Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Distraksi yang Menghambat Produktivitas di Co-Working Space, Cek!

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kebisingan di co-working space mengganggu konsentrasi.
  • Interaksi sosial yang berlebihan dapat menghambat produktivitas.
  • Penggunaan gadget dan lingkungan kerja yang kurang nyaman menjadi sumber distraksi.

Co-working space menjadi pilihan bagi banyak pekerja lepas, wirausahawan, dan tim kecil yang membutuhkan lingkungan kerja fleksibel dan inspiratif. Tempat ini menawarkan berbagai fasilitas yang mendukung pekerjaan, seperti ruang rapat, akses internet cepat, dan suasana yang lebih santai dibandingkan kantor konvensional.

Namun, bekerja di co-working space juga memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menjaga fokus dan produktivitas. Banyak gangguan yang dapat menghambat penyelesaian tugas, baik yang berasal dari lingkungan sekitar maupun dari kebiasaan individu sendiri. Jika tidak dikelola dengan baik, distraksi ini dapat menurunkan efisiensi kerja dan menghambat pencapaian target yang telah ditetapkan.

Supaya kamu tidak salah langkah, langsung saja simak ketujuh distraksi yang menghambat produktivitas di co-working space berikut ini. Let's scrolling!

1. Kebisingan dari lingkungan sekitar

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/pressfoto)

Salah satu tantangan utama di co-working space adalah tingkat kebisingan yang lebih tinggi dibandingkan kantor pribadi. Percakapan antar pengguna, dering ponsel, suara ketikan keyboard, atau bahkan musik yang diputar di latar belakang dapat menjadi gangguan yang sulit dihindari. Kebisingan ini dapat mengalihkan perhatian dari pekerjaan utama dan membuat sulit untuk mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama. 

Mengatasi kebisingan di co-working space dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menggunakan headphone peredam suara dapat membantu mengisolasi diri dari suara sekitar dan menciptakan ruang kerja yang lebih kondusif. Memilih tempat duduk yang lebih jauh dari area yang sering digunakan untuk percakapan juga dapat menjadi solusi yang efektif. Jika memungkinkan, bekerja di ruangan yang lebih tertutup atau pada jam-jam yang lebih sepi dapat membantu menjaga fokus lebih baik.

2. Interaksi sosial yang berlebihan

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/freepik)

Salah satu daya tarik utama dari co-working space adalah kesempatan untuk berjejaring dengan individu dari berbagai latar belakang. Namun, interaksi sosial yang terlalu sering justru dapat menjadi distraksi yang menghambat produktivitas. Percakapan ringan yang awalnya hanya berlangsung beberapa menit bisa berkembang menjadi diskusi panjang yang menyita waktu kerja. Semakin banyak interaksi yang terjadi, semakin sulit untuk kembali ke ritme kerja yang optimal.

Menjaga keseimbangan antara bersosialisasi dan bekerja sangat penting dalam lingkungan seperti ini. Menetapkan batas waktu untuk berkomunikasi dan memberi isyarat non-verbal, seperti memakai headphone atau menundukkan kepala saat bekerja, dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi interupsi. Selain itu, mengalokasikan waktu tertentu dalam sehari untuk bersosialisasi dapat membantu menghindari gangguan yang tidak perlu selama jam kerja utama.

3. Penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/marymarkevich)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/marymarkevich)

Gadget dan perangkat elektronik sering kali menjadi alat yang mempermudah pekerjaan, tetapi di sisi lain juga dapat menjadi sumber distraksi yang besar. Pemberitahuan dari media sosial, aplikasi pesan instan, dan surat elektronik yang masuk secara terus-menerus dapat mengganggu alur kerja. Selain itu, kecenderungan untuk membuka situs web yang tidak berhubungan dengan pekerjaan dapat memperpanjang waktu penyelesaian tugas.

