6 Cara Sikap Perfeksionis Merusak Keseimbangan Hidup, Waspada!

Memiliki sikap perfeksionis sebenarnya tidak selalu buruk. Dengan dasar itu kita bisa termotivasi menunjukkan kinerja terbaik. Karena orang-orang dengan sikap perfeksionis cenderung memiliki standar tinggi. Mereka akan mengerahkan kemampuan secara maksimal untuk meraih standar tersebut.
Tapi bukan berarti kita membiarkan pola pikir dan tindakan dikendalikan oleh sikap perfeksionis. Justru ini yang berpotensi merusak keseimbangan hidup. Kita dihadapkan dengan kekacauan dan penyesalan. Jika kamu penasaran bagaimana cara sikap perfeksionis merusak keseimbangan hidup, ikuti terus tulisan ini.
1. Menghadapi stres yang berlebihan

Tanpa sadar kita kerap menerapkan sikap perfeksionis dalam berbagai situasi. Kesempurnaan menjadi hal mutlak yang wajib diraih. Bahkan tidak boleh ada cacat atau kekurangan sedikitpun. Tanpa disadari jika sikap perfeksionis sebenarnya merusak keseimbangan hidup.
Entah disadari atau tidak, orang-orang yang memiliki standar kesempurnaan tinggi akan menghadapi stres berlebihan. Mereka merasa terbebani dengan kemampuan yang terbatas. Untuk selanjutnya, didominasi oleh perasaan pesimis dan keinginan menyerah.
2. Beban mental karena terpaku standar kesempurnaan

Boleh-boleh saja kita menetapkan standar kesempurnaan. Tapi juga harus diiringi dengan pemikiran realistis dan kelapangan hati. Adakalanya standar kesempurnaan yang sudah ditetapkan tidak bisa tercapai. Menjadi kesalahan fatal jika kita terpaku sepenuhnya pada sikap perfeksionis.
Cepat atau lambat, sikap demikian akan merusak keseimbangan hidup yang sudah tertata. Kita membebani mental dengan standar yang tidak realistis. Saat rangkaian standar tersebut tidak tercapai, tentu akan menyalahkan diri secara berlebihan. Bahkan larut dalam keterpurukan.
3. Menghabiskan seluruh waktu hanya untuk bekerja

Keseimbangan hidup seharusnya dijaga dengan baik. Jangan sampai kita merusaknya dengan tindakan-tindakan ceroboh. Apalagi hidup terpaku dengan standar kesempurnaan yang tinggi. Tentu ada alasan logis mengapa kita tidak boleh melakukan tindakan demikian.
Hal penting yang harus diketahui, sikap perfeksionis akan merusak keseimbangan hidup secara bertahap. Kita akan terperdaya menghabiskan seluruh waktu untuk bekerja. Tanpa disadari jika hidup juga memiliki urusan pribadi yang perlu diselesaikan. Jika sudah seperti ini, kehidupan pribadi akan terbengkalai.
4. Kesulitan dalam menikmati proses
Memiliki sikap perfeksionis memiliki sisi positif dan negatif tersendiri. Jika dikelola dengan tepat, maka menjadi motivasi menunjukkan kinerja terbaik. Tapi berbeda jadinya saat kita membiarkan sikap perfeksionis mengendalikan pola pikir dan tindakan.
Di sinilah peran sikap perfeksionis merusak keseimbangan hidup. Kita akan kesulitan dalam menikmati proses. Karena sosok yang didominasi oleh sikap dan pola pikir perfeksionis cenderung mengagungkan kesempurnaan pada hasil akhir. Mereka lupa jika pencapaian dalam skala besar dimulai dari langkah kecil terlebih dahulu.
5. Kehilangan kepuasan setelah meraih pencapaian

Umumnya, setelah berhasil meraih pencapaian seseorang akan merasa puas. Kerja keras dan usaha yang dilakukan layak diapresiasi. Tapi sikap demikian tidak dirasakan oleh orang-orang yang memiliki sikap perfeksionis di luar batas kendali.
Cepat atau lambat, sikap perfeksionis turut merusak keseimbangan hidup. Orang-orang dengan sikap perfeksionis kehilangan kepuasan setelah meraih pencapaian. Mereka selalu merasa kurang meskipun sebenarnya sudah meraih pencapaian terbaik.
6. Kecenderungan untuk menunda-nunda tanpa disadari

Tanpa perlu dijelaskan secara detail, pasti kamu sudah paham jika menunda-nunda bukan sikap yang baik. Semakin kita mengulur waktu, semakin banyak urusan terbengkalai. Tapi jika diperhatikan, ternyata sikap perfeksionis memiliki andil di dalamnya.
Dengan standar kesempurnaan yang sangat tinggi, seseorang memiliki rasa takut yang besar terhadap kegagalan. Saat memiliki rencana, mereka cenderung menunda waktu untuk melangkah. Pada akhirnya banyak urusan belum terselesaikan. Inilah yang merusak keseimbangan hidup sehingga segala sesuatunya tidak tertata.
Alangkah baiknya kita juga mewaspadai sikap perfeksionis. Karena jika di luar batas kendali justru merusak keseimbangan hidup itu sendiri. Sosok perfeksionis akan terbebani baik dari segi mental maupun pikiran. Mereka mendedikasikan seluruh waktu hanya untuk bekerja, tapi tidak merasakan kepuasan setelahnya.