6 Bahaya Terlalu Mengejar Popularitas, Sudah Terkenal Lupa Daratan

Menjadi lebih terkenal daripada orang-orang di sekitar memang ada keuntungannya. Jika kamu mendapatkan perhatian lebih dari khalayak, kemungkinan untuk mengembangkan hidup menjadi lebih mudah. Usaha atau karyamu akan lebih dikenal orang. Apa saja yang dikatakan olehmu juga lebih didengarkan.
Maka tak mengherankan apabila sebagian orang begitu mendambakan popularitas. Apalagi dengan adanya media sosial yang makin memudahkan siapa pun untuk memiliki lebih banyak pengikut. Lain dengan era sebelum adanya medsos, jalan buat terkenal sangat sulit.
Kamu juga boleh ingin menjadi orang yang populer. Namun, pastikan dirimu tidak berlebihan dalam mengejar ketenaran karena justru dapat membahayakanmu. Usahakan peningkatan popularitas secara wajar sambil terus melakukan evaluasi. Juga miliki tujuan yang jelas serta positif. Terlalu mengejar popularitas bakal menimbulkan enam bahaya berikut.
1. Mau melakukan apa saja asalkan makin terkenal

Ketika siang dan malam kamu hanya memikirkan cara untuk menjadi orang terkenal, lama-lama pikiran seperti buntu. Dirimu bersedia melakukan apa saja asalkan bisa membuatmu lebih tenar daripada saat ini. Soal baik atau buruknya suatu cara tak lagi menjadi pertimbangan. Kalaupun kamu sempat merasa ragu, itu hanya sebentar.
Sayangnya, kemantapanmu bukan dengan mengurungkan niat mendapatkan popularitas dengan cara yang keliru. Namun, justru makin nekat melakukan apa pun demi lebih cepat terkenal. Kamu mungkin sulit menemukan ide buat lekas ngetop. Apalagi dengan relasimu yang terbatas.
Akan tetapi, berbahaya sekali jika tiba-tiba ada orang yang mendekati dan memanfaatkan ambisimu. Boleh jadi ia hanya hendak mencari keuntungan pribadi dari tawarannya. Namun, lantaran dirimu cuma fokus ke soal popularitas, kewaspadaanmu menurun. Kamu menerima saja segala ajakannya dan berujung jebakan. Penipuan yang merampas uangmu sampai eksploitasi seksual dapat terjadi.
2. Berlebih-lebihan dalam segala hal

Pelan-pelan kamu menyimpulkan bahwa untuk mencapai popularitas, dirimu gak bisa bersikap serba biasa. Gaya berpakaian, bicara, dan hal-hal lain terkait lifestyle-mu perlu dikerek supaya kamu terlihat lebih menonjol daripada orang-orang di sekitar. Meski awalnya ini cuma dimaksudkan buat menarik perhatian, lambat laun menjadi berlebihan.
Tentu saja, semua yang berlebihan tidak baik. Contohnya, makin banyak bicaramu makin besar pula peluang salah ucap. Perkataanmu boleh jadi kerap melukai perasaan orang. Demikian pula gaya hidup yang dinaikkan biar terlihat keren malah berujung kesulitan finansial.
Bahkan pemakaian media sosial secara berlebihan pun dapat membuat orang lain merasa terganggu. Khususnya jika unggahanmu tidak inspiratif serta dirimu membagikannya berkali-kali dalam sehari. Pun ketika kamu mulai berlebih-lebihan dalam hal apa pun, rasanya sulit sekali berhenti. Sampai dirimu tersandung masalah besar.
3. Lupa membangun kualitas diri

Ambisi yang begitu besar akan ketenaran tanpa sadar bikin kamu lupa tentang pentingnya kualitas diri. Kamu berpikir terkenal adalah segalanya. Jika kamu sudah berhasil tenar berarti kualitas diri pun pasti lebih tinggi daripada orang-orang yang gak populer.
Pemikiran begini amat menyesatkan. Popularitas yang dikejar dengan kualitas diri kurang bukan hanya sulit tercapai. Namun, kalaupun teraih, pasti cuma sesaat. Bahkan dalam masa yang singkat itu, keterkenalanmu justru mendatangkan keburukan yang lebih besar.
Misalnya, kamu baru mulai dikenal lebih banyak orang sudah bikin masalah. Rasa sombong cepat menguasai dan membuatmu berselisih dengan banyak orang. Seharusnya kualitas diri yang diutamakan. Bukan popularitas yang tidak menentukan baik atau buruknya kamu.
4. Mudah stres saat merasa kurang populer

