Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Cegah Cemas Berlebih setelah Membaca Artikel tentang Penyakit

ilustrasi membaca (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi membaca (pexels.com/Mikhail Nilov)

Artikel seputar berbagai penyakit termasuk dalam kategori artikel kesehatan. Namun, artikel kesehatan sendiri tak melulu membahas penyakit. Artikel kesehatan dapat mengupas tentang gaya hidup sehat, khasiat herbal, sampai aneka layanan di fasilitas kesehatan.

Membaca artikel kesehatan khususnya terkait berbagai penyakit sangat bermanfaat. Selain buat menambah pengetahuanmu biasanya juga ada gambaran gejala, penanganan, dan cara pencegahannya. Akan tetapi, ketika kamu membaca artikel tentang penyakit apa pun mungkin membuatmu cemas.

Dirimu menjadi ketakutan kalau-kalau ternyata juga menderita penyakit tersebut dan selama ini tak menyadarinya. Makin kamu menelusuri tulisan mengenai penyakit tersebut maupun penyakit-penyakit lainnya, dirimu makin merasa tidak sehat.

Ini namanya psikosomatik atau reaksi tubuh seakan-akan sakit yang disebabkan oleh pikiran. Agar kamu tetap dapat mengakses artikel seputar penyakit tanpa ketakutan, berikut tujuh tipsnya.

1. Batasi artikel yang dibaca

ilustrasi membaca (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi membaca (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kian kamu tenggelam dalam lautan artikel penyakit, kian besar kecemasanmu. Rasanya hampir semua penyakit menjadi ancaman nyata bagimu. Semua yang berlebihan memang cenderung berakibat buruk. Tidak terkecuali banjir informasi seputar penyakit.

Selama kamu tak sedang melakukan penelitian, batasi artikel tentang penyakit yang dibaca. Misalnya, dirimu cuma membacanya ketika benar-benar senggang di akhir pekan. Itu pun cukup 1 atau 2 artikel.

Sekalipun jika kamu membacanya melalui aplikasi akan terus diarahkan ke artikel lain yang satu tema. Kalau dirimu sudah mencapai batas yang ditetapkan ya berhenti.

2. Jangan terobsesi mencocokkan gejala di artikel dengan kondisimu

ilustrasi membaca (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi membaca (pexels.com/Ron Lach)

Saking sukanya manusia mencocokkan segala sesuatu untuk menarik kesimpulan, ada istilah cocoklogi. Memang terkadang usaha mencocokkan gejala penyakit yang disebutkan dalam artikel dengan kondisimu ada manfaatnya. Boleh jadi dugaanmu tepat sehingga dirimu tahu langkah yang harus diambil.

Akan tetapi, tentu saja ada kemungkinan besar kamu bakal salah mengambil kesimpulan. Pun sering terjadi bias di sini. Saat dirimu diliputi kecemasan pasti mencari-cari gejala dalam artikel yang pernah dialami olehmu.

Seperti kamu jadi teringat sakit kepala parah yang pernah dirasakan. Padahal, pengalamanmu itu sudah lama sekali dan tidak berlanjut atau sering kambuh sampai sekarang.

3. Lihat angka kasusnya di dunia

ilustrasi membaca (pexels.com/Samson Katt)
ilustrasi membaca (pexels.com/Samson Katt)

Penyakit langka dan sulit disembuhkan karena penelitiannya masih terbatas memang bikin takut. Akan tetapi, makin langka suatu penyakit berarti makin kecil juga peluangmu menjadi salah satu penderitanya. Lain dengan penyakit yang jamak ditemui terutama di negara tropis seperti Indonesia. Kemungkinan kamu ikut terjangkit menjadi lebih besar.

Sementara beberapa penyakit mungkin lebih bersifat endemik atau hanya merebak di wilayah tertentu. Kalau daerah persebarannya jauh dari sini dan iklimnya begitu berbeda, kecil kemungkinan dirimu menderitanya. Kecuali, kamu baru bepergian ke daerah tersebut. Bila artikel itu gak menyebutkan angka kasus atau prevalensinya, cari dari sumber lain biar dirimu lebih tenang.

