6 Tanda Orang yang Suka Playing Victim, Mencari Simpati Orang Lain

Playing victim merupakan salah satu sikap yang digunakan seseorang agar terhindar dari tanggung jawab. Selain itu juga digunakan agar mendapatkan simpati, atau mencapai tujuan tertentu untuk menarik perhatian orang lain. Meskipun terkadang perilaku ini gak disengaja dan menjadi sikap yang terus menerus dilakukan tanpa mereka sadari dampaknya.
Mengenali tanda dari orang yang sering melakukan playing victim bisa membantu kamu memahami orang dengan perilaku seperti ini. Sehingga kamu tahu bagaimana cara menghadapinya dengan lebih bijak. Palaku playing victim sering menampilkan diri mereka sebagai orang yang lemah atau gak punya kemampuan untuk melakukan segala sesuatu sendiri. Berikut beberapa tanda bahwa orang tersebut adalah pelaku playing victim yang mungkin kamu harus waspada saat bertemu dengan orang seperti ini.
1. Selalu menunjukkan pribadi yang gak berdaya

Orang yang sering melakukan playing victim biasanya menunjukkan kepada orang lain bahwa dia adalah orang yang lemah atau tidak berdaya. Mereka sering mengatakan bahwa mereka gak mampu mengatasi masalah atau menghadapi segala tantangan tanpa bantuan orang lain.
Mereka sering menceritakan kepada orang di sekitarnya bahwa mereka gak mampu melakukannya sendiri. Bahkan mereka juga akan mengatakan bahwa mereka sering menjadi sasaran masalah, meskipun kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu.
2. Menghindar dari tanggung jawab

Mereka akan menolak untuk mengambil tanggung jawab atas kesalahan yang mereka lakukan. Selain itu, saat mereka mendapatkan kegagalan juga gak mau mengakui dan lebih memilih untuk menyalahkan orang lain.
Mereka lebih suka melemparkan kesalahan pada orang lain atas situasi tersebut, meskipun sebenarnya kesalahan ada di diri mereka sendiri. Misalnya, saat terlibat dalam proyek yang gagal, mereka mungkin akan mengatakan bahwa kegagalan itu terjadi atas kesalahan dari timnya yang gak mau mendukung.
3. Mencari simpati dan perhatian

Playing victim biasanya digunakan sebagai cara agar orang tersebut bisa mendapatkan simpati bahkan perhatian dari lingkungan. Mereka lebih senang untuk menceritakan kisah sedih atau masalah mereka secara berlebihan.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian dan belas kasihan dari orang lain. Mereka bisa saja terus menceritakan tentang betapa sulitnya kehidupan yang mereka jalani yang menurut mereka tidak adil.
4. Suka manipulasi dalam hubungan

Orang yang sering melakukan playing victim akan menggunakan perilaku ini sebagai alat untuk memanipulasi hubungan dengan orang lain. Mereka mungkin berharap agar orang lain merasa bersalah atau terpaksa untuk membantu mereka.
Sehingga orang tersebut akan merasa tertekan atau terbebani dengan sikapnya tersebut. Mereka bisa saja menggunakan ancaman untuk melakukan tindakan berbahaya atau mengancam untuk menjauh dari orang yang mereka sayangi.
5. Konsisten dengan perilaku tersebut

Playing victim bukan satu kejadian yang membuat mereka merasa terisolasi dari lingkungan. Pola perilaku tersebut sudah dilakukan dengan konsisten dari waktu ke waktu.
Mereka mungkin punya sejarah panjang untuk menarik perhatian atau mencari bantuan dengan cara seperti ini. Pola perilaku ini bisa terlihat dari berbagai aspek kehidupan mereka, baik dalam hubungan pribadi, pekerjaan atau lingkungan sosial.
6. Kurangnya perubahan atau tanggung jawab

Orang yang terjebak dalam perilaku playing victim jarang mengambil sikap tegas untuk mengubah pola perilaku mereka. Mereka mungkin gak sadar bahwa mereka punya perilaku yang negatif bahkan menyangkalnya.
Mereka tetap yakin bahwa mereka ini adalah korban yang butuh dukungan, karena hal ini memberi mereka keuntungan dalam interaksi sosial mereka. Sehingga mengenali tanda playing victim adalah langkah pertama untuk menangani perilaku ini.
Playing victim bisa menjadi pola perilaku yang merugikan bagi pelakunya sendiri maupun bagi hubungannya dengan orang lain. Kenali gejala perilaku negatif ini, sehingga kami bisa lebih memahami untuk bersikap lebih baik lagi.