Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Kenapa Media Sosial Dapat Merusak Kesehatan Mental, Waspada!

citizen.co.za

Media sosial memiliki banyak fungsi. Selain untuk berbagi informasi, media sosial juga dapat menambah kedekatan antarpengguna di seluruh dunia. Sehingga, jarak bukan lagi penghalang untuk berkomunikasi. Itu karena media sosial akan memudahkan prosesnya.

Akan tetapi, para pengguna juga harus tetap waspada terhadap sosial media. Faktanya, kehadiran media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental, apalagi kalau tidak difungsikan dengan baik oleh penggunanya. Mengapa bisa demikian? Yuk, simak enam alasannya di bawah ini!

1. Banyak pengguna yang pamer

unsplash.com/Force Majeure

Jujur saja, banyak pengguna media sosial yang pamer kehidupan pribadinya, mulai dari pamer barang-barang yang baru dibeli; rencana traveling; dan masih banyak lagi. Inilah yang membuatmu jadi sering membanding-bandingkan antara hidupmu dengan orang lain.

Hal ini sudah pasti tidak bagus, apalagi kalau kenyataannya dirimu tidak seberuntung orang lain. Secara otomatis, kamu akan merasa semakin terpuruk.

2. Berusaha menampilkan yang terbaik

unsplash.com/Makhmutova Dina

Tidak dapat dimungkiri, hampir semua pengguna media sosial berusaha menampilkan sisi terbaik dari kehidupannya. Hal ini sering membuatmu beranggapan kalau hidup mereka sangat bahagia, beruntung, dan sempurna. Mereka tidak seperti dirimu yang sekarang, yang mungkin sering dilanda masalah.

Kamu mesti tahu kalau mereka juga mempunyai masalah dalam hidupnya. Hanya saja, mereka memilih untuk tidak memperlihatkan masalah itu. So, nothing is truly perfect. That's the truth!

3. Jumlah like dan follower yang berbeda

unsplash/Sam Chapman

Jangankan orang lain, kamu sendiri pun pasti sering membandingkan jumlah like dan follower yang dimiliki. Benar, tidak? Akibatnya, kamu sering menjadi sosok yang bukan dirimu demi mendapatkan apresiasi dari orang lain.

Ingatlah, kamu tidak perlu melakukan hal ini. People’s opinion doesn’t matter at all, but how you look to yourself is all matter.

4. Banyaknya komentar negatif

unsplash.com/Force Majeure

Gak bisa dimungkiri, media sosial merupakan salah satu sarang kebencian dan toksik terbesar untuk saat ini. Ada banyak sekali komentar negatif yang disampaikan di sana. Tak jarang pula, komentar negatif itu menimbulkan tekanan yang besar dalam diri seseorang.

Jika terlalu dipikirkan, hal ini dapat memengaruhi kesehatan mentalmu juga, lho! Kamu menjadi tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki dan pastinya akan terus membandingkan. Kacau, 'kan?

5. Menguras banyak waktu dan tenaga

unsplash.com/Steven Aguilar

Dalam satu hari, berapa lama kamu menghabiskan waktumu untuk berselancar di dunia maya? Pasti sangat sering, apalagi di media sosial seperti Instagram. Percaya atau tidak, apa yang kamu lihat di media sosial akan memengaruhi dirimu secara keseluruhan.

Lumayan kalau pengaruhnya ke arah positif, bagaimana kalau cenderung ke arah negatif? Daripada waktu dan tenagamu habis di dunia maya, lebih baik lakukan aktivitas yang penting. Pastinya hal itu membawa kebahagiaan dalam hidup, bukan membawa toksik.

6. Tingkat kecemasan semakin bertambah

unsplash/Valeria Andersson

Akibat unggahan seseorang, kamu sering merasa cemas. Kamu cemas akan bentuk tubuhmu yang sekarang, kondisi wajah, pekerjaan, karier, dan masih banyak lagi. Jika kamu tak kunjung menghilangkan rasa cemas ini, ujung-ujungnya malah menimbulkan kecemasan (anxiety) tingkat tinggi, lho!

Bila hal ini terjadi, yang ada kamu malah makin gak pede saat berhadapan dengan orang banyak. Kamu jadi lebih sering mengurung diri di kamar, murung, dan cemberut.

Sebelum bertambah toksik, lebih baik hentikan pemakaian media sosial untuk sementara waktu. Gunakan masa rehat untuk aktivitas positif yang dapat mengembalikan kebahagiaanmu yang sempat hilang. Remember, happiness still number one!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us