Apa Itu Adat Dolop Suku Dayak? Menentukan Benar Salah dari Leluhur

- Adat Dolop, tradisi sakral Suku Dayak di Kalimantan yang menentukan benar atau salah dalam perselisihan masyarakat.
- Tradisi turun temurun ini digunakan untuk menyelesaikan kasus hukum dengan melibatkan ritual khusus yang dianggap sakral.
- Proses Dolop melibatkan upacara memanggil roh leluhur dan berbagai tahapan untuk menentukan pihak yang bersalah.
Adat Dolop adalah salah satu tradisi sakral yang dimiliki oleh Suku Dayak di Kalimantan. Tradisi ini kerap digunakan sebagai cara untuk menentukan benar atau salah dalam sebuah perselisihan atau konflik yang terjadi di tengah masyarakat.
Hingga saat ini, Adat Dolop tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial Suku Dayak. Tradisi ini sering dipraktikkan dalam situasi tertentu yang membutuhkan penyelesaian melalui pendekatan adat, terutama ketika bukti atau saksi sulit ditemukan. Yuk, simak penjelasan detailnya di bawah ini!
1. Apa itu Adat Dolop?

Menurut situs resmi Kebudayaan Kemdikbud, Adat Dolop merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh kakek-nenek moyang terdahulu. Masyarakat Dayak percaya bahwa tradisi ini bisa menyelesaikan berbagai kasus hukum yang tengah terjadi di Dayak Tahil. Dolop sendiri adalah jalan terakhir dalam menyelesaikan sengketa.
Tradisi ini digunakan untuk menentukan kebenaran atau kesalahan seseorang berdasarkan kepercayaan yang diwariskan oleh leluhur. Prosesnya melibatkan ritual khusus yang dianggap sakral, mencerminkan kearifan lokal Suku Dayak yang masih bertahan hingga kini.
2. Proses Dolop

Saat melaksanakan Dolop, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan disepakati. Mulai dari denda yang akan diberikan kepada pelaku (bisa berupa harta benda atau hewan) hingga persiapan untuk pelaksanaan Dolop.
Ada pun beberapa hal yang dibutuhkan di antaranya adalah beras kuning, beras putih, beras hitam, kain kuning, bulu ayam, kayu lambuku, batang pisang, dan telur. Ini dia proses atau tahapan Dolop:
- Dimulai dengan pembukaan dan pengarahan oleh pengurus adat.
- Pengurus adat biasanya akan mengadakan musyawarah dengan melibatkan tokoh adat, kepala desa, polisi, dan tentunya pihak yang berperkara.
- Pengurus adat akan melakukan upacara untuk memanggil roh leluhur dengan beberapa bahan yang sudah disebutkan. Ada pun bahan-bahan itu nantinya akan ditancapkan di sungai sebagai penanda pelaku Dolop.
- Proses pemanggilan roh dilakukan dengan memukul batang pisang ke tanah selama 5 menit.
- Jika sudah diyakini bahwa leluhur hadir, maka ritual Dolop bisa segera dimulai.
- Kedua pihak yang berperkara akan dimantrai dan berikutnya menyelam sambil memegang batang pohon Kalambuku.
- Hasilnya adalah; pihak yang muncul lebih cepat ke permukaan sungai merupakan pihak yang bersalah.
3. Dilanjutkan dengan upacara adat Dawak

Selepas melakukan Dolop, biasanya dilanjutkan dengan upacara adat Dawak. Upacara ini berfungsi sebagai prosesi pembersihan jiwa untuk menghilangkan rasa dendam dan nafsu angkara.
Pihak yang berperkara akan menyiapkan seekor babi sebagai lambang pengusiran roh jahat. Dilanjutkan dengan menyembelih ayam putih sebagai lambang kesucian hati. Setelah itu, diharapkan tidak ada lagi dendam dan rasa tak puas.
Bagi suku Dayak, ritual Dolop bukan sekadar tradisi. Ritual ini juga merupakan sebuah bentuk sistem peradilan yang menjunjung kearifan lokal.