Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Mindset yang Bikin Kamu Bisa Menerima Diri Sendiri Secara Utuh

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Candice Picard)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Candice Picard)

Sebagai manusia, kita seringkali hanya mau menerima sisi keunggulan diri. Tapi segala kekurangan serta keterbatasan justru disangkal. Bahkan sampai terpuruk saat sadar memiliki sisi kelemahan. Padahal yang namanya diri sendiri harus diterima secara utuh.

Tapi semua kembali lagi pada mindset yang tertanam. Kita harus mengelola pola pikir secara bijaksana. Dengan memiliki tujuh mindset ini, kamu bisa belajar menerima diri secara utuh. Termasuk menghargai setiap sisi kekurangan.

1. Berbelas kasihan kepada diri sendiri

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Arthur Humeau)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Arthur Humeau)

Menghargai diri sendiri adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Jika orang lain saja dihargai dengan baik, mengapa diri sendiri tidak? Tapi pada faktanya tidak semua orang mampu mengapresiasi setiap hal yang ada dalam dirinya dengan benar.

Kamu perlu menanamkan mindset yang tepat supaya bisa menerima diri sendiri secara utuh. Jadilah sosok manusia yang memiliki belas kasihan, termasuk kepada diri sendiri. Tingkatkan empati serta kepedulian. Dengan adanya sikap belas kasih, kamu lebih toleran terhadap sisi keterbatasan diri.

2. Menyadari setiap makhluk hidup punya sisi keterbatasan

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Jamie Brown)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Jamie Brown)

Mungkin kamu tipe orang yang menargetkan standar kesempurnaan. Segala sesuatu harus tercapai dengan maksimal. Sedangkan sisi kelemahan dan kekurangan tidak diakui. Padahal menerima diri sendiri secara utuh itu penting.

Semua kembali lagi pada mindset yang tertanam dalam diri. Sadari jika setiap makhluk hidup punya sisi keterbatasan masing-masing. Tidak terkecuali sisi keterbatasan yang kamu miliki. Saat kamu sudah memiliki mindset tersebut, kehidupan terasa lebih lapang dan bermakna.

3. Fokus pada hal-hal positif dalam hidup

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Juan Ramos)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Juan Ramos)

Menerima diri secara utuh rupanya masih menjadi tantangan. Tidak banyak orang yang memiliki kesadaran tersebut. Seringnya justru menolak sisi kelemahan yang dimiliki. Padahal, mampu menerima diri secara utuh merupakan salah satu kunci kebahagiaan.

Tentunya kita harus belajar menerapkan mindset yang tepat. Salah satunya berusaha fokus pada hal-hal positif dalam hidup. Tidak terkecuali dengan keberuntungan dalam skala kecil. Adanya mindset demikian bisa menumbuhkan rasa syukur dalam diri.

4. Memahami bahwa hidup bukan ajang perbandingan

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Kaitlyn Pixley)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Kaitlyn Pixley)

Kita terlalu sering menganggap hidup sebagai kompetisi. Tolok ukur utama bukan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Tapi cenderung mengikuti persaingan yang tidak ada habisnya.

Tentu kita harus menanamkan mindset yang tepat agar bisa menerima diri secara utuh. Pahami bahwa hidup bukan ajang perbandingan. Kamu tidak harus bersaing maupun menyaingi orang lain. Prioritas utama adalah tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

5. Berpikir terbuka terhadap perubahan

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Fakhri Labib)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Fakhri Labib)

Perubahan selalu terjadi dalam hidup. Mulai dari perubahan dalam skala kecil maupun skala besar. Namun demikian tidak semua orang mau terbuka terhadap perubahan. Inilah yang membuat kita tidak bisa menerima diri secara utuh.

Konsep berpikir demikian ini yang harus diperbaiki. Jadilah orang yang memiliki sikap fleksibel terhadap perubahan yang terjadi. Segala sesuatu yang berbeda bukan berarti buruk. Justru perubahan menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang.

6. Menyadari kekurangan adalah bagian dari pendewasaan diri

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Susan Durran)

Saat mampu menerima diri secara utuh, kehidupan terasa lebih berharga. Kamu sadar jika kehidupan adalah bagian dari anugerah yang wajib disyukuri. Tapi agar bisa menerima diri secara utuh, semua kembali lagi pada mindset yang tertanam. Apakah kamu memiliki pemikiran bijaksana atau sebaliknya.

Salah satu dari mindset tersebut adalah kesadaran bahwa kekurangan merupakan bagian dari pendewasaan diri. Kamu jadi paham pentingnya berbenah dan tidak mudah berpuas diri. Dengan pola pikir yang dewasa, kamu lebih bijaksana menyikapi setiap permasalahan dalam hidup.

7. Memahami bahwa hidup pasti ada sisi baik dan buruk yang menyertai

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Sincerely Media)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Sincerely Media)

Saat kamu tidak bisa menerima diri secara utuh, kehidupan terasa tidak bermakna. Tidak rasa puas atau bahagia. Jika terjadi dalam waktu berkelanjutan, kamu akan tumbuh menjadi sosok manusia rendah diri.

Di sinilah mindset yang bikin kamu bisa menerima diri sendiri secara utuh. Kuncinya dengan memahami bahwa hidup pasti memiliki sisi baik dan buruk. Keduanya selalu hadir berdampingan. Saat kesadaran tersebut sudah tertanam dalam diri, kamu lebih mudah dalam beradaptasi.

Menerima diri sendiri secara utuh ternyata juga butuh usaha. Hal penting yang harus ketemu ketahui dengan membangun mindset  secara tepat. Cobalah untuk berbelas kasihan pada diri sendiri. Sekaligus menyadari bahwa hidup sudah pasti memiliki sisi baik dan buruk. Saat pola pikir bijak sudah tertanam, kamu tidak akan mudah menghakimi diri secara berlebihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us