Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, jasanya dalam mengajar dan mendidik anak muridnya patut untuk dihormati. Setiap kita pastinya memiliki kisah berbeda dengan para guru di sekolah, terlebih ada banyak guru yang mungkin pernah mengajar kita. Nah, gimana ya kalau kisah tentang para guru dijadikan dalam sebuah novel?
Di bawah ini ada beberapa novel yang bercerita tentang guru lho, dari mulai karya anak bangsa sampai novel terjemahan. Intip yuk, review singkat tentang novel bertema guru!
Guru terbaik adalah guru yang tak kenal lelah mencari cara agar muridnya mengerti.
Guru Aini menceritakan tentang kisah guru matematika bernama Desi Istiqomah, seorang yang pandai dan berpendirian teguh. Bu Guru Desi ditugaskan mengajar di daerah pelosok, di Pulau Tanjong Gambar. Ia akan bertemu para murid di pelosok yang masih minim fasilitas namun semangat mencari ilmu membara.
Lalu suatu hari ia dipertemukan dengan muridnya Aini, yang benar-benar belum paham mengenai matematika. Membaca buku ini akan membuatmu tersadar bahwa menjadi pendidik tidaklah mudah, lebih sabar dan telaten menghadapi para murid yang berbeda karakter. Novel ini terbit tahun 2020 dengan tebal 312 halaman.
Guru yang ikhlas adalah petani yang mencetak peradaban.
Buku Menjadi Guru Inspiratif memiliki tebal 186 halaman yang terbit tahun 2012 silam. Banyak pelajaran yang bisa kamu petik ketika membaca buku ini dan patut dibaca oleh pendidik, murid hingga orang tua murid.
Buku ini membahas tentang kisah suka dan duka menjadi seorang guru yang dianalogikan sebagai petani peradaban. Ada 14 tulisan kisah nyata penuh inspiratif yang sarat makna tentang guru, diambil dari berbagai pandangan dan latar belakang, sehingga ceritanya menambah luas pemaknaanmu mengenai guru.
Ibu Guru baik sekali pada saya selama bertahun-tahun ini. Sekarang saya mesti berpamitan.
Twenty Four Eyes atau Dua Belas Pasang Mata merupakan novel Jepang yang telah diterjemahkam ke dalam beberapa bahasa, termasuk Indonesia. Membaca kisah Miss Oishi dengan dua belas anak didiknya akan membuatmu terharu akan ketulusan mereka.
Novel ini bercerita tentang liku-liku kehidupan Ibu Guru Oishi yang harus mengajar anak-anak di Desa Nelayan dengan background tahun 1990-an. Apalagi dengan zaman perang dunia yang meletus, rakyat Jepang pun mengalami keguncangan, tak terkecuali anak-anak didik Bu Guru Oishi. Novel yang bercerita dari sudut pandang guru yang membahas tentang perdamaian ini mengajarkan kasih sayang antara guru dan muridnya.
Kehadirannya bukan sekedar mendidik, mengajar, namun juga menginspirasi muridnya. Tanpa keluh meski harus sering keluar peluh. Mengabdikan diri, membagi ilmu, memberikan pengetahuan tanpa batasan nilai dan pamrih. Mereka yang kita panggil guru layak mendapat lencana di kedua pundaknya.
Selanjutnya, ada buku yang terbit tahun 2013 dan memiliki 186 halaman yang berjudul Guru, Hidupmu Hanya Untuk Kami. Sebuah buku yang sarat akan nilai dan makna, cocok dibaca untuk memotivasi para guru dan supaya kita bisa mengapresiasi mereka.
Dalam buku ini terdapat 37 cerita pendek mengenai perjuangan guru-guru di pedalaman, di tulis berdasarkan kisah penulis yang merupakan salah satu relawan Indonesia Mengajar. Sehingga kisah maupun ceritanya lugas akan membuat kita terharu akan perjuangan dalam pengabdiannya.
Aku tidak menyukai perlakuannya dan berharap dia berhenti berlaku begitu. Aku merasa kasihan padanya. Meskipun begitu, dia tetap saja repot gara-gara aku.
Sebuah novel klasik dari Jepang berjudul Botchan mengisahkan tentang seorang pemuda yang berprofesi sebagai guru di Matsuyama, Shikoku. Akan tetapi, ia mengalami berbagai kesulitan saat menghadapi anak didiknya, bahkan mengenai sistem di sekolah tempat ia mengajar. Botchan sendiri merupakan panggilan tuan muda.
Novelnya memang tipikal lambat tapi semakin seri dibaca menuju ending, lho yang berjumlah 217 halaman Buku ini seolah memperlihatkan pendidikan intrik dari pendidikan di Jepang di masa lalu.
Dari ketujuh kisah di atas, membuat kita tersadar akan pengorbanannya. Dengan membaca kisah tentang guru, semoga bisa menambah rasa sayang dan hormatmu kepadanya, ya. Lalu, apakah kamu punya guru favorit?