6 Mitos Kehidupan Dewasa yang Sebenarnya Salah Kaprah

- Gaji tinggi tak selalu membawa kebahagiaan, karena bisa menambah beban kerja dan kurangi waktu luang. Keseimbangan hidup tak hanya dari gaji.
- Karier tidak harus sesuai dengan jurusan kuliah, banyak orang sukses meniti karier di luar bidang studinya. Gelar tidak lebih penting dari keterampilan dan pengalaman.
- Setiap orang punya timeline nya masing-masing, jadi berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Kesuksesan tidak memiliki batasan umur, hidup bukan perlombaan.
Kehidupan dewasa seringkali dikaitkan dengan kesuksesan, tuntutan mandiri, bahkan harus mampu mengambil keputusan dengan tepat. Mungkin, kamu pernah berpikir bahwa hidup harus berjalan sesuai dengan rencana atau mungkin merasa tertinggal dari mereka yang sudah sukses duluan? Tanpa sadar pikiran seperti ini sebenarnya timbul dari mitos orang-orang dewasa yang justru semakin mempersulit hidup seseorang.
Standar yang diciptakan society seringkali membuat seseorang merasa tertinggal. Padahal beberapa aturan hidup yang beredar hanyalah mitos dan ekspektasi sosial yang tidak selalu benar. Sebelum kamu terjebak dsn semakin stres dengan standar yang masuk akal berikut 6 mitos dewasa yang sebaiknya kamu berhenti percaya sekarang juga. Simak, sebelum terlambat!
1. Gaji tinggi berarti bahagia

Banyak yang percaya bahwa semakin tinggi gaji, hidup akan semakin bahagia, padahal tidak selalu demikian. Faktanya semakin tinggi gaji, justru kerja semakin berat, tuntutan semakin banyak, dan waktu luang semakin sempit. Keseimbangan hidup pun terkadang tidak bisa didapatkan melalui gaji yang tinggi.
Begitupun dengan kesehatan mental yang tidak bisa dibeli dengan uang. Tidak sedikit seseorang dengan gaji yang cukup tinggi memilih resign demi menjaga kesehatan mentalnya. Hal ini menandakan bahwa gaji tinggi bukan menjadi tolok ukur kebahagiaan seseorang. Hidup tidak selalu tentang mengejar angka rekening, tetapi juga tentang keseimbangan hidup dan kepuasan pribadi.
2. Harus menjalani karier sesuai jurusan kuliah

Bekerja tidak selalu harus selalu sesuai dengan jurusan kuliah. Faktanya banyak orang-orang sukses justru meniti karier di luar bidang studinya. Pikiran kita terlalu sempit jika hanya mengukur kesuksesan berkarir hanya sesuai jurusan kuliahnya.
Sekarang ini gelar tidak lebih penting dari keterampilan hingga pengalaman yang sedang kamu bangun. Dunia yang serba cepat dan canggih dapat membuka peluang karier yang lebih luas. Jadi, tidak ada salahnya jika kamu ingin mencoba explore jalur karier yang berbeda. Bisa jadi jalan kesuksesanmu ada disana, jangan takut mencoba.
3. Sukses sebelum usia 30 tahun

Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain, karena setiap orang punya timeline nya masing-masing. Mitos harus sukses sebelum usia 30 tahun seringkali membuat banyak orang merasa gagal jika belum mencapai kestabilan hidup di umur tersebut. Padahal kita tidak pernah tahu perjuangan di belakang layarnya. Entah dari kesempatan, latar belakang pendidikan dan ekonomi, hingga tekanan yang dihadapi.
Seandainya kamu belum sukses di usia 30, tidak masalah. Tidak pernah ada batas waktu untuk menemukan jalanmu sendiri, karena hidup bukan perlombaan. Beberapa orang sukses justru menemukan jalannya di usia yang matang. Seperti Bill Gates yang dinobatkan sebagai miliarder termuda di usia 31 tahun, kemudian Jack Ma yang baru mendirikan Alibaba di usia 35 tahun. Percayalah jika kesuksesan tidak memiliki batasan. Jadi, tetaplah berproses sampai menemukan jalan yang kamu impikan.
4. Harus selalu kuat, tidak boleh mengeluh

Menjadi dewasa bukan berarti harus selalu kuat. Sesekali, mengeluh juga tidak masalah. Sejujurnya, tidak ada yang bisa menghadapi semuanya sendirian. Mengenali emosi dan paham kapan waktu meminta bantuan adalah tanda sebuah kedewasaan.
Kamu tidak harus berpura-pura baik-baik saja sepanjang setiap saat. Kuat bukan berarti tidak boleh lemah. Sadari jika kamu adalah manusia, bukan robot. Jadi wajar saja, jika capek dan butuh istirahat. Jangan takut untuk mengambil jeda, karena hal tersebut adalah bagian dari menyayangi diri sendiri.
5. Hidup harus sesuai rencana

Hidup adalah sebuah kejutan yang sulit diprediksi. Terkadang sesuatu yang sudah kita rencanakan secara matang saja realitanya tidak berjalan mulus. Wajar, ini bukan salahmu. Sebab kita memang punya rencana, tetapi Tuhan lebih punya kendali yang terbaik terhadap hidup kita.
Mungkin standar society mengatakan harus kuliah di usia 22, punya pekerjaan mapan di usia 25, menikah sebelum 30, dan seterusnya. Padahal realita hidup tidak harus seperti ini, kamu boleh mengikuti, boleh juga tidak. Sebab, bisa jadi tujuan utamamu di usia 20-an akan berubah ketika kamu berusia 30-an. Tidak semua orang harus memiliki timeline yang sama. Tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk, kita sama hanya saja jalannya berbeda.
6. Memilih switch career, dicap gagal

Karier tidak bisa diibaratkan seperti garis lurus, sebab karier sifatnya dinamis. Seseorang akan cenderung bosan jika seumur hidupnya hanya menghabiskan waktunya di satu perusahaan. Apalagi minat dan passion seseorang seiring berjalannya waktu mudah sekali berubah.
Dunia kerja sekarang ini terus berkembang. Banyak pekerjaan yang dulu tidak ada, sekarang menjadi dibutuhkan. Tidak sedikit orang yang justru memilih switch career demi mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai dengan gaya hidup dan kesehatan mental mereka. Switch career justru akan membuka kesempatan baru untukmu lebih berkembang. So, jangan takut mencoba ya. Sebab, kita baru akan menemukan passion atau pekerjaan yang lebih cocok setelah mencoba berbagai hal dan melewati rintangannya.
Sejujurnya tidak ada patokan umur kesuksesan seseorang. Hidup tidak selalu tentang memenuhi standar orang lain, melainkan tentang bagaimana kamu bisa berbahagia atas perjalanan hidupmu. Jadi, mulai sekarang stop percaya mitos-mitos yang hanya mengganggu prosesmu berkembang. Fokus dan jalani hidup dengan caramu sendiri dan nikmati prosesnya agar lebih bisa bersyukur atas hidup yang sedang kamu jalani sekarang.