Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Membangun Work Life Harmony, Jangan Lupakan Passion!

ilustrasi laki-laki bekerja (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi laki-laki bekerja (pexels.com/cottonbro)

Mungkin kamu sering mendengar istilah work life balance, yaitu menyeimbangkan sisi profesional dengan waktu pribadi. Memang hal tersebut gak buruk, tapi sebagian orang salah paham dan menganggapmu harus mengorbankan kehidupan pribadi untuk pekerjaan. Padahal, pekerjaan dan kehidupan pribadi bukan dua sisi mata koin berbeda.

Kamu butuh work life harmony. Sederhananya, work life balance memandang pekerjaan sebagai beban yang buruk dan kehidupan pribadi sebagai hal baik. Namun, work life harmony gak demikian.

Dilansir Life Hack, menurut Leon Ho, pendiri dari Life Hack, work life harmony itu berarti memasukkan pekerjaan ke dalam kehidupanmu, yang artinya kamu bisa tetap bahagia selama bekerja dan di rumah. Bekerja gak dipandang sebagai hal buruk atau negatif.

CEO Amazon, Jeff Bezos, juga mendukung agar pekerjanya membangun work life harmony, bukan lagi work life balance. Dengan demikian, pekerjaan dan kehidupan pribadi gak dilihat sebagai hal yang harus ditukar. Kamu tetap bisa bekerja walau gak mengorbankan kehidupan pribadi, begitu pula sebaliknya. Ini dia 5 langkah membangun work life harmony yang harus mulai kamu terapkan.

1.Miliki passion untuk pekerjaanmu

ilustrasi laki-laki dan perempuan bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi laki-laki dan perempuan bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pekerjaan dan kehidupan pribadi gak akan bisa berjalan berdampingan secara harmonis kalau kamu gak enjoy dengan pekerjaan. Satu cara paling efektif membangun work life harmony adalah mencintai apa yang kamu lakukan. Memang gak semua orang beruntung memiliki pekerjaan yang sesuai passion, tapi kamu bisa belajar mencintai yang dikerjakan.

Cari makna dari pekerjaanmu, nilai apa yang dibawanya ke orang lain. Dengan mempelajarinya, kamu lebih mencintai pekerjaan dan menghargainya. Tapi kalau memang gak bisa, gak pernah terlambat untuk mengejar hal yang memang kamu sukai. Dengan mencintai apa yang dikerjakan, kamu akan merasa bahagia dan gak menganggap pekerjaan sebagai beban.

2.Jangan terlalu fokus ke jangka panjang

ilustrasi laki-laki melihat ke papan (pexels.com/Startup Stock Photos)
ilustrasi laki-laki melihat ke papan (pexels.com/Startup Stock Photos)

Kita hanya manusia. Terlalu fokus ke masa depan yang jauh bisa bikin kepalamu sakit. Coba berkonsentrasi pada apa yang harus dikerjakan hari ini. Pahami bahwa gak semua masalah yang terjadi itu masalahmu. Fokus pada apa yang kamu kerjakan saat ini.

Kamu bisa membantu fokusmu dengan Matriks Eisenhower yang bisa membantu menentukan prioritas pekerjaanmu. Gak semua pekerjaan butuh 100 persen energimu. Tentukan prioritasmu dan kerjakan yang memang penting untuk diselesaikan segera.

3.Jangan merasa bersalah untuk beristirahat sejenak

ilustrasi perempuan minum kopi (pexels.com/Samson Katt)
ilustrasi perempuan minum kopi (pexels.com/Samson Katt)

Berhenti bekerja bukan berarti kamu lemah dan gak lagi produktif. Justru sebaliknya, kamu harus tahu kapan berhenti sejenak dari pekerjaanmu dan menyegarkan kembali pikiranmu. Jangan terus bekerja tanpa henti.

Coba gunakan Teknik Pomodoro untuk memperjelas kapan kamu harus berhenti sejenak. Cukup 5-10 menit untuk kembali memulihkan kondisimu dan kemudian melanjutkan pekerjaanmu. Dengan demikian, kamu akan bisa lebih berkonsentrasi bekerja.

4.Jangan takut pada rintangan

ilustrasi laki-laki bermain alat musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi laki-laki bermain alat musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Membangun work life harmony berarti berusaha memahami diri sendiri, termasuk pada batasan dan rintangan yang mungkin pernah dialami. Rintangan dan masalah penting adanya dalam hidupmu. Tanpanya, kamu gak akan bisa tumbuh dewasa dan beradaptasi.

Kadang, kita melihat rintangan sebagai hal negatif dan terlalu dibesarkan. Padahal, kalau bisa melihatnya sebagai hal yang membangun dan tetap optimis, kamu bisa menghadapi segala rintangan tersebut dan akhirnya mencapai tujuan. Untuk bisa mencapai work life harmony, penting untuk bisa bersikap tenang dan dewasa dalam menghadapi masalah.

5.Kelola waktumu dengan baik

ilustrasi laki-laki belajar sambil diwaktu (pexels.com/Monstera)
ilustrasi laki-laki belajar sambil diwaktu (pexels.com/Monstera)

Work life balance kebanyakan membicarakan pentingnya time management. Kita harus menyeimbangkan waktu yang dimiliki untuk bekerja dan kehidupan pribadi. Namun sering kali, hal ini membuatmu malah merasa gak punya cukup waktu untuk melakukan keduanya.

Untuk itu, coba kelola waktu dengan benar. Kendalikan waktu, jangan sampai kamu dikendalikan waktu. Tentukan tugas mana yang butuh paling banyak fokus. Kamu bisa membaginya ke dalam beberapa bagian kecil untuk mempermudah penyelesaian.

Tentukan batas waktu ketika mengerjakan suatu pekerjaan, jangan sampai kamu seharian mengerjakannya. Waktumu akan terbuang sia-sia. Dengan melakukan hal ini, kamu akan merasa punya lebih banyak waktu ketimbang sebelumnya.

Itu dia 5 langkah membangun work life harmony. Jangan sampai kamu menganggap pekerjaan sebagai suatu beban maupun hal yang negatif. Kamu gak perlu mengorbankan waktu kerjamu untuk kehidupan pribadi, begitu pula sebaliknya.

Coba buat kehidupan pribadi dan kehidupan profesionalmu bersahabat. Dengan demikian, kamu akan merasa terus bahagia selama bekerja karena membiarkan pekerjaan menjadi bagian dari kehidupanmu, bukan lagi sesuatu yang terpisah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Faktor Utama yang Menentukan Kualitas Leadership Seorang Manajer

20 Sep 2025, 20:32 WIBLife