Terlampau mengejar tenar sama dengan menciptakan beban psikis yang besar buat diri sendiri. Setiap saat kamu akan menilai, sudah seberapa terkenal dirimu? Dengan keinginan yang begitu kuat akan popularitas, kamu tidak pernah merasa cukup.
Selalu saja ada perasaan dirimu belum terkenal seperti si ini dan itu. Padahal setiap kali perasaan ini muncul, kamu langsung merasa stres. Dirimu lupa bahwa tentu saja bakal selalu ada orang yang lebih kondang daripada kamu. Dunia amat luas serta dirimu mustahil menjangkau setiap lipatannya.
Terlalu banyak orang di dunia ini yang gak pernah mengenalmu dan hidup mereka baik-baik saja. Akan tetapi, kamu memandangnya sebagai kegagalan besar. Keinginan akan popularitas menjauhkanmu dari hati serta pikiran yang tenang. Kamu terlalu sibuk membandingkan popularitasmu dengan orang lain.
5. Pansos ke orang beken, menjauhi teman lama yang biasa saja

Dalam rangka mencapai ketenaran, penting bagimu mendekati orang-orang yang sudah terlebih dahulu terkenal. Namun, proses berkenalan yang tidak alami dan hanya mementingkan diri sendiri membuatmu tampak sebagai penjilat. Sebaliknya, ada kecemasan ketika kamu bergaul dengan kawan-kawan lama yang biasa-biasa saja.
Mereka tidak populer atau memiliki impian yang sama denganmu. Dirimu takut tetap berdekatan dengan mereka bakal memudarkan auramu. Oleh sebab itu, kamu mulai menjauhi mereka dan memilih teman baru hanya berdasarkan tingkat popularitasnya. Kehadiranmu dalam hidup mereka gak menawarkan apa-apa.
Kamu berteman tanpa ketulusan, melainkan semata-mata karena adanya kepentingan pribadi. Dirimu hanya berusaha buat pansos. Jika kamu berhasil lebih terkenal setelah bergaul dengan mereka, tidak lama kemudian dirimu mencari teman-teman baru yang lebih beken lagi. Siklus mencampakkan kawan lama pun terulang kembali.
6. Gak siap dengan konsekuensi dari popularitas

Saat kamu belum terkenal, bayanganmu tentang popularitas selalu menyenangkan. Seperti dirimu senantiasa dipuji, didukung, dan berbagai kesempatan terbuka lebar untukmu. Akan tetapi, kenyataannya ketenaran tidak semanis itu. Ada harga mahal yang harus dibayarkan.
Bahkan tidak cuma dengan pembayaran di awal, melainkan juga sepanjang dirimu menjadi orang terkenal. Privasimu bakal berkurang drastis sebab setiap saat disorot orang. Kamu juga dituntut untuk lebih berhati-hati dalam segala hal. Sedikit saja dirimu berbuat salah lebih terlihat oleh orang-orang.
Pun mereka punya ekspektasi yang lebih tinggi pada figur yang terkenal. Walaupun tak sedikit orang yang pernah melakukan kesalahan sama sepertimu, penghakiman mereka tetap lebih keras padamu. Kian tenar dirimu, kian kamu dituntut buat sesempurna mungkin atau siap menghadapi celaan bertubi-tubi.
Mengharapkan popularitas tidak berarti buruk. Justru bila kamu dikenal oleh masyarakat luas, dirimu bisa berkontribusi lebih besar. Misalnya, dengan memberikan contoh yang positif agar ditiru. Akan tetapi, jangan menjadikannya sebagai tujuan utama dalam hidup. Baik kamu populer atau tidak, masih banyak peran yang dapat diambil dan bermanfaat bagi masyarakat.