5 Cara Menyederhanakan Masalah agar Tak Melebar ke Mana-mana, Tenang!

Saat kamu lagi ada masalah tentu perasaan menjadi tidak tenang. Akan tetapi, situasi bakal tambah buruk kalau persoalan tersebut melebar ke mana-mana. Masalah memang bisa menyerupai air.
Ketika debit air tinggi dan tidak berhasil dibendung maka akan membanjiri banyak wilayah. Dirimu harus mampu memgendalikan persoalan itu supaya yang kecil tak menjadi besar. Apalagi masalah yang cukup gawat menjadi kian rumit dan bikin kamu putus asa.
Masalah yang melebar ke mana-mana sering kali tanpa sadar disebabkan oleh diri sendiri. Persoalan ada di tanganmu. Kamu harus sangat berhati-hati baik dalam berucap maupun berbuat. Jaga masalah agar tetap seperti di awal dengan lima cara ini.
1. Membatasi orang yang tahu

Ketika kamu ditimpa persoalan, ini bukan waktu yang tepat untukmu sibuk mencari perhatian. Tidak salah bila dirimu merasa butuh teman bicara. Namun, jangan membicarakan masalahmu ke semua orang.
Ini bukan bahan obrolan ringan yang perlu diketahui setiap orang. Terlebih dirimu berkoar-koar di media sosial seakan-akan penting untuk mereka mengetahuinya. Untuk sesaat kamu mungkin akan kebanjiran simpati.
Tapi itu tidak benar-benar penting dalam penyelesaian masalahmu. Malah tambah banyak orang yang tahu, tambah besar juga risiko mereka ikut campur. Atau, sebagian orang sebatas kepo dan membuatmu lelah menjawab pertanyaan. Cukup kasih tahu persoalanmu pada orang terdekat atau yang barangkali dapat membantu.
2. Fokus pada apa yang terjadi, bukan perasaanmu

Bukannya perasaanmu tidak penting. Toh, kamu juga tak bisa melepaskan aspek emosi dari diri. Akan tetapi, bila kamu memperturutkan perasaan tidak bakal ada habisnya. Justru kian dirimu mengikuti apa yang dirasakan bisa tambah sakit.
Contoh, pasangan mengatakan bahwa mulai sekarang dia gak mau lagi memanjakanmu. Ia ingin kamu lebih mandiri. Hatimu barangkali sakit sekali saat mendengar dan mengingat ucapan itu. Tambah kamu memikirkannya tambah besar pula kekesalanmu padanya.
Padahal bila dirimu fokus pada isi perkataan pasangan sebetulnya juga tidak salah. Memang selama ini kamu terlalu manja. Tentu dia lama-lama capek. Pun kemandirianmu sesungguhnya lebih penting untuk kamu sendiri. Bukan sekadar ia tak mau lagi direpotkan olehmu.
3. Usahakan pertemuan langsung sesegera mungkin

Ada kecenderungan dua orang yang terlibat masalah malah enggan bertemu. Biasanya karena perasaan gengsi. Takutnya siapa yang pertama minta bertemu disamakan dengan pengakuan sebagai pihak yang salah dan harus minta maaf.
Tapi pertemuan secara langsung merupakan cara yang paling efektif buat mengurai benang kusut persoalan. Komunikasi tatap muka kasih efek yang berbeda dengan telepon atau chat. Kalian bakal saling melihat ekspresi masing-masing.
Perkataan menjadi tidak mudah disalahpahami. Begitu kamu melihat raut ketidakpuasan di wajahnya, dapat langsung melakukan klarifikasi. Demikian pula sebaliknya. Dorong dirimu untuk mengajaknya duduk semeja dan bicara baik-baik. Banyak persoalan tak serumit kelihatannya selama orang-orang yang terlibat masih bersedia berjumpa.
4. Arahkan diri ke solusi dengan pertanyaan, selanjutnya bagaimana?

Kalau masalah belum muncul, dirimu masih bisa mencoba berbagai langkah antisipasi. Akan tetapi saat persoalan kadung terjadi, terpenting ialah kamu menemukan solusi. Jangan terjebak berlarut-larut mempertanyakan kenapa ini bisa terjadi?
Tentu pertanyaan seperti itu sering otomatis muncul. Menelusuri penyebabnya juga dapat memudahkanmu mencari pemecahan masalah. Tapi cari tahu secukupnya saja. Bila berlebihan, kamu justru dapat mengambinghitamkan orang-orang.
Padahal, adanya kambing hitam pun tidak akan mengakhiri persoalan tersebut. Arahkan pikiranmu ke depan, bukan ke belakang. Pertanyaan tentang kelanjutannya mendorongmu memikirkan solusi terbaik. Kamu perlu melangkah maju. Hemat energimu dengan tidak membuangnya buat memikirkan masalah, melainkan jalan keluarnya.
5. Jika pikiran terlalu kusut, ikuti saran paling simpel selama gak buruk

Namun, tidak dimungkiri memang mencari solusi atas permasalahan bisa gak mudah. Apalagi dengan keterbatasan pengalamanmu. Nekat mengambil langkah sendiri malah dapat membawamu dalam persoalan baru. Inilah saatnya mencari saran dari orang-orang yang tepercaya.
Prinsipnya tetap sama dengan poin pertama. Hanya orang-orang tertentu yang boleh mengetahui masalahmu. Mereka adalah orang terdekat atau seorang ahli di bidang yang sesuai dengan masalahmu. Seperti persoalanmu tentang uang, maka dirimu menemui konsultan keuangan.
Ketika dirimu sudah gak mampu berpikir jernih, tidak ada salahnya mengikuti saran mereka. Pilih saran yang paling mudah dijalankan selama itu bukan keburukan. Dirimu sedang gak mampu berpikir yang rumit-rumit. Nanti setelah permasalahanmu berkurang baru kamu menentukan sendiri langkah berikutnya.
Menjaga masalah biar tidak membesar dan menyebar ke mana-mana butuh kesadaran yang tinggi. Meski rasanya dirimu ingin bercerita ke semua orang, ini bukan sikap yang bijak. Persoalan apa pun sebaiknya hanya dibicarakan dengan orang yang tepat.