7 Tips Mengembangkan Resiliensi bagi Mahasiswa, Bangkit dari Tekanan!

Didunia perkuliahan pasti tidak asing dengan tekanan akademik, lingkungan sosial yang baru, pengalaman gagal dan berbagai masalah lainnya. Sebagai mahasiswa, kamu bisa mengatasi berbagai tekanan tersebut dengan daya lentur (resiliensi). Mahasiswa yang memiliki resiliensi tinggi disebut mahasiswa yang resilien.
Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk kembali pulih dari suatu keadaan yeng menekan dan mampu beradaptasi serta bertahan dari kondisi tersebut. Resiliensi dapat dipelajari, bukan kemampuan warisan genetik. Berikut ada tujuh tips yang bisa kamu pelajari dan menerapkannya untuk mengembangkan resiliensimu. Keep scrolling!
1.Mengatur emosi

Walaupun kamu dihadapi tekanan, belajarlah untuk mengendalikan emosimu agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pengendalian emosi penting untuk dipelajari agar memiliki kemampuan tetap tenang menghadapi berbagai masalah.
Resiliensimu akan berkembang jika hal ini kamu terapkan. Pengendalian emosi yang baik akan meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terjadi, sehingga kamu tidak akan menyesali perbuatanmu.
2.Batasi keinginan dan menerapkan pengendalian dorongan

Mahasiswa seringkali memiliki banyak keinginan, mulai dari memiliki uang yang banyak, tugas yang selesai cepat dan lain sebagainya. Agar kamu tidak terjebak pada keinginan yang tanpa batas, kamu bisa menerapkan pengendalian dorongan.
Ketika kamu sudah menerapkan pengendalian dorongan, kamu akan lebih reflektif dalam memilih dan mengejar impianmu. Jika kamu memilih impian sesuai kemampuanmu, kemungkinan besar impian tersebut akan mudah tercapai.
3.Optimis dan berusaha

Pandangan terhadap sesuatu yang akan datang berbeda-beda setiap mahasiswa, namun dengan cara pandang yang optimis kamu akan melihat bahwa masa depan akan lebih cerah. Ketika kamu gagal dalam meraih keinginanmu (misal nilai yang bagus), kamu bisa berpikir secara optimis dan mulai belajar lebih giat lagi.
Optimis yang sehat adalah optimis yang realistis dibarengi dengan usaha. Karena, jika hanya berpikir optimis ke depan tanpa usaha, hal itu akan mendatangkan ancaman-ancaman yang merugikan diri sendiri.
4.Menganalisis penyebab kesalahan

Ada sebab pasti ada akibat, hal itulah yang harus kamu cermati. Sebelum bertindak, analisislah terlebih dahulu tentang apa yang ingin kamu lakukan agar tidak menyesal kemudian.
Dengan menganalisis terlebih dahulu, kamu akan meminimalkan masalah dan tekanan yang akan datang. Jangan sampai kamu impulsif dalam bertindak dan mengulangi kesalahan yang sama.
5.Memberikan empati

Empati adalah kemampuan untuk membaca tanda-tanda (isyarat, gesture, mimik) yang menggambarkan keadaan psikologis dan emosi orang lain. Dalam konteks bersosialisasi, empati kepada orang lain dapat kamu berikan dengan memahami perasaan lawan bicaramu.
Meskipun kamu perlu berhati-hati dalam bersosialisasi, namun dengan empati yang baik kamu akan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan empati yang baik, kamu bisa memperkirakan apa yang orang lain senang lakukan.
6.Efikasi diri

Efikasi diri merupakan keyakinan individu bahwa dia dapat memecahkan masalah dan berhasil mengatasi hal tersebut. Kamu bisa menerapkan efikasi diri dengan mengatur atau mengorganisir tindakan-tindakanmu guna mencapai performance tertentu yang diharapkan.
Dengan efikasi yang tinggi, kamu akan meminimalkan kesulitan-kesulitan yang akan muncul, sehingga masalah akan mudah teratasi.
7.Membuka diri terhadap hal-hal baru

Kemampuan membuka diri melatih kamu untuk bersosialisasi dengan orang baru, mempelajari hal-hal baru, menambah pengetahuan dan lain sebagainya. Dengan kemampuan ini, kamu bisa mengeksplor berbagai pengalaman dan ilmu pengetahuan yang belum pernah kamu temui.
Meskipun terasa berat di awal, dengan seiring berjalannya waktu kamu akan terbiasa dan bisa beradaptasi. Selain menambah relasimu, dengan melatih kemampuan ini tentu akan menambah kepercayaan dirimu.
Sebagai mahasiswa tekanan dan masalah terkadang muncul tanpa diundang. Sebagai individu yang bijak, alangkah baiknya kamu mengembangkan resiliensi agar mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Jadi, jangan goyah dengan masalahmu, ya!.