Mengelola penggunaan perangkat elektronik dengan baik menjadi kunci untuk tetap produktif. Mengaktifkan mode senyap atau menonaktifkan notifikasi yang tidak penting dapat mengurangi interupsi yang tidak diperlukan. Menggunakan teknik kerja berbasis waktu, seperti metode Pomodoro, dapat membantu mengatur jeda istirahat untuk mengecek gadget tanpa mengganggu alur kerja utama.

4. Kesulitan menyesuaikan suhu dan pencahayaan

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/freepik)

Faktor lingkungan seperti suhu ruangan dan pencahayaan dapat berpengaruh terhadap produktivitas di co-working space. Suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menurunkan konsentrasi. Pencahayaan yang kurang optimal, baik terlalu redup maupun terlalu terang, dapat menyebabkan kelelahan mata dan menurunkan efisiensi kerja.

Menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan adalah langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan ini. Membawa jaket atau pakaian tambahan dapat membantu mengatasi suhu yang tidak sesuai. Jika memungkinkan, memilih tempat duduk dengan pencahayaan alami atau membawa lampu meja kecil dapat membantu menciptakan kondisi kerja yang lebih nyaman. 

5. Kebiasaan kerja yang kurang terstruktur

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/marymarkevich)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/marymarkevich)

Bekerja di lingkungan yang fleksibel seperti co-working space dapat memberikan kebebasan dalam mengatur jadwal kerja. Namun, tanpa perencanaan yang baik, kebebasan ini justru dapat berujung pada kebiasaan kerja yang tidak terstruktur. Tidak memiliki jadwal yang jelas dapat membuat seseorang lebih mudah terdistraksi oleh hal-hal di sekitar dan sulit menyelesaikan tugas sesuai tenggat waktu.

Mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan menyusun daftar tugas harian dan menetapkan prioritas kerja. Menggunakan aplikasi manajemen tugas atau jurnal kerja dapat membantu melacak perkembangan pekerjaan dan memastikan semua tugas terselesaikan sesuai rencana. Menetapkan target waktu untuk menyelesaikan setiap tugas juga dapat membantu meningkatkan disiplin dalam bekerja.

6. Gangguan dari aktivitas lain di co-working space

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/pressfoto)

Co-working space sering kali menjadi tempat bagi berbagai aktivitas, seperti acara komunitas, lokakarya, atau pertemuan bisnis. Aktivitas ini dapat menjadi gangguan yang sulit dihindari, terutama jika berlangsung dalam ruangan yang sama atau di area terbuka. Suasana yang ramai dan perubahan lingkungan yang tiba-tiba dapat mengganggu konsentrasi dan menyulitkan untuk tetap fokus pada pekerjaan.

Memilih lokasi kerja yang lebih tenang atau mencari tahu jadwal kegiatan di co-working space dapat menjadi solusi untuk menghindari gangguan ini. Jika memungkinkan, bekerja di ruang khusus yang disediakan untuk pekerjaan individual dapat membantu menjaga fokus. Menyesuaikan jadwal kerja dengan waktu-waktu yang lebih sepi juga dapat menjadi strategi efektif untuk tetap produktif.

7. Kurangnya waktu istirahat yang teratur

ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/drobotdean)
ilustrasi pria bekerja di co-working space (freepik.com/drobotdean)

Terlalu lama duduk dan bekerja tanpa jeda dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas. Di co-working space, banyak orang merasa terdorong untuk terus bekerja tanpa istirahat karena lingkungan yang penuh dengan aktivitas. Namun, kurangnya waktu istirahat justru dapat mengurangi efisiensi kerja dan meningkatkan risiko kelelahan.

Menjadwalkan waktu istirahat secara teratur dapat membantu menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan. Menggunakan teknik manajemen waktu, seperti bekerja selama 50 menit lalu beristirahat selama 10 menit, dapat membantu menjaga energi dan fokus. Selain itu, melakukan aktivitas ringan seperti berjalan sebentar atau melakukan peregangan dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan konsentrasi saat kembali bekerja.

Distraksi di co-working space dapat menghambat produktivitas jika tidak dikelola dengan baik. Memahami berbagai sumber gangguan dan menerapkan strategi yang tepat dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rifai
EditorRifai
Follow Us