Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Omelan Bisa Bikin Kangen, Jadi Ciri Khas Seseorang

ilustrasi mengomel (pexels.com/Kindel Media)

Siapa yang biasanya mengomeli kamu? Orang yang sering mengomelimu umumnya punya kuasa atas dirimu seperti orangtua, atasan, atau pasangan. Ketika kamu diomeli olehnya tentu rasanya menyebalkan.

Omelannya terkadang juga membuatmu malu sebab didengar oleh orang lain. Namun, kamu malah bisa kangen jika orang yang kerap mengomelimu lama tidak melakukannya. Misalnya, ia sedang pergi berminggu-minggu atau bahkan telah meninggal dunia.

Omelan yang dulu terdengar membosankan dan bikin bad mood, kini malah dirindukan. Sampai-sampai dirimu membatin, bahwa gak apa-apa diomeli terus olehnya daripada hari-harimu terasa ada yang kurang. Ini dia enam alasan omelan seseorang pun mampu menerbitkan kangen.

1. Omelannya untuk kebaikanmu

ilustrasi mengomel (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Orang yang paling sering mengomelimu boleh jadi juga paling peduli padamu. Ketika kamu gak bisa lagi dinasihati baik-baik, mengomel menjadi jurus berikutnya. Harapannya, dirimu menurut dan terhindar dari sesuatu yang buruk.

Seperti orangtua yang kerap mengomel ketika melihatmu bermain komputer di waktu belajar. Fasilitas itu diberikan untuk memudahkan kegiatan belajar, tetapi kamu justru menyalahgunakannya buat nge-game  melulu. Kamu juga tahu bahwa omelan orangtua semata-mata supaya fokus belajarmu tidak terganggu.

Omelannya menjadi pengingat biar kamu segera berhenti bermain. Tanpa orangtua mengomel, dirimu kesulitan menahan diri dari godaan bermain. Ketika kamu menyadari hal baik di balik kesukaan seseorang mengomelimu, dirimu pun tak terlalu anti.

2. Omelannya lucu

ilustrasi mengomel (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ada perbedaan antara mengomel dengan marah besar. Kemarahan seseorang yang luar biasa tentu bikin kamu takut. Setiap ucapannya tajam sehingga menyurutkan nyalimu.

Namun, orang yang mengomel terkadang justru menggelikan. Perkataannya ke mana-mana dan lama-kelamaan seperti asal bicara. Ia masih ingin mengomel, tetapi kehabisan ide sehingga pilihan katanya sekenanya saja.

Walaupun awalnya kamu takut, akhirnya omelan itu malah seperti hiburan. Kata-katanya lucu dan dirimu penasaran kapan-kapan apa lagi yang hendak dikatakannya saat kesal. Saking lucunya, kamu barangkali gagal menahan tawa di depannya dan membuat omelannya tambah panjang.

3. Kamu suka iseng untuk memancing omelannya

ilustrasi mengomel (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang iseng memang paling tak terusik oleh apa pun. Omelan seseorang gak membuatmu gentar. Justru kamu kerap memanfaatkan situasi agar dia mengomelimu panjang lebar.

Kesabarannya memang sedikit dan dirimu selalu berusaha menghabiskannya. Contohnya, sikap jailmu pada pasangan. Kamu tahu dia sangat menyukai kerapian, tetapi dirimu tetap saja menaruh apa pun secara sembarangan.

Bukan karena kamu benar-benar melupakan aturan-aturan yang dibuatnya. Akan tetapi, sengaja biar dia sewot. Dengan sifat jailmu, keberhasilanmu bikin dia mengomel malah membuatmu gembira.

4. Tiada hari tanpa omelannya

ilustrasi mengomel (pexels.com/Yan Krukau)

Harimu tidak berkesan tanpa omelannya. Hampir setiap hari seseorang mengomel tentang apa saja baik padamu maupun orang lain. Omelannya telah nyaris sepasti terbit dan tenggelamnya matahari.

Terbayang kan, betapa anehnya bila satu atau dua hari saja gak ada suara omelannya? Harimu menjadi bak sayur tanpa garam alias hambar. Kamu akan bertanya-tanya ke mana perginya dia atau ada apa dengannya sehingga tidak lagi mengomel.

Dirimu memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan situasi yang lebih sepi dari biasanya. Meski secara umum kamu menyukai suasana begini, tetap saja mulanya terasa aneh. Bila omelan itu benar-benar menghilang dari hidupmu untuk selamanya, dirimu pasti akan mengenang sosok yang dahulu suka sekali mengomel.

5. Jadi bahan tebak-tebakan dengan teman atau saudara

ilustrasi mengomel (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Pernah gak, kamu dan teman-teman kantor saling menebak tentang suasana hati bos hari ini? Apakah ia bakal mengomel lagi atau tidak? Kerapnya atasan mengomel ternyata menciptakan rutinitas baru di antara stafnya.

Setiap orang punya tebakan dan alasan yang berbeda terkait faktor pencetus omelan bos. Siapa yang mampu menebak dengan benar dianggap paling memahami atasan. Begitu juga kalau orangtua yang gemar mengomel.

Dirimu serta adik atau kakak malah iseng tebak-tebakan kapan orangtua bakal mengomel. Meski kegiatan seperti ini cukup seru, sebaiknya kamu tetap memperhatikan alasan orang mengomel. Ubah perilakumu yang kurang baik jika itu yang menjadi penyebab omelannya.

6. Setelah mengomel, hubungan kalian lebih indah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Pixabay)

Badai saja tidak selamanya, apalagi omelan. Orang yang suka mengomel juga bisa capek sendiri. Apa pun yang sempat membuatnya kesal, akhirnya kalian berdamai.

Omelan sejatinya cara untuk seseorang mengeluarkan seluruh isi hatinya yang negatif. Kalau ini sudah dilakukan, perasaannya menjadi lebih tenang. Setelahnya ia dapat bersikap lebih baik padamu.

Bahkan dia mungkin merasa menyesal telah mengomelimu sedari tadi. Ia meminta maaf untuk itu dan kamu melakukan hal yang sama karena menyadari kesalahanmu. Diawali dengan omelan, hubungan kalian selanjutnya justru lebih hangat. 

Ada orang yang hanya mengomel untuk alasan tertentu, tetapi ada juga yang mengomel tentang segala hal. Keduanya tetap dapat membuatmu merindukannya di kemudian hari, tergantung dari sudut pandangmu atas omelan tersebut. Namun, jangan sampai kamu mendendam pada orang yang kerap mengomelimu, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
Bayu Nur Seto
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us