan ngobrol dengan teman lama. Tentu niatnya buat menjalin tali silaturahmi, dong. Bukannya malah sebagai ajang menyentil kembali kesalahan teman yang telah lama berlalu. Pasti kawanmu juga gak bakal menyangka, kalau kamu berani mengungkit masa lalu buruk itu. Ya, yang tadinya obrolan terasa menyenangkan, eh mendadak malah jadi akward begini, kan? 

"Ngomong-ngomong, masih ingat kan dulu kamu pernah menipu teman satu kelas waktu SMA? Itu, yang kamu ketahuan pakai uang tabungan kelas buat beli HP! Masa lupa, sih?"

Tentu kamu tahu betul kalau setiap orang di dunia ini punya masalahnya masing-masing. Bukan cuma kamu yang dipusingkan dengan segudang problem, sementara hidup orang lain terlihat baik-baik saja. Nah, menjadikan kesusahanmu sebagai bahan obrolan itu bukan tindakan yang bijak. Kecuali memang niatnya kamu ingin curhat. Meskipun tampaknya teman-temanmu mendengarkan dengan serius, tapi percayalah dalam hati mereka pasti merasa jenuh. 

"Kalian, ya enak banget tiap bulan terima gaji. Gak masuk kerja juga tetap dapat pemasukan utuh. Nah, aku kalau hari ini gak kerja, besok bingung mau makan apa. Nasib kok gini amat, ya?"

Tidak bisa dipungkiri kalau bergosip itu merupakan aktivitas yang menyenangkan. Dengan membicarakan keburukan orang, otomatis kita akan merasa lebih baik atau lebih tinggi levelnya dibanding mereka. Tapi ingat, jangan bergosip kelewatan. Apalagi tega menyebarkan fitnah yang belum tentu terjamin kebenarannya. Selain pasti berdosa, kamu juga sudah merugikan orang lain secara tidak langsung, lho. 

"Eh kalian tahu gak, si Sari anak baru itu? Tiap hari pulang kantor dijemput mobil mentereng, lho. Katanya, sih ada yang pernah lihat orang yang bawa mobil itu laki-laki udah tua gitu. Nah, jangan-jangan dia istri mudanya lagi. Tapi kalau suaminya kaya ngapain juga kerja jadi karyawan biasa, ya?" 

Sebenarnya masih banyak, kok topik obrolan lain yang lebih patut diperbincangkan ketimbang lima topik di atas tadi. Tinggal gimana pintar-pintarnya kamu mencairkan suasana saja, tanpa membuat keributan apalagi sampai merugikan lawan bicaramu. Kalau memang lagi gak punya bahan obrolan yang asyik, ya sudah diam dan jadi pendengar saja. Daripada banyak bicara tapi malah bikin suasana jadi membosankan begini. Setuju, kan?