4. Jaga gaya hidup sehat untuk meminimalkan risiko

ilustrasi gaya hidup sehat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi gaya hidup sehat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Menjaga gaya hidup sehat akan membantumu lebih percaya diri ketika membaca berbagai artikel tentang penyakit. Memang ada faktor genetik yang dapat memengaruhi peluangmu menderita penyakit tertentu. Akan tetapi, kemampuanmu menjaga gaya hidup sehat bakal menurunkan risiko tersebut.

Gaya hidup sehat yang dimaksud tidak hanya makan makanan sehat dan berolahraga. Tapi juga mengatur pola istirahat yang cukup, mengurangi stres, dan menjaga kebersihan. Bila gaya hidup telah dijaga sedemikian rupa, andai pun kamu tetap sakit kondisimu tidak seburuk jika mengabaikannya. Rasa takutmu setiap membaca artikel penyakit perlu dijadikan motivasi buat hidup lebih baik.

5. Jika ada keluhan kesehatan, konsultasi ke dokter

ilustrasi membaca (pexels.com/Tessy Agbonome)
ilustrasi membaca (pexels.com/Tessy Agbonome)

Selengkap apa pun informasi yang diberikan dalam artikel, keahlian dokter tetap dibutuhkan buat menegakkan diagnosis. Kian berat kemungkinan penyakitnya berdasarkan gejala yang dirasakan, kian kamu kudu segera ke rumah sakit. Dirimu memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh termasuk uji laboratorium kalau dibutuhkan.

Meski mungkin itu juga terasa menakutkan buatmu, bakal jelas penyakit yang sesungguhnya diderita. Boleh jadi kamu gak menderita penyakit seperti dalam artikel. Saat artikel hanya membahas satu penyakit, dokter tahu beberapa penyakit yang memiliki gejala mirip. Kepastiannya mesti melalui pemeriksaan.

6. Untukmu yang sudah sakit, optimalkan pengobatan dan terapi

ilustrasi membaca (pexels.com/Miriam Alonso)
ilustrasi membaca (pexels.com/Miriam Alonso)

Dengan mudahnya kamu mengakses informasi di era digital, aktif mencari tahu informasi seputar penyakit yang diderita seperti pedang bermata dua. Satu sisi, dirimu menjadi makin paham tentang penyakit tersebut. Harapannya, kamu juga dapat lebih menjaga kondisi supaya penyakit tak gampang kambuh atau mengalami perburukan.

Di sisi lain, kecemasan pasien dapat meningkat. Terutama untukmu yang masih berjuang buat sembuh. Kalau kamu mengalami hal ini, mending fokus pada perkataan dokter-dokter yang menanganimu saja.

Stop dulu kebiasaanmu membaca artikel seputar penyakit yang diderita. Agar dirimu maksimal menjalani setiap tahapan pengobatan dan terapi. Jangan sampai semangatmu kendur di tengah jalan.

7. Baca juga kisah para penyintas

ilustrasi membaca (pexels.com/Darlene Alderson)
ilustrasi membaca (pexels.com/Darlene Alderson)

Informasi perlu diseimbangkan agar kamu mengetahui suatu penyakit dari berbagai sisi. Penyakit yang terkenal sulit sembuh pun pasti ada beberapa orang yang berhasil menjadi penyintas. Mereka mampu terus bertahan hidup melampaui perkiraan usianya jika melihat keparahan penyakitnya waktu itu. 

Mereka bahkan tampak jauh lebih sehat sekarang serta masih produktif. Kisah para penyintas ini akan menenangkanmu. Penyakit boleh sama, tetapi takdir setiap orang berbeda.

Di antara takdir penyakit dan umur terdapat berbagai upaya yang masih dapat coba dilakukan manusia. Dirimu bisa menggarisbawahi apa saja yang diupayakan para penyintas untuk memperbesar harapan hidupnya.

Artikel seputar penyakit pada dasarnya sangat membantu menambah pengetahuan pembaca. Namun jika kamu mudah cemas, batasi membaca artikel tersebut. Kalau dirimu merasakan gejala gangguan kesehatan apa pun dan tidak membaik dengan usaha pengobatan mandiri selama beberapa waktu, segera hubungi dokter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us