5 Ciri Kamu Miliki Emotionally Unavailable, Perasaannya Sulit Terbaca!

Emotionally unavailable merupakan suatu kondisi emosional dan mental seseorang, di mana mereka tidak mau terbuka untuk berbagi perasaan dengan orang lain. Alhasil, itu membuat perasaan mereka sulit dibaca dan cenderung memiliki ketakutan terhadap kedekatan atau intimasi.
Meskipun terkesan tertutup, tapi sebenarnya orang-orang yang memiliki emotionally unavailable ini berusaha mendekatkan diri kepada orang lain. Sayangnya, tidak semua orang paham dengan sifat emotionally unavailable. Jadi, banyak dari mereka yang akhirnya salah paham dan marah saat berhadapan dengan orang-orang yang memiliki sifat tersebut.
Oleh karena itu, berikut lima tanda yang menunjukkan seseorang memiliki emotionally unavailable. Diharapkan dengan membaca artikel ini orang-orang tidak akan bingung lagi bagaimana cara untuk menghadapi mereka yang memiliki sifat emotionally unavailable.
1. Menghindari komitmen dengan orang lain

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa orang yang memiliki emotionally unavailable memiliki ketakutan terhadap kedekatan atau intimasi. Akibatnya, mereka sangat menghindari adanya komitmen dalam suatu hubungan.
Penyebabnya bermacam-macam, dimulai dari pengkhianatan hingga perilaku toxic yang pernah diterima di hubungan sebelumnya. Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk menjalin hubungan tanpa status. Ketika hubungan berubah menjadi lebih serius, mereka akan menjauhinya.
2. Tidak konsisten

Namanya juga seseorang dengan emotionally unavailable, sudah pasti sifat dan tindakannya kerap tidak konsisten dalam berbagai hal. Bisa jadi hari ini dia sangat menyukai sesuatu, tapi esok hari dia bisa bersikap biasa saja terhadap situasi tersebut.
Bahkan jika mereka terlibat hubungan asmara dengan orang lain, seseorang dengan emotionally unavailable membutuhkan waktu cukup lama untuk membalas pesan yang dikirimkan oleh pasangannya. Bagi orang lain yang tidak mengetahui tentang emotionally unavailable, situasi ini pasti akan sangat membingungkan dan menimbulkan kesalahpahaman.
3. Bersikap sangat tertutup

Sikap orang yang memiliki emotionally unavailable sangat tertutup. Mereka enggan menceritakan masalah pribadi atau mengekspresikan perasaannya kepada orang lain, tak terkecuali orang-orang terdekatnya. Karena menurut mereka kedua hal tersebut adalah suatu bentuk kelemahan.
Sikap orang yang memiliki emotionally unavailable inginnya menjalani hidup yang bebas dalam mengekspresikan emosi. Mereka tidak akan pernah mau memberikan nasihat kepada orang lain terlebih lagi mendengarkannya.
4. Tidak pernah mau hadir untuk orang lain

Sebagai orang yang memiliki emotionally unavailable, percakapan emosional pasti sangat mereka hindari. Bahkan jika kamu ingin curhat sekaligus membutuhkan saran atau hanya ingin ditemani melewati saat-saat emosional, mereka akan mencari seribu alasan untuk menghindari keinginanmu.
Jika pun akhirnya orang yang memiliki emotionally unavailable bersedia meluangkan waktu untukmu, pasti mereka akan mencoba mengubah topik pembicaraan atau bahkan tidak mau menanggapi percakapan emosional tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha mereka untuk meminimalkan perasaan emosi yang kamu rasakan.
5. Tidak mempercayai orang lain

Tak jarang orang yang memiliki sifat emotionally unavailable kerap menunjukkan sikap defensif berupa tidak mempercayai orang lain. Sikap defensif sendiri merupakan sebuah sikap bertahan.
Bagi orang-orang dengan sifat emotionally unavailable, mempercayai orang lain adalah tantangan sulit. Maka dari itu, mereka pada akhirnya lebih memilih menghindari adanya hubungan sosial dengan orang lain.
Biasanya orang yang tidak mudah mempercayai orang lain, karena dia memiliki attachment issue atau pola asuh masa kecil. Di mana hal itu membuat mereka merasa seperti tidak diinginkan, tidak mendapatkan dukungan, dan kurang kasih sayang maupun dukungan.
Jika kamu atau orang yang kamu sayangi menunjukkan tanda-tanda emotionally unavailable dan merasa tertekan, hingga berdampak buruk pada hubungan sosial dengan orang lain, mungkin pilihan untuk menemui profesional di bidangnya dapat memberikan solusi yang bermanfaat. Jadi, diharapkan hubungan sosial dengan orang lain bisa kembali membaik.