Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dompet Kritis Tiap Bulan? Anak Kos Wajib Tahu 5 Trik Ini!

ilustrasi menabung (IDN Times/Arief Rahmat)
ilustrasi menabung (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Anak kos harus mengelola keuangan dengan bijak untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari di perantauan.
  • Langkah pertama adalah membuat anggaran sederhana, mencatat pemasukan dan pengeluaran serta mengalokasikan dana untuk pos-pos tertentu.
  • Mengatur strategi makan, menahan diri dari keinginan impulsif, menghindari utang, belanja tanpa rencana, dan menyisihkan dana darurat juga penting dalam mengelola keuangan sebagai anak kos.

Siapa sih anak kos yang gak pernah merasakan sensasi deg-degan saat kalender mulai menunjukkan tanggal belasan ke atas? Rasanya uang saku atau kiriman orang tua menguap begitu saja, meninggalkan dompet yang tipis, bahkan kempis. Padahal, kebutuhan hidup di perantauan tuh banyak banget. Mulai dari bayar sewa, makan, transportasi, hingga urusan print tugas atau beli kuota internet. Kondisi "dompet kritis" di akhir bulan seolah jadi ritual wajib yang bikin pusing tujuh keliling.

Akan tetapi, percayalah, kamu gak sendirian. Jutaan anak kos di luar sana juga berjuang keras mengatur keuangan. Masalahnya bukan selalu pada seberapa besar uang yang kita punya, melainkan lebih ke bagaimana cara kita mengelolanya. Tanpa strategi yang pas, uang sebesar apa pun bisa cepat ludes. Nah, artikel ini hadir tidak untuk menakut-nakuti, tetapi justru memberikan "senjata" ampuh supaya kamu bisa melewati akhir bulan dengan senyum, bukan meringis sedih!

1. Pahami Arus Uangmu: Buat Anggaran Wajib!

ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)

Langkah pertama untuk mengendalikan uangmu adalah dengan tahu persis dari mana uang datang dan ke mana saja perginya. Jangan biarkan uangmu lenyap tanpa jejak. Membuat anggaran atau budgeting adalah kunci utamanya. Ini bukan soal membatasi kesenangan, melainkan memberi kekuatan bagimu untuk memutuskan bagaimana uangmu akan bekerja untukmu. Dengan anggaran, kamu punya peta jalan finansial yang jelas.

Untuk anak kos, anggaran bisa dibuat sederhana saja. Pertama, catat total pemasukanmu dalam sebulan misalnya uang saku dan uang kiriman. Lalu, daftar pos-pos pengeluaran wajib seperti sewa kos, makan, transportasi, dan kebutuhan kuliah/kerja. Alokasikan dana untuk pos-pos ini. Sisa dananya bisa dibagi untuk hiburan/sosial dan tabungan/dana darurat. Kunci suksesnya adalah mencatat setiap pengeluaran, sekecil apa pun, agar kamu bisa lihat kebocoran dana dan mengevaluasi pola belanjamu setiap bulannya.

2. Strategi Perut Aman: Hemat Makan Tanpa Sengsara!

ilustrasi makan (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi makan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengeluaran terbesar anak kos sering kali ada di pos makan. Godaan untuk jajan atau pesan makanan online memang kuat, apalagi setelah seharian beraktivitas. Namun, kebiasaan ini adalah salah satu penyebab utama dompet cepat menipis. Memasak sendiri atau mencari alternatif makan yang lebih hemat bisa memangkas biaya ini secara signifikan dan berpengaruh besar pada kondisi dompetmu di akhir bulan.

Tidak perlu jago masak, menu simpel pun cukup asalkan bergizi. Bawa bekal ke kampus atau tempat kerja juga pilihan cerdas. Jika terpaksa beli di luar, cari warung atau kantin yang harganya pas di kantong anak kos, atau manfaatkan promo dan diskon. Mengatur strategi makan ini memang butuh usaha ekstra, tetapi hasilnya di dompet akan sangat terasa dan membantumu menghindari 'puasa' dadakan jelang tanggal tua.

3. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan: Prioritaskan Diri!

ilustrasi harta kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi harta kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sering kali dompet kritis terjadi bukan karena kebutuhan yang membengkak, melainkan keinginan yang tak terkontrol. Kebutuhan itu esensial untuk bertahan hidup dan kelancaran aktivitas (kos, makan pokok, dan belajar). Keinginan adalah hal-hal tambahan yang meningkatkan kenyamanan atau gaya hidup (gadget terbaru, baju branded, sering nongkrong). Di era tren media sosial, membedakan keduanya memang sulit, tetapi ini krusial.

Belajar menahan diri dari keinginan impulsif adalah skill penting. Sebelum membeli sesuatu yang bukan kebutuhan dasar, beri jeda waktu untuk berpikir. Tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini benar-benar perlu sekarang? Adakah pilihan yang lebih murah? Bisakah dana ini dialihkan untuk tabungan atau kebutuhan mendesak lainnya? Prioritaskan kebutuhanmu lebih dulu. Menunda atau mengalihkan keinginan bukan berarti pelit, melainkan cerdas finansial dan menghargai uang hasil jerih payahmu.

4. Waspada Jebakan Utang dan Belanja Impulsif!

ilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Dua musuh utama dompet anak kos adalah kebiasaan berutang dan belanja tanpa rencana. Tawaran paylater atau kemudahan berutang, sekecil apa pun nominalnya, bisa menjadi jerat yang berbahaya jika tidak hati-hati. Utang cenderung menumpuk dan membebani kondisi finansialmu di kemudian hari, menghambatmu menabung, atau memenuhi kebutuhan lain.

Belanja impulsif, terutama saat scrolling media sosial atau platform belanja online, juga sangat berbahaya. Diskon atau tampilan menarik bisa membuatmu membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hindari godaan ini dengan membatasi waktu menelusuri toko online, unsubscribe email promosi yang mengganggu, dan hanya membeli sesuai daftar belanja yang sudah dibuat. Ingat, kemudahan akses bisa jadi bumerang jika tidak dibarengi kontrol diri yang kuat.

5. Dana Darurat Minimal: Siapkan Pengamanmu!

Ilustrasi Menabung. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Menabung. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sekalipun uang saku pas-pasan, mulailah sedikit saja untuk dana darurat. Kehidupan di perantauan penuh dengan ketidakpastian. Bisa saja ada kebutuhan mendadak seperti sakit, musibah kecil, atau tiket pulang mendadak. Apabila tidak ada dana darurat, kondisi ini bisa membuatmu terpaksa pinjam uang.

Memulai dana darurat tidak harus langsung dengan dana yang besar. Sisihkan nominal kecil setiap hari, misalnya Rp 5.000 atau Rp 10.000 per hari, atau setidaknya 5% dari pemasukanmu. Anggaplah ini sebagai pengeluaran wajib yang harus dipenuhi duluan. Cobalah simpan dana ini di rekening terpisah agar tidak terpakai. Jumlah kecil yang kamu sisihkan lama kelamaan akan terkumpul banyak dan menjadi penyelamat saat ada kebutuhan mendesak. 

Mengatur keuangan memang bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi anak kos dengan pemasukan terbatas. Akan ada kalanya kamu 'tergelincir'. Akan tetapi, konsisten dan tidak menyerah untuk belajar bisa jadi kunci kesuksesan dalam mengatur keuangan. Cobalah terapkan trik-trik di atas dan sesuaikan dengan kondisimu. Hasilnya akan terlihat dalam beberapa waktu ke depan. Dompetmu akan aman dari krisis di akhir bulan. Kamu pasti bisa!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us