Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Menghadapi Dosen yang Mudah Marah, Harus Sopan dan Santun

ilustrasi seorang dosen (pexels.com/ICSA)

Seorang dosen punya segudang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tidak hanya urusan mengajar, tugas administrasi, penelitian, hingga menjadi narasumber untuk berbagai kegiatan di dalam dan luar kampus juga masuk ke dalam to-do list sehari-hari.

Banyaknya aktivitas yang harus dilakoni tersebut tidak jarang membuat sang dosen merasa lelah, sehingga lebih mudah terbawa emosi. Akibatnya, banyak mahasiswa yang kerap jadi korban kemarahan para dosen.

Supaya gak jadi sasaran, kamu para mahasiswa tidak perlu khawatir karena ada tips untuk menghadapi dosen yang mudah marah sebagai berikut. Gampang diterapkan, kok!

1.Ketahui faktor pemicu kemarahannya

ilustrasi seorang dosen yang sedang mengajar (pexels.com/fauxels)

Setiap dosen terkadang punya penilaian tersendiri untuk segala hal. Pakaian yang tidak rapi, tidak menjaga kebersihan, atau kurang teliti dalam melakukan sesuatu bisa menjadi catatan tersendiri.

Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk turut mengenal karakter setiap dosen yang akan ditemui. Hal ini bertujuan untuk menghindari melakukan hal-hal yang tidak disukai, sehingga kamu tidak akan kena marah.

2. Temui saat suasana hati dosen sedang baik

ilustrasi orang yang sedang bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menemui dosen yang mudah marah memang butuh cara tertentu. Salah satu yang bisa kamu lakukan adalah berusaha bertemu saat kondisi suasana hati Beliau sedang baik.

Kamu dapat melakukan observasi kecil-kecilan sebelum memutuskan datang ke ruangannya. Sebagai contoh, amati gerak-gerik dosen tersebut selama beberapa waktu. Bila dirasa aman, maka kamu bisa memberanikan diri untuk bertemu. Namun, jika ternyata di hari itu dosenmu terlihat sedang marah, sebaiknya tunda saja.

3. Temui hanya pada saat jam kerja

ilustrasi seseorang yang sedang bekerja (pexels.com/Edmond Dantès)

Terkadang, seorang mahasiswa bisa sangat ceroboh dan melakukan hal-hal “berbahaya”, seperti menemui dosen pada saat jam istirahat. Hal ini merupakan sebuah kesalahan yang bisa membuat dosen yang sabar sekalipun bisa jadi emosi.

Mahasiswa harus paham bahwa dosen tidak mau ditemui di saat sedang beristirahat, kecuali bila memang sudah membuat janji. Tunggulah hingga ia menyelesaikan waktu istirahatnya agar kamu tidak kena marah.

4.Utarakan maksud kedatanganmu dengan jelas dan tegas

ilustrasi berkonsultasi dengan dosen (pexels.com/Kampus Production)

Ketika sudah berhasil menemui dosen tersebut, usahakan untuk mengutarakan maksud kedatanganmu dengan jelas dan tegas. Sampaikan kata-kata secara runut disertai gesture yang percaya diri.

Ketika kamu mampu berbicara dengan baik, maka besar kemungkinan dosen juga dapat menerima dengan baik pula. Kalau tidak tegas, kamu bisa membuatnya kesal, sehingga jadi marah.

5.Pastikan sudah membawa kelengkapan yang dibutuhkan

ilustrasi presentasi (pexels.com/Kampus Production)

Salah satu momen mahasiswa harus berinteraksi dengan dosen secara intens adalah ketika sedang menjalani masa skripsi. Pastikan kamu telah menyiapkan setiap berkas yang diperlukan, sehingga konsultasi bisa berjalan lancar.

Kalau sering lupa membawa kelengkapan skripsi, bisa jadi kamu dianggap tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas. Akibatnya, dosen merasa kamu hanya membuang-buang waktunya saja dan jadi tidak senang untuk menemuimu.

6.Tetap bersikap sopan dan santun

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Yan Krukov)

Bagaimana pun karakter dosen yang akan ditemui kelak, kamu wajib untuk terus bersikap sopan dan santun. Kamu harus paham bahwa ia mungkin sedang memikirkan banyak hal sekaligus, sehingga jadi lebih mudah terpancing emosinya.

Percayalah, bila kamu menjunjung sikap hormat, maka dosen akan mengetahui hal tersebut. Meskipun mungkin tetap kena marah, tetapi Beliau bisa memudahkan urusanmu.

Setiap dosen memang memiliki karakternya masing-masing. Bila kamu beruntung bertemu dengan tipe yang mudah marah, tidak perlu gemetar. Selama kamu bersikap sopan dan mempersiapkan segalanya dengan baik, semua akan baik-baik saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us