6 Perilaku yang Bisa Menjatuhkan Diri Sendiri di Masa Mendatang, Ubah!

Orang yang tidak punya impian biasanya akan sulit menemukan makna kehidupan. Mereka pun hanya menjalani hidup yang terkesan seadanya. Hal ini dikarenakan langkahnya bak tanpa arah tujuan yang jelas hingga cenderung mudah terombang-ambing oleh keadaan.

Ibarat kata hidup itu sekadar bisa bernapas dan yang penting tetap tercukupi sandang pangannya saja. Padahal, ada kebutuhan aktualisasi diri yang mampu membuat hidup jadi makin hidup. Masa depan pun akan lebih terencana saat kita punya mimpi dan tujuan hidup yang ingin diwujudkan.

Sadar dengan kemampuan finansial sendiri tentu akan jadi poin penting saat menjalani kehidupan. Bukan asal menggunakan uang, kita jadi lebih peduli dengan kebutuhan prioritas dan pentingnya memiliki dana cadangan. Sayangnya, gak semua orang peduli dengan finansialnya sejak dini.

Kebanyakan justru terjebak dalam hedonisme hingga mudah menghamburkan uang tanpa pikir panjang. Ujungnya, berhutang dijadikan solusi yang tanpa sadar malah makin menjeratmu dalam masalah keuangan yang tak terkendali. Di sinilah pentingnya kesadaran finansial agar tetap punya 'rem' yang pakem.

Siapa, nih, yang hobi menunda pekerjaan sampai akhirnya jadi makin menumpuk? Mungkin awalnya hanya ingin mencari jeda dari rutinitas kerja yang melelahkan. Namun, ujungnya malah jadi keterusan menunda tugas harian hingga terjebak rasa malas.

Rasa malas inilah yang perlahan akan menjatuhkanmu kalau tidak segera diatasi. Gak bisa dianggap enteng, rasa malas akan semakin menjauhkanmu dari sukses meski sebenarnya kamu sudah punya impian dan tujuan hidup yang ingin dicapai.

Ada yang bilang kesuksesan yang didapat akan makin berarti kalau diraih dengan tangan sendiri. Jadi, gak heran kalau orang yang paham berjuang mandiri akan jadi lebih tangguh dan gak mudah dijatuhkan oleh kondisi.  Berbeda dengan orang yang senang bergantung, mereka gak akan paham beratnya perjuangan hidup.

Biasanya mereka juga belum pernah merasakan kesulitan karena selalu punya bala bantuan. Sayangnya, kondisi ini justu berpotensi menjatuhkan diri sendiri saat orang yang jadi sumber ketergantungan menghilang. Bak kehilangan pegangan, menanti jatuh hanya urusan waktu.

Orang yang gak berani mengambil risiko biasanya melewati hidup yang terkesan hambar. Mereka terlalu lama mendekam di zona nyaman hingga jadi takut menghadapi dunia yang dinamis. Bahkan, mereka akan berpikir untuk hidup seadanya saja asal gak terlibat dengan perubahan.

Walhasil, kesuksesan akan lambat datang atau mungkin saja gak akan pernah menghampiri. Jika orang lain rela mengambil risiko dengan berlari agar cepat sampai tujuan, mereka justru memilih berjalan santai atau malah jalan di tempat. Kondisi stuck ini juga bisa disebut kejatuhan diri, lho.

Setiap orang pasti punya cerita masing-masing tentang hubungan sosialnya, baik itu persahabatan maupun asmara. Sayangnya, terkadang ada saja hubungan yang justru berujung toksik dan berdampak buruk hingga punya andil membawa kesengsaraan hidup.

Namun, kejatuhan diri justru makin tak terhindarkan lagi saat muncul keraguan melepas hubungan meski sadar sudah makin toksik. Bak tak tertolong lagi, diri sendiri yang sebenarnya punya kuasa lepas dari hubungan toksik, malah memilih berdiam di dalamnya tanpa perjuangan melawan.

Terkadang, kehancuran yang dialami justru bisa berawal dari perilaku diri sendiri yang tidak kunjung diubah. Kalau gak mau mengalaminya, yuk segera ubah perilaku yang berpotensi menjatuhkan diri sendiri tadi. Asal yakin, pasti bisa, kok.